BAB 29 : Heartbeat

16.9K 1K 69
                                    

Emang paling tengil, tapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emang paling tengil, tapi... Argh! Gakuku pokoknya...

-Alaya-

-The Knave Boy-

"Dipta, bisa goyang dua jari?"

Lantunan lagu yang berdentum keras di dalam mobil lelaki ini serta bass yang membuat telinga ingin pecah. Pada faktanya lagu ini sedang terkenal di mana-mana, dan terkesan menjijikan bagi orang yang tidak suka.

Begitu dengan Alaya bergidik geli melihat kekasihnya yang sedang goyang dua jari dengan matanya yang merem melek.

"Kanan kiri, kanan kiri, puter-puter jari." Dipta mengeluarkan suaranya menyanyikan dari beberapa bait lagu.

Sambil menikmati macet di Jakarta. satu lelaki itu berperilaku gila dihadapan Alaya. Bukan Dipta kalau tidak bisa bergoyang lentur dangdut, walaupun dia keturunan bangsa asing tapi masih mencintai produk indonesia, dangdut terenak sepanjang masa.

"Kamu keracunan apaan, sih?" tanya Alaya seraya bercih najis.

"Kenapa? Kali aja buat lo seneng. Lo nggak-"

"Nggak, jijik."

Dipta mematikan musiknya. Ia takut Alaya marah, dan kembali fokus menyetir melupakan goyang dua jarinya, padahal itu bisa menghilangkan stressnya.

"Gue suka heran. Kenapa cewek gue masih bandel," curhat Dipta menoleh ke arah Alaya, begitupun dengan Alaya menoleh kepada Dipta.

Alaya mendelik. "Bandel? Aku nggak konsumsi narkoba."

"Bego emang, Jelas-jelas dia bukan pacar lo, dan lo masih berani jalan sama cowok lain?" tanya Dipta geram. Sejujurnya ia ingin marah tapi dirinya masih menghargai Alaya, karena ini pertemuan pertama setelah lama mereka tidak bertemu.

"Gimana kalau Sello suka sama lo?"

"Ya Tuhan...Alaya, pacar lo siapa, sih?"

Dia menuntut banyak pertanyaan membuat Alaya pusing tujuh keliling. Ia kira Dipta akan berubah menjadi seperti para oppa korea yang bersikap manis, ternyata tidak.

Memang sialan, lelaki romantis itu mungkin hanya di drama korea, tidak ada di dunia kenyataan. Dipta pun lelaki yang terlahir kasar omongannya bahkan ke kekasihnya pun dia masih berani mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.

"Kak Sello ngajak refreshing. Apa salahnya? Dan kamu tahu otak aku butek?"

Alaya menarik napasnya dan melanjutkan ucapannya yang masih belum selesai. "Otak aku kotor terus mikirin kamu."

"Salah, bodo amat lo tetap salah, Alaya."

Dipta kekeuh, apapun itu tetap salah. Dipta melirik kembali Alaya yang sedang diam. "Dia kakak gue, kalau mau main di belakang sama cowok lain. Jangan Sello,"

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang