Storms

37.2K 907 19
                                    


Suara jeritan begitu menggelora ketika kapal pesiar yang ditumpangi segelintir orang kaya dan terpandang tengah terombang-ambing karena badai tengah berlangsung meluluh lantakkan kapal mewah itu sekehendak dan kapanpun yang ia mau.

Seluruh harta tidak terpikirkan lagi. Semua orang di kapal layar itu sedang dilanda panik akut. Banyak yang berdoa di penghujung kematiannya, namun ada juga yang masih menyelamatkan harta benda, bertengkar, dan mengirimkan pesan terakhir. Sedangkan kapten kapal masih sibuk mencari sinyal agar dapat melaporkan posisinya untuk meminta bantuan.

Tetapi alarm darurat lebih dulu berbunyi. Tambah paniklah orang-orang di atas kapal itu, mereka berlarian kesana-kemari seperti semut yang memakai barang-barang mahal jika di lihat dari ketinggian 1000 ft.

Percuma. Apapun yang orang-orang itu lakukan tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari badai yang mematikan tersebut. Kecuali jika Tuhan memberikan kesempatan bagi mereka, tetapi pertanyaan besarnya maukah tuhan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang suka menghardik seseorang yang kurang beruntung dibanding mereka?

Disamping orang-orang yang tengah sibuk dengan kepanikan yang melanda, di satu sisi nampak seseorang berdiri di dek kapal sambil merentangkan kedua tangannya, menunggu sang pencipta mengambil sisa hidupnya.

BUKK seorang wanita menabrak punggungnya "maaf!" Ujar wanita itu menyesal.

"Apa yang kau lakukan itu sudah tidak ada gunanya" ucapnya remeh ketika melihat si wanita kesana-kemari kebingungan.

"Maaf?" Wanita itu menatap lawan bicaranya tidak suka.

"Aku bilang lebih baik kau berdoa seperti munafik-munafik itu" entengnya setelah mengatai orang-orang kaya yang tengah ketakutan itu, entah takut kehilangan kesenangannya di dunia atau takut akan mempertanggung jawabkan dosa-dosanya setelah ini.

Menurutnya orang-orang itu mengingat Tuhannya hanya ketika sedang dilanda kesusahan, jika hal sebaliknya menimpa mereka niscaya mereka akan lupa siapa yang memberi kenikmatan itu dengan berkata 'aku seperti ini karena kerja kerasku' cihh..

"Maaf ya tuan saya tidak ada masalah dengan anda jadi, tolong jaga ucapan anda" ucapnya berpaling meninggalkan orang yang menurutnya sangat songong tersebut. Dalam keadaan seperti ini mereka masih sempat-sempatnya bertengkar saat semua orang bingung dengan apa harus menyelamatkan diri.

Suara petir dan geludug bersahutan ria menemani suasana mencekam orang-orang kaya. Seketika kilat menghantam kapal mewah itu dan memadamkan seluruh cahaya. Kini yang tertinggal hanya kegelapan, dari sudut terlihat sedikit Cahaya buatan alam. Sedikit demi sedikit cahaya itu semakin terang dan makin nanpaklah itu adalah percikan api akibat konsleting.

Badai, gelombang, kegelapan, dan kebakaran. Membuat tidak tahunya tujuan berlayar kapal tersebut. Suara-suara teriakan pilupun kembali terdengar saat ombak kembali mengombang-ambingkan manusia-manusia di atas kapal pesiar itu.

Tak lama keberadaan kapal itupun menghilang dari diteksi GPS pusat pelayaran. Kapal itu sudah tenggelam di kedalaman samudra yang membentang luas dengan posisi pastinya tidak diketahui karena bencana ini terjadi saat malam hari.

To be Continued

Jgn lupa vote dan Comentnya, terima kasih..

After The Storms END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang