Bagian - 22

10.5K 399 9
                                    

Bruggh

Sebuah pukulan kencang mendarat di wajah cowok yang bernama Adit, cowok itu terhuyung kebelakang.

Agam kemudian mencengkram kerah baju Adit, "beraninya lo sebut dia cewek murahan" ucap Agam yang kembali memukul Adit, orang-orang disana kemudian melerai mereka berdua, tentu saja saling baku hantam disana.

Carra menghela napas, kenapa cowok itu Agam bisa ada disini, Carra berdecak kesal sebenarnya tidak perlu Agam sok-sok'an membantu Carra, toh ia juga bisa menghadapi cowok itu.

"Lo gappah?" tanya Ariana yang mendekati Carra, tadi Ariana menemui yang punya pesta dulu, "Gue sih gak ngehawatirin elo yah Carr, gue lebih khawatirin cowok itu, bisa mati dia kalau lo pukulin" lanjut Ariana yang cekikikan sendiri.

Carra mendengus kesal, "Sella dimana,?"  tanyanya yang melihat sekeliling. Ariana kemudian menunjuk kerumunan yang melihat peleraian kedua cowok itu.

"Tuh..tuh , lagi nonton" ucapnya, Carra dan Ariana kemudian mendekati Sella, kemudian menariknya dari tengah kerumunan lalu meninggalkan peleraian yang membuat heboh itu, antara Agam dan Adit.

"Emang kurang ajar banget si Adit-Adit itu" ucap Sella yang sedari tadi menggerutu.

"Ko lo bisa ngundang dia sih Sell, ?" tanya Elsa yang melihat kacaunya pesta.

"Dia temennya pacar sepupu gue, tuh orangnya" ucap Sella yang menunjuk seorang perempuan cantik bergaun pink yang sedang dihibur oleh seorang cowok.

"Sell, gue balik duluan yah" ucap Carra membuat Sella, Ariana dan Elsa menyernyitkan keningnya, pasalnya Carra baru beberapa menit disini.

"Lho ko gitu Carr, kita kan baru dateng" balas Ariana yang melihat makanan, jujur saja ia sangat lapar saat ini.

"Gue pulang sendiri Ar, santai ajah, yaudah gue balik yah" pamit Carra yang masih tidak direlakan oleh teman-temannya, namun apa daya.

Saat sudah diluar Carra mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dicarilah nama kontak pak Aman supir rumah nya.

Baru saja Carra ingin menekan tombol panggil, suara seseorang mengalihkan perhatianya.

"Kamu mau pulang?" tanya Agam yang menatap Carra dengan sendu, jujur saja Agam tidak enak berantem didepan gadis yang ia sukai, tapi harus gimana lagi, si Adit emang pantes di pukul sih.

"Hm" jawab Carra, Agam tau Carra pasti marah padanya, tentang apa yang sudah ia lakukan, tapikan itu semua demi Carra. Carra tidak jadi memanggil pak Aman, ia lalu memasukan ponselnya kembali ke saku.

"Lo bisa anterin gue pulang, soalnya gue berangkat bareng Ariana" ucap Carra yang seketika membuat Agam yang menunduk mengadahkan wajahnya, tunggu Agam gak salah denger kan, ini Carramel lho yah.

"Apa" ucap Agam yang masih terkejut, lamunan tentang Carra yang akan sangat membenci dia kini sirna semua.

"Oke kalau lo gak bisa" ucap Carra yang akan kembali mengambil ponselnya, namun tanganya ditahan Agam.

"Aku belum jawab lho, aku bisa anter kamu, bisa banget, ayo keparkiran" ucap Agam sangat grogi, jujur saja Agam seperti dikasih lampu ijo sama Carra.

Agam memberikan helm pada Carra setelah ia memasangkan kepada kepalanya.

"Bisa naiknya gak?" tanya Agam, sebenarnya Agam tau kalau Carra sangat bisa naik ke motor,cuma yahh, siapa tau ajah tiba-tiba Carra minta tangan Agam buat nahan dia saat naikin motor, yakan.

Namun sayang tidak ada jawaban, irit ngomongya mulai lagi kayaknya, Agam pun segera melajukan motornya.

Diperjalanan sangat hening, Agam maupun Carra sama-sama tidak membuka percakapan, kalau Agam lagi berpikir keras buat nyari obrolan santai sama Carra, kalau Carra sih males ngomong.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang