Bagian - 34

8.5K 305 5
                                        

WhatsApp

Ariana
'Carra nebeng yah, ban mobil gue pecah, gue ada dijalan Darpati'

Pesan Ariana membuat Carra yang baru membukanya menghela napas, ia kemudian mengambil hoddie hitamnya.

Carra keluar dari lift , ia segera duduk untuk sarapan yang sudah bi Lasti sajikan.

"Nyonya udah berangkat pagi banget" celetuk bi Lasti yang menyajikan susu vanila kesukaan Carra. Carra tidak menjawab , dia masih mengunyah roti selai nanas nya.

"Non Carra kapan kemakam tuan?" tanya lagi bi Lasti membuat Carra yang meminum susunya terhenti, Carra lalu melihat photo ayahnya yang dipampang di dinding.

"Minggu kayaknya, bibi mau ikut?" tanya Carra membuat bi Lasti menggeleng sebari tersenyum.

"Titip salam ajah yah non" ucap bi Lasti membuat Carra mengangguk dan segera berdiri karna sudah selesai. Ia kemudian mengambil kunci mobilnya dan segera keluar.

Carra kemudian segera melajukan mobil pribadinya untuk membelah jalanan , tidak butuh waktu lama untuk sampai kejalan Darpati. Terlihat Ariana yang sudah menunggu dibahu jalan.

Carra menekan klakson membuat Ariana segera menghampirinya.

"Lama, gue nunggu sampe lumutan" cerca Ariana membuat Carra menggeleng.

"Udah dijemput masih ajah ngedumel" balas Carra membuat Ariana menyengir ajah, ia kemudian melihat hoodie yang berada dibelakang jok.

"Wissh, ko samaan yah,gue juga bawa hoddie, pake yah Carr, biar couple" bujuk Ariana yang mengambil hoddie dijok belakang dan di tasnya. Carra melirik sebentar dan segera mengangguk.

Mereka kemudian memasuki parkiran sekolah ini, terlihat sudah banyak kendaraan pribadi murid yang sudah terparkir rapih.

"Ayoo pake.."pinta Ariana yang masih didalam mobil, Carra menghela napas, ia kemudian menuruti Ariana, ia memakai hoddie itu rambutnya pun ia ikat.

Mereka kemudian keluar, Ariana mengandeng tangan Carra, "Pake tudungnya yah" ucap Ariana yang menarik tudung hoddie nya, menampilkan setengah wajah Carra saja.

"Berasa dingin banget gak sih" ucap Ariana yang semakin menempelkan dirinya pada Carra.

"Gue normal" ucap Carra yang melepaskan pelukan Ariana, membuat gadis itu tersenyum geli, ia kemudian tertawa.

"Gue gak lesby yah Carramel, " ucap Ariana membuat Carra menggelengkan kepalanya. Mereka kemudian melanjutkan jalanya kekelas.

Namun disaat yang sama seseorang memperhatikan mereka, ia tersenyum evil dibalik tembok.

"Ternyata bener, lo ketua Black-Dragon.. Carramel , namanya unik seunik statusnya"

***

"Tolong bawakan buku yang ada diperpustakaan depan, ibu sudah memberitahu pak Anwar , " ucap bu Jenice membuat Ariana, Carra , Elsa dan Sella mengangguk.

Entah kesialan apa yang mereka dapat, tiba-tiba dari kejauhan bu Jenice memanggil mereka yang baru keluar dari kantin.

"Iya bu" ucap Ariana yang langsung menarik ketiga temanya, mereka kemudian berjalan kearah perpus.

"Sebenarnya gue paling males buat datang ke perpus, sepi nya itu lho'' rutuk Elsa yang dibalas anggukan oleh Ariana.

"Ini nih, gimana nilai mau naik coba ,kalau keperpus ajah males, huh, tuhan memberkati kalian" ucap Sella menepuk kepala Ariana dan Elsa ala pastor.

"Paan sih, gajelas banget lo Sell, .. gue tau ko sekarang lo sering ke gereja, mau pamer kan lo" balas Ariana yang membuat Sella tertawa bahagia.

"Iya dong, imanya haru dikuatin, nah perpus itu udah kaya gereja tau, sepi, menenangkan" ujar Sella yang kembali mendapat anggukan Elsa dan Ariana.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang