Ekstra Part [2] 'Pergi Untuk Kembali'

22.3K 1K 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-The Knave Boy-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-The Knave Boy-

Siang ini, Murid-murid SMAN 27 Jakarta telah selesai melaksanakan ujian nasional selama empat hari dan akan melakukan pesta usainya masa abu-abu. Mulai dari nyanyi bersama, menerbangkan balon, serta coret-coret seragam.

"Buat kalian wajib pegang balon satu-satu," ucap Arsen yang berdiri di depan lapangan sambil memegang satu balon berwarna biru muda.

"Jangan lupa tempel kertas di balonnya dan tulis keinginan kalian untuk kedepannya."

Berbeda dengan Dipta yang berjongkok sambil memegang satu balon helium dengan wajah sedihnya. Dia seperti pengemis yang minta belas kasihan dan kekurangan makan.

Dipta melirik ke ujung lapangan di mana Alaya yang tengah melamun. Memang hari ini adalah hari paling menyedihkan bagi seluruh murid. Namun bagi Alaya dan Dipta ada dua yang ia sedihkan.

Pertama, ia akan berpisah dengan teman-temannya dan berpisah demi masa depan. Kedua, Dipta sore ini akan langsung terbang ke negara kelahirannya untuk mengurusi surat pundahnya dari Indonesia ke Milan dan Dipta akan menetap di sana.

Simon berdecak kesal. "Bangun kau," ucapnya.

"Si goblok nahan tai?" tanya Bimo kesal kepada Dipta.

"Bacot."

Setelah merasa enek dengan ucapan kedua temannya. Dipta berpindah tempat mendekati Alaya yang masih membisu beda dari teman-temannya.

"Yang," sahut Dipta. "Yang haus, yang haus," ucap Dipta teralih.

Alaya menoleh lemas. "Ada apa?"

Tangan Dipta mengambil balon dari tangan Alaya. Lalu pita yang mengambai dari balonnya ia ikat menjadi satu.

Balon milik Dipta dan Alaya kini terikat menjadi satu. Setelah itu. Dipta menuliskan sesuatu di kertas.

Alaya jangan sedih nunggu gue empat tahun. Tunggu Mas-mu ini mapan!

TTD

Mas Dipta.

Senyum Alaya seketika mengembang cepat. Dipta merasa bahagia dapat membuat Alaya melupakan sejenak tentang kepergiannya nanti sore.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang