Bagian - 28

9.1K 348 5
                                    

'Gue ngaku kalah'
'Lo udah dateng gam'

Itu memang suara nya, pantas saja saat Carra membuka pintu itu ada ketua dari King-Mv yang duduk di samping Darrel.

Hanya diam, Carra hanya diam saat berada di ruangan itu, apa mereka sudah tau siapa Carra, apa semua ini hanya jebakan saja. Kepala Carra serasa pusing.

"Ini Agam sahabat gue, dan yang cewek namanya Carramel pacarnya.." kenalkan Darrel pada semuanya.

"Hay.." sapa mereka, Agam tersenyum namun Carra hanya mengangguk saja.

"Gam, suruh pacar lo buat duduk, kasihan dari tadi berdiri terus.." ucap Darrel yang melihat semuanya seperti canggung. Agam tidak mengenal teman geng nya, begitupun sebaliknya, jadi wajar ajah sih kalau mereka gak saling sapa.

"Hm, kayaknya gue sama yang lain balik dulu Rel, cepet sembuh yah lo ..terus bales ketua itu..kita siap buat bantu" ucap Pedros yang membuat Darrel tersenyum.

"Sipp" balas Darrel, mereka semua pun keluar,meninggalkan Raga , Dewa , Agam dan Carra.

Raga kemudian berdiri.. " Lo ko bisa berteman sama mereka sih Rel, lo kayak gak tau ajah mereka kan gangstar kejam?.." ucap Raga membuat Carra menatapnya.

"Mereka baik, lo gak usah khawatir Ga, " balas Darrel yang tersenyum, Raga kemudian mengangguk.

Geng lo bahkah lebih kejam dari King-Mv batin Carra, ia menatap Darrel dengan tajam, ia benar-benar tidak menyangka, jika Darrel mengetahui identitas Carra, lalu kenapa ia masih berpura-pura tidak mengenal Carra, apa yang sebenarnya ia rencanakan, apa sebenarnya ketua Black-Devil ini mengenalnya atau tidak.

**

Motor Agam sudah berhenti di depan gerbang rumah Carra, ia membantu Carra melepaskan helm nya.

"Thanks" balas Carra, saat ia akan masuk, Agam menahanya, tanpa aba-aba ia memeluk Carra , memeluk Carra didepan rumahnya.

Entah kenapa Agam tiba-tiba ingin memeluk Carra, Carra yang masih kaget hanya bisa diam, ia kemudian melepaskan pelukan Agam.

Menatap Agam dengan tajam, "Maaf Carr, aku hanya kangen sama kamu.." ucap Agam yang menunduk, Carra lalu menghela napas.

"Aku gak mungkin bilang 'nggak apa-apa' , aku gak suka Gam, jika kamu ingin peluk aku, setidaknya kamu harus meminta ijin.." ucap Carra penuh ketegasan. Agam mengangguk.

"Iya, Carr, aku sangat minta maaf, itu tidak terkendali oleh otaku.." jawab Agam dengan mengakui kesalahanya.

Carra mengangguk " Sebaiknya kamu cepat pulang.. aku gak marah kho" balas Carra yang menggengam tangan Agam.

"Seriuss?.." tanya Agam yang membalas genggaman Carra, tentu saja Carra mengangguk.

"Hanya saja jangan diulangi" balas Carra yang membuat Agam mengangguk.

"Tidak akan.." sergah Agam, Carra kemudian melepaskan genggamannya, ia pun masuk kegerbang rumahnya.

Agam menghela napas, sebenernya ia tadi snagat takut kalau Carra akan memutuskannya, ia benar-benar mengaku salah, tidak seharunya ia memeluk Carra tiba-tiba seperti itu.

Agam kemudian melajukan sepeda motor nya dengan kecepatan maximum.

**

Carra duduk dikursi kantin belakang, ia menatap kosong mie goreng dihadapanya ini. Rencana nya yang akan membuat Agam memutuskanya kandas seketika, Carra sendiri sedikit merasa takut kalau Agam memang memutuskanya.

Entahlah, sejak kemarin ia memikirkan bagaimana kalau yang ia inginkan benar-benar terjadi , yaitu Agam memutuskanya karna bosan , Carra merasakan merinding ditengkuknya, entah ia malah takut sendiri.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang