Bagian -16

11.3K 479 3
                                    

Carra duduk disofa ruang tengah, dihadapan Carra ibunya tengan berdiri dengan tatapan tajam.

Carra menggela napas saat ibunya memberikan amplop coklat diatas meja, Carra kemudian membuka amplop itu.

Mata Carra terbelalak kaget melihat isi photo yang menampakan dirinya bersama Agam.

Carra sudah menduga.

"Sampai kapan kamu berhubungan dengan lelaki itu, mamah sudah cukup peringatin kamu waktu itu" ucap Camella dengan menatap Carra.

"Gak perlu suruh orang buat ngikutin Carra terus mah" ucap Carra mengontrol emosinya.

"Kamu itu gak pernah kapok atau gimana, mamah sudah peringatin kamu Carramel Nattasha, apa kamu mau kejadian 2 tahun yang lalu terulang lagi" ucap Camella dengan senyum licik.

Mata Carra berkaca-kaca, teganya ibunya mengungkit masa lalu itu.

"Jangan seret Agam kedalam masalah kita, Carra mohon , dia gak tau apa-apa mah" ucap Carra menahan tangisnya.

Jujur saja inilah alasan kenapa ia sangat membenci Agam karna sudah berani masuk kerumah nya.

Sebenarnya ini hanya demi keselamatan lelaki itu.

"Ini semua terjadi karna mamah, papah mati karna mamah, dia pergi juga karna mamah, mamah emang orang paling jahat" ucap Carra yang langsung berlari ketangga untuk ke kamarnya.

"Apa yang kamu katakan..." teriak Camella , ia cukup syok mendengar kata-kata yang baru saja anaknya katakan.

Sebenarnya Carra sudah salah paham.

**

"Kerumah Carra gak yah... hari ini kan weekend pasti Carra mau diajak jalan, tapi kan dia pasti nolak, gimana dong.." ringis Agam didepan cermin.

Ia benar-benar ingin menemui gadis itu, namun kemungkinan besar ia akan kembali ditolak.

"Ini anak papah kenapa sih..'' ucap Gama yang bersandar dipintu, ia cukup kesal mendengar putranya mengomel sendiri.

"Sini deh pah.." ajak Agam menepuk sofa dikamarnya, kemudian mereka duduk.

Agam kemudian menghela napas.

"Gini..kan agam suka sama cewek, suka nya itu bukan suka-suka kayak biasanya..mmm, pokonya suka banget deh"

"Terus" ucap Gama dengan menaikan sebelah alisnya, ia kemudian menyilangkan kedua tanganya, cerita Agam sepertinya cukup menarik.

''Nah ceweknya itu ... mm, selalu nolak Agam, kapanpun dan dimanapun ka-.."

"Hahahaha"

Ucapan Agam terpotong karna tiba-tiba Gama tertawa keras , sampai Agam melempar bantalan sofa kepada ayahnya.

"Papah ko malah ketawa sih, Agam kan belum selesai" ucap Agam dengan kesal.

"Intinya kamu ditolak sama cewek, ckck, jadi wajah tamvan ini gak berguna" ucap Gama yang melihat wajah Agam.

"Ishhh, dia itu bukan cewek biasa pah" bela Agam dengan kesal.

"Maksud kamu dia
sejenis hantu gitu, Aissh, mana ada sih hantu dijaman sekarang'' ucap Gama tak mengerti.

"Ck, makanya kalau Agam belum selesai ngomong jangan dipotong, jadikan gak ngerti " kesal Agam yang membuat Gama meringis.

"Oke..oke, lanjut "

"Dia itu gak kaya cewek-cewek biasanya, dia itu spesial, disaat orang-orang kekantin utama , dia malah kekantin belakang yang sepi, terus yang bikin Agam makin suka dia.." ucap Agam lalu menatap ayahnya.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang