Mencintaimu sungguh mudah. Semudah satu, dua, dan tiga.
-The Knave Boy-
Tidak hentinya gadis cantik ini mengulum senyum manisnya saat melihat satu cowok tengah bersandar di badan mobil sambil tertidur berdiri. Ternyata dia sudah pulang terlebih dahulu dan menunggu Alaya pulang. Dipta memang satu cowok yang penuh kepalsuan soal rasa.
Alaya tidak mengerti lagi. Banyak sekali adik kelas yang mencoba modus berlalu lalang dihadapan Dipta dan sesekali memanggil centil kepada cowok itu. Apa ini rasanya punya cowok nomor satu di sekolah?
Dia menghampiri Dipta yang sedang asyik memejamkan matanya. Saat melihat wajahnya jika tertidur memanglah Dipta sangat tampan.
"Dipta!"
Dia terkejut setengah mati. Dan membulatkan matanya sempurna saat Alaya membangunkannya dengan secara tidak halus.
"Lo gila? Kalau gue jantungan gimana?"
Alaya menyengir kuda tanpa merasa bersalah. "Iya, lo mati."
"Terus?"
"Gue sedih, dong."
"Pacar gue mati,"
"Tanpa gue kagetin tadi. Akhir-akhir ini lo lagi jantungan," ucap Alaya sambil menggigit bibir bawahnya. Cowok itu sangat tampan jika terus dilihat.
"Karena apa?"
"Karena ketemu gue."
"Emang,"
"Sama dong." Kedua tangan Alaya mengambang sesaat membuat Dipta terkejut saat dia mencubit kedua pipinya.
Semanis itukah Alaya sekarang?
🍁🍁🍁
"Waffle eskrim enak."
"Aaa, ada matcha latte."
"Terus ada nasi goreng cikur, kayak buatan mama gue."
"Tuhkan ada steak daging."
Dipta memijat dahinya perlahan, sudah hampir lima belas menit Alaya memilih menu tanpa memesan. Dan ia hanya bilang ini enak, tapi tidak memesannya. Memang sialan gadis itu selalu membuat Dipta pusing tujuh keliling.
"Jadi lo mau pesen apa?"
"Pusing kepala gue, liat lo bilang enak."
"Tinggal pesen semuanya. Apa susahnya?"
"Mbak." Dipta mengangkat tangannya memberikan isyarat kepada satu wanita yang sedang berdiri dan dengan cepat dia menghampirinya.
"Saya pesan satu waffle eskrim, satu matcha latte, satu nasi goreng cikur, satu steak daging."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knave Boy
Teen Fiction[END] [BOOK 1 : Dipta dan Alaya] Si Dipta, bule Milan asli Jawa. Bukan badboy, tapi dia knave boy yang mengartikan bajingan. Dengan teori lima menit berpacaran kemudian putus dengan sosok gadis cantik untuk menghindari adik kelas yang terus mengej...