Bagian - 36

7.7K 316 12
                                    

Agam termenung dipojok kamarnya, menatap dinding berwarna abu-abu itu dengan nanar, pikirannya masih berkelana, ia masih tidak percaya dengan kenyataan.

Kekasih nya adalah ketua gangstar, Agam tidak pernah terpikir sekalipun bahwa kenyataan itu memang terjadi, jadi kekasihnyalah yang sudah pernah membuat sahabatnya Darrel masuk rumah sakit dulu, dan dengan matanya sendiri Agam melihat Darrel dihabisi oleh ketua Black-Dragon.

Haruskah Agam menanyakan alasanya pada kekasihnya, alasan bagaimana ia bisa menjadi ketua geng dan menghajar sahabatnya, entahlah pikiran itu terus saja berkecamuk diotaknya.

Agam sudah nekat, ia akan menanyakan kenyataan ini besok, entah kenapa hatinya terus mengatakan untuk percaya pada Carramel.

Pagi ini Agam berangkat sedikit pagi, ia kemudian duduk di motornya, menunggu seseorang yang akan datang.

Tak lama seseorang yang ia tunggu memarkirkan kendaraanya, Agam segera menghampiri Carra yang cukup kaget dengan kedatangan Agam.

"Carr" panggil Agam membuat Carra menyernyit, ada apa dengan cowok itu, tak biasanya Agam bersikap dingin.

"Ada apa?" tanya Carra , Agam kemudian menariknya kedekat tembok membuat Carra kembali menyernyitkan keningnya.

"Apa kamu punya sesuatu yang aku tidak tau Carr?" tanya Agam, Carra masih menyernyitkan keningnya.

"Maksudnya?" tanya balik Carra, membuat Agam mengusap wajahnya gusar.

"Apa kamu punya rahasia yang bahkan aku gak tau, rahasia yang sangat membuat aku kecewa, apa kamu punya Carr?" tanya Agam bertubi membuat Carra benar-benar tidak paham, apa maksud pertanyaan Agam.

"Aku gak punya rahasia apapun.." jawab Carra yang tidak mengerti, Agam lalu tersenyum dingin.

"Oh, jadi ketua Black-Dragon gak punya rahasia apapun.."lanjut Agam sukses membuat Carra membulatkan matanya sempurna, Carra tidak menyangka Agam mengetahui dirinya, mengetahui gengnya.

"Kamu ketua itu kan, kamu yang udah buat Darrel masuk rumah sakit, kamu tau sekarang dia kembali dirumah sakit dengan keadaan koma, karna kamu menghajarnya semalam" lanjut kembali Agam.

Carra menatap mata Agam yang tersorot raut kecewa disana, mata Agam entah kenapa membuat Carra merasa kecewa pada dirinya sendiri.

"Kamu rahasiain semua ini, dari aku, .. lo itu anggap gue apa sih Carramel?" tanya Agam yang melepaskan tangan Carra, ia kemudian melenggang pergi , meninggalkan Carra yang mematung.

Carra tersadar ia kemudian mengejar Agam, namun cowok itu sudah menaiki motornya dan keluar dari sekolah.

Agam salah paham batin Carra membuatnya segera memasuki mobil pribadinya dan mengejar Agam, cowok itu harus mendengarkan Carra.

Apa yang sebenarnya terjadi, bukan Carra yang memulai, tapi Darrel yang ingin menghabisi nya.

Carra terus mengklakson kendaraan didepanya, ia mengejar Agam, tidak ingin cowok itu larut dengan kekecewaan dan salah paham.

Agam semakin menjauh, apa aku harus menunjukan sisi Black-Dragon batin Carra yang langsung menginjak pedal gas untuk mengejar Agam.

Carra memberhentikan mobilnya didepan Agam, otomatis cowok itu ikut berhenti, Carra keluar dari mobilnya, Agam kemudian melepas helmnya , menunggu apa yang akan dilakukan Carra.

Carra mendekati Agam yang berdiri dengan wajah dinginnya, mata itu, mata yang menyorotkan kekecewaan.

Tubuh Agam mematung saat sebuah pelukan diberikan padanya, ia tidak membalas pelukan itu, Carra memeluknya erat.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang