Special Chapter #3

21.1K 982 33
                                    

Jadi mau sprint update soalnya mau publish The Knave Girl : Untuk Alaya

Kira-kira mau pada baca nggak, yaa?

Follow my Instagram
@Auliasyff

----

Alaya : Dip

Alaya : Dipta

Alaya : Sibuk banget?

Alaya : Aku anak Hubungan Internasional aja nganggur. Anak hukum lagi sibuk ya?

Alaya : udah tiga hari loh nggak ada notifikasi yang masuk dari kamu

Alaya : Nggak lagi selingkuhkan, Dip?

Alaya : Mungkin kamu lupa

Alaya : DIPTA!

Alaya : Aku Rindu

Dipta menyunggingkan senyumannya sedikit. Dia amat merasa bersalah tidak memberi kabar kepada gadis ini.

Suasana di kota Milan sangatlah berbeda dengan di Indonesia. Di sini terasa lebih tenang dan tidak bising. Apalagi semarang sedang musim dingin jadi kuliah diliburkan betapa senangnya. Dipta sangat menyukai hal ini namun harus berjarak jauh dengan Alaya.

Sudah hampir dua tahun. Alaya dan Dipta berpisah dan tidak bertemu. Tersisa dua tahun lagi untuk Dipta pulang ke Indonesia bertemu dengan Alaya. Rasanya tidak sabar ingin memeluk erat dan membawa Alaya satu atap rumah.

Hubungan jarak jauh itu tidak enak. Sekali mereka itu hanya bertatap muka itu pun hanya lewat dari video call tidak ada cara lain dari cara itu.

Dipta memampangkan ponselnya ke depan wajahnya. Hanya menunggu beberapa detik telepon video itu terangkat oleh Alaya.

"Bojoku!" pekik Dipta heboh.

'Apa sih bojo-bojo.'

Dipta terkekeh. "Bojo itu istri. Itu bahasa Jawa sayang,"

'Jadi masih inget bahasa Jawa?'

'Kita belum nikah, jangan lebay.'

"Inget dong." Dipta merindukan Alaya. Menurutnya, gadis itu makin terlihat cantik dan dewasa beda tampangnya yang sudah tidak seperti anak SMA lagi.

"Coming soon, doain ya," ucap Dipta sambil menjulurkan lidahnya.

'Iya, jadi selama tiga hari kamu kemana?'

'Iya, jadi selama tiga hari kamu kemana?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hibernasi di musim dingin."

Hari ini memang terasa dingin karena suhu udara di kota Milan hampi dua derajat. Tapi Dipta merasakan apartemennya ini panas dan bau. Pada akhirnya Dipta memilih bertelanjang dada.

The Knave BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang