"Lo serius Gam? " tanya panik Dewa saat mengetahui seorang Agam Aldridge ingin membeli coklat untuk seorang gadis.
"Gue serius bego, emang kenapa sih. Emang ada larangannya seorang Agam ngasih coklat ke cewek" ungkap Agam.
Bukannya tidak boleh, tapi takutnya nanti malam ada gempa, kalau seorang Agam ngasih coklat.
Biasanya mereka lah yang berlomba-lomba memberi Agam coklat yang lainnya.
"Kalau boleh tau ceweknya yang mana Gam" selidik Raga, walau sedari tadi ia diam, namun ia juga mendengarkan.
"Lo tau kan, waktu kita di kantin, ada cewek yang kasih sesuatu sama si Darrel" ucap Agam yang menyeruput jusnya.
Dewa dan Raga sedikit berpikir, "oh inget gue, cantik sih, cantik banget malah. Tapi gue kaya gak pernah liat dia gitu sebelum nya, dia juga kayaknya bukan anak berprestasi " balas Dewa.
"Betul tuh, dia itu kaya nyembunyiin diri di sekolah ini, bahkan dia gak ngejar-ngejar lo kan, gak seperti seluruh siswi yang lain" timpal Raga.
"Terus namanya siapa? " tanya Dewa dengan antusias.
"Carramel, unik bukan, dia itu dingin banget orangnya, cuek setengah mati" ungkap Agam.
Dewa dan Raga mengangguk penasaran, ia sangat ingin tahu, bagaimana cewek yang sudah membuat seorang Agam bertekuk lutut.
"Tapi awas lo, jangan ada yang suka sama dia, gue klaim dia milik gue"
***
"Mau kemana kamu? " tanya Camela Airin Skriver ibu Carra yang sedang berkutat dengan laptop nya.
"Main"
"Pulang jangan terlalu malem"
"Iya" jawab Carra singkat, hanya itulah perhatian seorang ibu terhadap Carra tanpa ada sedikit basa-basi nya.
Carra tersenyum miris mengingat perlakuan orang yang disebut IBU itu.
Setelah memakai sepatu, Carra pun segera menyambar kunci mobil nya.
"Non Carra mau kemana? " tanya bi Lasti selaku asisten rumah tangga.
"Main bi" jawab Carra yang memanaskan mesin mobil nya,
"Kalau abis isya, anak gadis pamali keluar rumah non, bahaya" nasihat bi Lasti yang hanya dibalas senyuman oleh Carra.
"Bahaya nya juga takut sama Carra bi" canda Carra, hati Carra sedikit mencair, setidaknya ada seseorang yang memperhatikannya, walau hanya pembantu.
"Carra pergi yah bi, nanti kalau mamah nayain aku, bilangin aku pulang malem.. pagi-pagi aku pulang ko, aku mau nginep di rumah Ariana "
**
Dengan kecepatan sedang Carra membelah jalanan kota Jakarta dengan suara mobil yang sedikit bising.
Keadaan macet menjadi makanan sehari-hari warga Jakarta.
Begitupun yang dialami Carra, bahkan tangan gadis itu sedikit gatal. Bagaimana pun ia tidak ingin terlambat.
Ia ada pekerjaan malam ini, pekerjaan yang harus segera di tunaskan.
Carra yang menatap tajam jalanan pun teralihkan oleh getaran hp nya.
"Iya Lex" jawab Carra.
"Lo dimana udah telat nih"
"Sory, biasa kena macet"
"Kita udah pada ngumpul, lo cepetan, kita udah harus cepet beresin"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Girls [END]
RomanceAgam Aldridge : Dia itu cantik, tapi nolak mulu, ucapannya selalu kasar, selalu menghindar. Carramel Skriver : Dia itu Ribet. Ditulis tanggal 21 Maret 2018 Selesai tanggal 20 Oktober 2019