Bagian - 44

7.4K 263 10
                                    

"WOOYY AGAAA- ehh ada Carramel," kikuk Raga saat melihat Carra bersama Agam ternyata, Dewa yang mendengar Raga kikuk hanya bisa cekikikan mendengarnya, tanpa mengatakan apapun Carra hanya mengangguk kemudian kembali melanjutkan obrolanya bersama Agam.

Raga segera menarik Dewa yang masih cekikikan disana, "Apasih nyet," kesal Dewa yang asal ditarik saja oleh Raga, Raga meletakan terlunjuk dibibirnya.

"Ssttt, gue perlu ngomong," pekik pelan Raga yang membuat Dewa ikut berjalan menjauh, Dewa kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"Apaan?" tanya Dewa, Raga kemudian menatap perbincangan antara Agam dan Carra.

"Lo udah liat photo yang ku kirim kemaren?" tanya Raga, Dewa mengangguk, Raga kemudian menjitak kepala Dewa keras, "terus kenapa masih nanya apaan?" tanya balik Raga, Dewa mencebikan bibirnya kesal.

"Terus emang kenapa Ga, lagian si Agam ajah biasa ajah, kenapa lo yang heboh," kesal Dewa karna Raga sedari kemarin sangat heboh dengan penemuanya itu.

"Nih yah, entah gimana pun gue berpikiran si Carramel punya selingkuhan deh," tebak Raga membuat Dewa segera menjitaknya tanpa ampun.

"Mulut lo cabee, kedengeran si Agam bisa digantung lo," balas Dewa yang segera berjalan menuju kelasnya yang ada dilantai 3. Raga segera menyusul Dewa.

"Tapi gue serius Wa, hm, mulai sekarang gue mau selidikin si Carramel ah," ujar Raga membuat Dewa berhenti yang otomatis membuat Raga ikut berhenti.

"Jangan bawa-bawa gue nanti kalau si Agam tau," lanjut Dewa yang berhasil membuat Raga diam, Raga kali ini merasa feelingnya benar, ia merasa Carra menyelingkuhi Agam, pokoknya Raga harus mencari tahu, bodoamat soal Agam yang tau, kan ini juga demi Agam.

Agam mengangguk setelah Carra menjelaskanya tentang siapa laki-laki yang akan diphoto bersamanya.

Flashback

Agam berlari menghampiri Carra yang baru keluar dari mobil pribadinya, Carra menatap Agam aneh, semenatara Agam ragu untuk mengatakan soal photo yang Raga kirim.

"Carr," panggil Agam, Carra yang masih dihadapanya hanya bisa menatap Agam malas, cowok ini didepanya kenapa harus memanggil seperti itu. Agam menatap mata Carra dalam.

"Ada apa?" tanya Carra, Agam diam.

"Carr, aku mau bertanya sesuatu sama kamu, tapi tolong jangan pernah bilang kalau aku gak percaya sama kamu oke," ucap Agam, Carra semakin menyernyitkan keningnya.

"Soal apa?" tanya balik Carra, Agam tersenyum kemudian mengambil ponselnya dan diberikan pada Carra, diphoto itu telihat jelas bahwa Carra tengah dirangkul oleh seorang cowok yang tingginya menyamai Agam.

"Oh, dia Justin," jawab Carra, mata Agam terbelalak kaget seketika otaknya langsung berputar dimana ia menemukan gantungan kunci bertulisan ♡Mel & Justin♡ , dan juga perkataan Ariana yang mengatakan nama Justin juga.

"J-Justin," ulang Agam, Carra mengangguk mengiyakan, Agam mundur satu langkah, "Cinta pertama kamu?" tanya Agam membuat Carra mengangguk dengan kernyitan didahinya.

"Tau dari ma--- ahh, Ariana yah," tebak Carra yang sudah pasti Ariana yang mengatakan kalau Justin adalah cinta pertamanya, Carra menatap Agam yang seperti terkejut.

"K-kamu masih berhubungan sama d-dia," gugup Agam yang berharap Carra menjawab 'tidak kemarin hanya kebetulan bertemu'. Carra mengangguk membuat bahu Agam seketika melorot. Agam sudah tau apa kecemasan yang akhir-akhir ini menyerangnya.

'Carra kembali berhubungan dengan cinta pertamanya' lalu apa sekarang, apa Agam akan dibuang, Agam tidak siap, pertanyaan Agam cuma satu, 'Apa Carra masih menyimpan rasa itu'.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang