Bagian - 11

13.8K 539 1
                                    

Hari ini Carra berangkat tepat waktu,  ia berjalan di sepanjang koridor sekolah, tanpa melirik sana sini sekalipun.

Telinganya ia sumpal dengan earphone, gadis tanpa ekspresi ini berjalan sangat santai.

Ia juga selalu memilih koridor belakang sebagai jalan untuk ke kelasnya,  ia akui lewat koridor belakang agak jauh karna memutar.

Sampailah Carra di kelasnya, sudah banyak siswa-siswi yang berlalu lalang disana.

Bahkan Elsa dan Sella pun sudah datang hanya Ariana saja,  baru daja bokong Carra menempel di kursi.

Ia langsung saja ditanya pertanyaan rutin Sella,  "Carr, lo udah ngerjain Matematika belum? " tanya Sella.

"Udah" jawab Carra tanpa melirik Sella sedikitpun,  Elsa dan Sella tersenyum lebar.

"Pinjem yah Car, kita mau nyalin.. " balas Elsa yang langsung diangguki Sella.

Tanpa babibu Carra langsung melayangkan buku ke meja belakang, dimana sang peminta salinan berada.

Mereka bersorak gembira dengan segala kelancaran tugas mengerjakannya.

"Pagi guys" sapa Ariana yang baru saja memperlihatkan batang hidungnya.

Namun sayang sapaannya tidak ada yang membalas,  kalau Carra sih udah biasa tidak pernah membalas sapaannya.

Namun 2 curut yang sibuk menulis itu,  pasti mereka nyalin Pr lagi gerutu Ariana.

Dan segera tangan Ariana melayangkan jitakannya pada Elsa dan Sella bersamaan sampai kedua gadis itu meringis.

"Sakit Ar,  kenapa sih" ringis Sella yang mengusap-usap kepalanya dengan tangan kiri, mentara tangan kanan nya masih sibuk menyalin Pr.

"Lagian gue nyapa kagak ada yang nyahut sama sekali" dengus Ariana membuat mereka berdua cengengesan.

"Udah ah, bacot mulu, btw udah nyalin Pr belum, nih kita dapet hidayah si malaikat maut mau ngasih contek" ucap Elsa yang masih sibuk menulis.

"Emang setiap hari gue kasih lo semua contekan pe'ak" ucap Carra yang membuat semua orang cengengesan.

"Hehe, gue juga belum ngerjain Pr, ikutan yah" ucap Ariana yang langsung melancarkan aksinya itu.

    ------

Istirahat ke-2 ini Carra dan teman-temannya kekantin utama,  terpaksa karna jam istirahat hari ini sedikit.

Jadi tidak memungkinkan bagi Carra kekantin belakang,  dan saat pesanan datang Carra langsung melahapnya.

Disisi lain Agam baru saja sampai di kantin,  setelah ke kelas Carra dan gadis itu tidak ada.

Agam tersenyum lebar dan berjalan menghampiri gadis yang tengah memakan bakso itu.

"Siang" sapa Agam saat pantat nya menyentuh kursi,  tidak ada jawaban dari Carra.

Malah yang menjawab teman-temannya,  "Siang juga kak" jawab Elsa, Ariana dan Sella serempak. Kemudian mereka memekik histeris.

Agam memutar bola matanya malas, apa pesonanya ini bener-bener tidak menarik bagi Carramel.

Buktinya gadis ini sama sekali tidak mengalihkan pandanganya dari mangkuk bakso yang masih tersisa setengah dihadapannya ini.

Sampai Agam risih sendiri " tadi pelajarannya gimana Car? " tanya Agam yang mendekatkan dirinya pada Carra.

Dan hanya dijawab oleh bertemunya sendok dan garpu saja,  Agam menghela napas.

"Kenapa sih Car, susah banget jawab gue" kata Agam yang membuat Ariana memekik histeris.  Ini Agam Aldridge loh yah, kok bisa dicuekin setengah mati.

"Lo kangen gak Car sama gue? " tanya Agam kembali  dan hanya dibalas lirikan tajam oleh Carra.

Agam tersenyum lebar,  setidaknya perhatian Carra teralihkan meski hanya sebentar karna selanjutnya Carra berdiri

"Loh mau kemana Car? " tanya Agam sambil mendongak.

"Ketoilet. Mau ikut " ucap Carra dingin, Agam tersenyun semakin lebar.

"Emangnya boleh? " tanya Agam antusias.

"Najis"  Carra berdecak kesal dan membuat Agam mendengus kesal,  sementara teman-temannya malah asik cekikikan.

Entah kenapa Agam merasa bahagia hanya pertanyaanya dijawab Carra, entahlah rasanya berbeda.

   -----

Bel pulang berbunyi dengan sangat nyaring, membuat setiap murid SMA Alaska  berhamburan keluar.

Kecuali Carra yang sangat malas berhimpitan agar cepat keluar, ia selalu menunggu longgar dulu jalanya.

Carra memainkan earphone nya saat keluar kelas,  sama seperti tadi pagi.

Carra sama sekali tidak celingak-celinguk,  larak-lirik,  atau sekedar mengamati sekolah.

Bahkan Carra tidak tau warna cat kelas 12 dan 11,  berhubung kelas mereka ada dilantai 2 dan 3. Carra memang tidak peduli dengan keadaan sekitar.

Dan lantai mereka berada di sebrang lapangan,  karna gedung kelas 10 ini yang paling bawah.

Carra berjalan dengan santai,  dan saat diparkiran ia merasa sedikit aneh.

Masih banyak anak-anak diparkiran,  biasanya kalau Carra di parkiran pasti mereka sudah tidak ada.

Terlihat Ariana berlari ditengah kumpulan anak-anak yang berkumpul digerbang,  seolah mereka tertahan sesuatu.

Ariana pun berhenti di hadapan Carra " King-Mv...ada..  disini" ucap Ariana terpongoh-pongoh, membuat Carra menyernyitkan keningnya.

"Dito dipukulin Car" kini napas Ariana mulai stabil,  Carra membulatkan matanya sempurna.

Dito Mahendra geng dari Off-White.

"Tapi elo gak beh kesana, itu yang  King-Mv mau, lo datang buat ngehajar mereka" lanjut Ariana dan membuat Carra mengepalkan tangannya.

Beberapa kali Carra menstabilkan napasnya yang memburu,  "gue pulang Ar" ucap Carra yang masuk kedalam mobilnya.

Carra pun menjalankan mobilnya, ia pun melewati Gangstar itu dengan keadaan sangat marah.

Ia melihat Dito yang sudah babak belur,  darah mengucur disana-sini,  Dito tersenyum saat Carra melewatinya, karna ia tahu Carra yang berada di mobil itu.

Dan setelah keluar gerbang,  ia pun memukul-mukul setir,  ia menyesal tidak menolong Dito,  namun ia juga tidak punya pilihan.

Padahal Dito lah yang membantu menyembunyikan identitas Carra,  dan hanya Off-White lah yang berteman dengan Black-Dragon.

         •••••••••••••

Salam hangat dari Ninna  Nattasha penulis yang update nya lama banget









The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang