Bagian - 25

9.9K 390 13
                                    

"Gue cinta sama lo Lex, gue mau lo jadi pacar gue"

"Lagi-lagi masalah ini, lo nggak bosen-bosen yah ngomong ini, lo sendiri tau kan siapa orang yang gue sukai" jelas Jolex pada gadis itu.

"Lex, ini udah 2 tahun dan lo masih suka dia, apa hebatnya dia sih, oh gue tau lo suka dia karna dia itu ketua geng kan," ungkap gadis itu dengan senyum meremehkan.

"Gue suka Carramel bukan karna itu, gue suka dia karna dia orang yang mandiri,tegas, baik, gak egois, gue suka dia karna dia sempurna dimata gue"

Gadis itu kembali tersenyum marah, "Pliss Lex, buka hati lo buat gue, gue bisa ko ngalahin Carramel,"

"Jangan pernah lo berbuat ulah sama Carra, lo akan tau akibatnya jika melakukan itu" ungkap Jolex yang langsung meninggalkan gadis yang menangis itu.

"Dari dulu lo selalu diatas gue Carramel, gue sangat benci sama lo, sangat".

**

Sudah seminggu sejak Agam dan Carra menjadi sepasang kekasih, namun sikap Carra masih tetap sama, dingin dan sangat cuek.

Agam dari tadi merenungkan hal ini, jika ia mengatakan keluhannya pada Carra. Ia takut Carra marah dan ingin putus dengan Agam, oh Agam tidak mau, perjuangan mendapat Carra sangat sulit.

Tapi jika ia tidak membicarakanya, ia juga merasa gak ada bedanya seperti Agam tidak mempunyai kekasih.

Agam kembali menghela napas ,jalan satu-satunya ialah ia harus menemui teman terdekatnya, dan meminta solusi.

Pagi ini Agam menimbang-nimbang, apakah ia harus menelpon Ariana atau tidak ,ia jadi tak enak sendiri. Namun Agam akhirnya menekan tombol panggil membuat telepon nya tersambung.

"Hallo, siapa ini" tanya orang disebrang sana, Agam menghela napas ia harus mencari bantuan.

"Gue Agam, lo Ariana kan, temennya Carra, gue perlu nanya sesuatu tentang Carra, bisa kita bertemu di caffe langgans?" tanya Agam, Ariana yang masih mematung disana tiba-tiba napasnya tercekat.

Astaga, demi apa dia nelpon gue, uuh, jadi gini rasanya ngomong sama orang ganteng, deg-degan batin Ariana , namun suara mampu kembali menyadarkan Arian yang berfantasi sendiri.

"Hallo,lo denger gak" Ariana mengerjap,ia lalu menggaruk kepalanya.

"Iya kak, di Caffe langgans kan, jam 10 yah kak" ucap Ariana , setelah Agam meng'oke kan sambungan telpon pun tertutup.

Agam menghembuskan napasnya, ia percaya kalau ini yang terbaik, yaitu berkonsultasi dengan sahabat pacarnya.

Jam setengah 10 Agam sudah sampai di Caffe yang disebutkan, ia memikirkan gimana ngomong sama Ariana, ia tidak ingin disebut tak percaya pada Carra.

Selama setengah jam ia kembali berkutik dengan pikiran aneh nya.

"Hai kak," sapa Ariana saat sudah sampai dimeja tempat Agam, Ariana lalu duduk karna Agam menyuruhnya.

Hati Ariana deg-degan banget,ini baru pertama kali ngeliat Agam sedekat ini, cakep banget astaga.

"Gue langsung keintinya ajah yah minta lo buat ketemu disini" ujar Agam yang berdehem sebentar. Ariana menyernyitkan keningnya.

"Gue mau tanya, Carra emang orang nya cuek banget yah ama pacarnya, emang dari dulu kaya gini?" pertanyaan pertama Agam sukses membuat Ariana tidak bisa menahan tawanya.

"Lo ko ketawa sih?" tanya Agam lagi, Ariana akhirnya menghentikan tawanya, Ia menatap Agam.

"Kak, Carra itu tidak pernah pacaran, lo orang pertama yang menjadi pacar Carra, " ungkap Ariana membuat mata Agam melotot sempurna.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang