"Ar," panggil Carra saat Ariana baru saja menempelkan bokongnya di kursi yang menghadap kolam renang, mereka tengah dibasecamp.
"Ada apa?" tanya Ariana yang menatap Carra dengan tatapan aneh, pasalnya tidak sebiasanya Carra memanggilnya seperti itu.
"Lo manggil gue," ucap seseorang yang baru saja datang, Carra menatap orang itu dengan mengangguk, sementara Ariana menyernyitkan keningnya.
"Iya, lo duduk," ucap Carra membuat Jolex mengangguk dan segera mendaratkan bokongnya dikursi, Carra menghela napas.
"Lo ada masalah apa Carr?" tanya Ariana yang melihat gelagat aneh Carra, biasanya cewek itu pasti langsung to the point.
"Gue mau memgundurkan diri dari Black-Dragon,"
"Apa."
"Hah.""Gue akan meyerahkan posisi gue buat lo Lex," Jolex menatap Carra dengan kening berkerut, sementara Carra sama sekali tidak menatapanya.
"Lo ngomong apa Carr," ulang Jolex tidak mengerti, apa sebenarnya yang baru saja Carra katakan.
"L-lo mau keluar dari Black-Dragon Carr, kenapa..kok bisa," Ariana menggelengkan kepalanya tidak mengerti, kali ini tatapan Carra beralih pada mereka berdua.
"Gue mau menyerahkan posisi gue buat lo Lex, gue akan keluar dari Black-Dragon, tolong kasih tau anggota lain, gue akan umumin besok lusa," ucap Carra yang membuat mereka berdua membulatkan matanya sempurna.
"Lo.. lo ngawur Carr, gue gak setuju," Jolex menggeleng cepat, otaknya masih mencerna perkataan Carra, bagaimana bisa Carra mengatakan akan keluar dari Black-Dragon, bagaimana bisa.
"Setuju atau nggak ini keputusan gue," Carra menatap Jolex yang masih menggelengkan kepalanya, percaya atau tidak, hati Carra merasa tidak terima sekarang.
"Lo serius, lo akan keluar?" Ariana kembali bertanya seperti ambigu, Carra mengangguk pelan, Ariana tersenyum bahagia, "Ahirnya lo akan jadi Carra yang dulu lagi, kalau gitu gue juga mau keluar," lanjutnya.
Carra menatap Ariana kemudian menggeleng, "Jangan, gak ada yang bisa ngelindungin lo selain Black-Dragon, lo harus tetep disini," Carra menekankan kata-katanya, Ariana dibuat menyernyit.
"Apa sebenarnya tujuan lo buat keluar dan menyerahkan posisi lo, lo mau bertindak tanpa Black-Dragon?" tanya Jolex yang menahan amarahnya, jika Carra keluar dari geng ini, itu artinya Carra akan menyerang orang itu sendiri, lalu untuk apa Jolex.
"Lex kalau Carra mau keluar demi kebaikanya gapapa kali, lo kok posesiv banget," Ariana mencebikan bibirnya, Ariana memang menyukai Jolex, hanya saja cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Lo diem, lo gak ngerti apa-apa, " ucap Jolex dengan sedikit nada bentakan, Carra menghela napas.
"Gue mau pulang, lusa kita adain pesta, Ar gue percaya sama lo buat ngaturnya," ucap Carra yang membuat Ariana mengangguk kemudian memberikan jempolnya.
Carra pergi dari halaman belakang itu, menyisakan Ariana dan Jolex yang tengah mengacak kepalanya kesal, ada apa sebenarnya dengan Carramel, Jolex rasanya sudah tidak mengenali Carra lagi.
"Gue tinggal yah Lex, gue mau nyiapin buat pesta kepergian dulu, bye-bye," Ariana melambaikan tanganya dan menjauh, sementara Jolex kembali mengusap wajahnya.
Daniel dan Heru datang setelah kepergian Ariana, Jolex kemudian memberitahukan berita mengenai penyerahan Carra sebagai pimpinan, semuanya terkejut dan tak bisa dipungkiri kalau mereka kecewa, menurut mereka tidak ada ketua melebihi Carra.
**
"Terima kasih, sekarang kita akan melakukanya besama," Agam mengusap kepala Carra dengan senyumanya, baru saja Carra mengatakan kalau ia akan keluar dari gengstar itu. Jangan ditanya kebahagiaan sebesar apa yang Agam rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Girls [END]
RomanceAgam Aldridge : Dia itu cantik, tapi nolak mulu, ucapannya selalu kasar, selalu menghindar. Carramel Skriver : Dia itu Ribet. Ditulis tanggal 21 Maret 2018 Selesai tanggal 20 Oktober 2019