-Salam manis yang terakhir dari Mas Jawa dan Alaya-
-The Knave Boy-Hari terus bergulir. Alaya yang semakin terpuruk karena Dipta belum ada perkembangan dari awal, dia masih mencoba melawan masa kritisnya.
Setiap hari Alaya memanjatkan doanya kepada Tuhan agar memberikan yang terbaik untuk Dipta. Tapi kali ini sang maha kuasa tidak mendengarkan doanya, sudah satu minggu lebih Dipta masih tertidur tanpa sadar.
Alaya berjalan di tengah koridor sekolah. Hari ini ia akan langsung pergi ke rumah sakit menemui lelaki itu. Alaya berharap akan ada keajaiban untuk hari ini.
"Alaya," panggil Arsen dari arah belakang.
Gadis cantik ini menghentikan langkahnya lalu menoleh melihat Arsen. "Arsen?"
Tangan Arsen terulur panjang ke hadapan gadis ini. "Selamat ulang tahun," ucap Arsen.
Alaya berdecak kesal. Dia sudah melupakan hari istimewanya, sampai tidak sadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunya.
Alaya tersenyum manis. "Thanks, Sen," ucap Alaya.
Dengan rasa terima kasih Alaya membalas jabatan tangannya. Setelah itu, Alaya ingin beranjak pergi namun dengan cepat Arsen menahannya.
"Gimana kalau kita beli es krim di pinggir taman pertigaan dekat sekolah?" ajak Arsen tanpa keraguan.
"Sorry, Gue nggak bisa."
Alaya membalikan badannya lalu baru beberpa langkahnya maju dengan cepat Arsen menahan serta menarik lengannya.
Arsen memohon. "Sekali aja," pintanya. "Lo mau ke rumah sakit?"
"Iya."
"Nanti gue antar, tapi gue mohon sekali ini aja,"
Alaya berdeham kecil lalu mengangguk. "Oke."
Dan Arsen tersenyum senang.
🍁🍁🍁
Mata teduhnya menatap ke atas awan. Hari ini terlihat mendung akan turun hujan serta angin yang berlalu lalang dengan kencang membuat tubuhnya sedikit merasa kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Knave Boy
Teen Fiction[END] [BOOK 1 : Dipta dan Alaya] Si Dipta, bule Milan asli Jawa. Bukan badboy, tapi dia knave boy yang mengartikan bajingan. Dengan teori lima menit berpacaran kemudian putus dengan sosok gadis cantik untuk menghindari adik kelas yang terus mengej...