BAB 38 : Alessio

15.8K 907 100
                                    

Jangan percaya dengan kata te amo, eh taunya te ucing, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan percaya dengan kata te amo, eh taunya te ucing, hehe.

-The Knave Boy-

   Ruangan besar seperti markas mafia penuh dengan erangan Dipta. Menurut Dipta, ruang bernuansa merah darah ini menjadi tempat yang paling keji. Di mana David selalu berulah. Serta merasa jijik ada foto David terpampang besar di tembok, karena dia panutan para anggotanya.

   "Lepasin! Argh!" Dipta memberotak keras agar tangannya di lepaskan oleh satu lelaki berbadan besar yang lebih dari ukuran tubuhnya.

  Sudah banyak keringat yang ia keluarkan agar terlepas dari semuanya. Tapi hasili nihil, tidak bisa. Dipta teriak di hadapan lelaki terjahat yang selalu ia kenal selama ini.

  David dengan santai tertawa kecil lalu dia berdiri di depan Dipta yang sudah pasrah akan semuanya.

  David Alessio. Ketua mafia cosa nostra, lelaki yang paling Dipta takuti sedari dulu. Dia adalah manusia jahat yang pernah diciptakan oleh Tuhan.

  "Ternyata perjanjian kita belum selesai," ucap David.

   Kepala Dipta menggeleng-geleng. Perjanjian itu sudah selesai. Tidak ada lagi ikatan keluarganya dengan keluarga Alessio. Sekarang dia bilang semua itu belum selesai, apa maunya?
  
  "Di balik sikap baik kamu ke anak saya, ada maksud busuk yang terpendam," kata David yang fasih berbicara bahasa Indonesia.

  David memang lahir di Indonesia. Namun setelah dia beranjak dewasa menemukan sosok istri, seorang anak dari ketua mafia di Milan. Mereka menikah dan pernah tinggal beberapa tahun di tanah air sewaktu Sheren kecil.

   "Kita sudah tidak ada ikatan lagi! Arghh!" teriak Dipta hampir membuat pita suaranya putus.

  Lelaki menekan satu tombol remote yang sudah ada di tangannya. Kemudian, di layar putih terpampang jelas satu video membuat Dipta menangis, dan terus memberontak.

  "Papa kamu terlalu hebat, memanipulasi kejadian ini," ucap David sambil bertepuk tangan lalu mematikan tayangan itu.

  "Bukti yang kuat untuk mempermasalahkan hal ini kembali ke polisi."

  Seketika perasaannya pecah. Jantung Dipta berdetak cepat, rasanya kepalanya ini ingin meledak.Semudah itukah David menemukan video sebenarnya?

   "Otomatis Papa kamu terancam masuk penjara atau kamu sendiri yang akan masuk penjara," suara David penuh dengan penekanan.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang