Bagian - 9

15.9K 622 8
                                    

Hari ini Agam sudah nekad akan kerumah Carra, ia akan memulai pendekatan dengan keluarga Carra.

Itulah saran dari Dewa dan Raga, buat naklukin si gadis es itu deketin dulu keluarganya, itu gue baca dari buku tips begitulah ucapan mereka berdua.

Walaupun sedikit mainstream tapi patut di coba.

Agam sudah sangat tampan dengan jaket hitam, kaus hitam adidas, sepatu putih, jeans hitam, jambul kece, dan buah-buahan yang sudah di hias sedemikian cantik. Tips dari buku.

Tingkat kepercayaan diri Agam memang tidak pernah luntur, dengan senyuman lebar, Agam mencoba memanggil satpam rumah ini agar membuka gerbang.

Dasarnya Agam, sudah tau kalau ada bel di samping nya, tinggal pijit dan satpam pun datang.

Terlihat seorang lelaki menghampiri Agam, "iya, kenapa yah..? " tanya satpam itu.

"Saya temen nya Carra pak, bukain dong, udah janjian nih.. " alibi Agam, satpam itu menyernyit.

"Aden siapanya non Carramel.?? " tanya pak Ogel . Agam cengengesan.

"Pacar nya pak, bukain pak, nanti Carra marah lo sama bapak.. " ucap Agam dengan senyuman lebarnya.

Satpam itu sedikit berpikir, tidak ingin kena marah majikannya, akhirnya pak satpam membuka gerbang.

"Permisi yah pak.. " ucap Agam yang melenggang masuk ke halaman rumah besar ini.

Ting tong... Ting tong

Terdengar suara derap langkah dari dalam rumah membuat jantung Agam berpacu cepat.

Tidak karuan, tiba-tiba ia menjadi sangat mules, bahkan sepertinya sudah diujung, Agam tidak tahan mules nya semakin menjadi.

Saat ia membalikan badannya berniat mau pulang, tiba-tiba pintu terbuka sedikit.

"Nyari siapa yah..? " tanya wanita yang kini dibelakang Agam, mules Agam semakin menjadi-jadi.

Ini sepertinya bukan mules biasa, ini seperti mules grogi, kalian pasti pernah merasakan seperti yang Agam rasakan bukan kalau demam panggung dll.

Agam membalikan badannya, menghadap wanita berpakaian daster, sepertinya dia asisten rumah tangga ini.

Namun tetap saja, grogi agam tidak hilang.

"Asallamualaikum bu'' salam Agam dengan mencium tangan wanita itu.

"Waalaikum sallam, aden ganteng ini nyari siapa..? " tanya lagi bi Lasti yang menatap Agam dari atas sampai bawah.

Agam tersenyum canggung " saya Agam temennya Carra bu" ucap Agam sedikit membungkuk.

"Panggil ajah bi Lasti, yaudah masuk den" ucap bi Lasti, cukup terkejut, pasalnya tidak pernah ada seorang teman pun yang datang kerumah Cara.

Agam mengangguk dan berjalan kearah sofa, menaruh buah-buahan itu, bi Lasti menyernyitkan kening.

"Loh bawa apa itu den..? " tanya bi Lasti. Agam tersenyum lebar.

"Tadi saya mampir ke toko buah, jadi beli deh, gak enak juga kesini ngosong hehe, apa entar kata Carra orang ganteng yang bertamu tapi gak bawa apa-apa.. " ceroscos Agam.

Ia benar-benar gugup, jadi begitulah pengalihan grogi nya.

Bi Lasti tersenyum kecil lalu membatin 'nanya sedikit jawabnya panjang banget' batin bi Lasti sambil menggelengkan kepalanya, lantas kedapur.

Bi Lasti pun membawa kan jus Jeruk untuk Agam, dan diterima senang hati oleh Agam.

"Tunggu dulu yah den, bibi panggilin non Carra dulu" ucap bi Lasti dan diangguki Agam.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang