Bagian - 31

8.3K 318 0
                                    

Kejadian semalam memang gak akan bisa dilupakan oleh Carra maupun Agam, semalam mereka benar-benar bahagia, apalagi Carra yang diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga Agam. Cewek itu merasa ada keluarga yang menginginkanya.

"Kenapa tersenyum..?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja duduk dimeja makan, Carra tidak menyangka kalau ibunya akan sarapan disini. Tidak ada jawaban.

Camella menghela napas, ia kemudian mengoleskan selai diroti bakar nya, "Kamu sudah memutuskan hubungan kamu dengan anak itu?" tanya Camella membuat Carra menatapnya sebentar.

"Belum" jawab Carra yang tidak lagi berniat mengunyah roti yang berada dimulutnya itu, ia terlalu gugup. Entah kenapa ia merasa asing saat berbicara dengan Camella berhadapan seperti ini.

"Kamu tau bukan , jika kamu tidak memutuskan hubungan, semua akan kembali seperti dulu" ancam Camella yang membuat Carra mengerti arah pembicaraannya pada apa.

Camella itu tidak punya hati, membunuh adalah hal yang biasa baginya, menghancurkan suatu keluarga memang biasa juga untuknya, jadi tidak heran saat Alvaro (Ayah Carra) meninggal, tidak ada raut kesedihan diwajah Camella, ia seperti perempuan tanpa perasaan.

Tidak menjawab sudah menjadi ciri khas Carra, ia tidak ada niatan membalas ancaman ibunya yang memang tidak main-main. Bukan karna ia begitu mencintai Agam ia tidak segera memutuskan hubunganya, tapi Carra akan mencari waktu yang tepat nanti, saat hatinya kembali dingin. Karna sekarang hati Carra tengah menghangant jika bersama cowok itu.

**

"Anjing... bener-bener anjing" umpat Jolex saat melihat sebuah cuplikan vidio yang memperlihatkan seorang cowok berjaket hitam dengn logo Black-Dragon tengah dipukuli oleh sekelompok gangstar biadab yang sudah mereka kalahkan. Black-Devil.

Carra terdiam saat diberikan cuplikan vidio itu, ia menghela napas bukankah ketua itu sudah berjanji akan membubarkan Black-Devil jika kalah oleh Black-Dragon lalu apa ini.

"Lex, diluar ada ketua Red-Rider " info Sandi yang membuat Jolex menatap Carra yang diam, Jolex meminta penjelaskan pasalnya hampir saja tadi mereka akan menyerang bascamp Black-Devil, dan sekarang Red-Rider  datang, entah apa tujuannya.

"Suruh masuk San" jawab Jolex yang melihat Carra menganggukan kepalanya. Beberapa menit kemudian Chandra (ketua Red-Rider) muncul dengan wajah babak belur , membuat Carra hanya melihatnya dibalik topeng hoodie nya.

"Anggota gue dihabisin Black-Devil, gue minta lo semua  Black-Dragon buat habisin gangstar kejam itu " pinta Chandra dengan emosi membludak. Carra kemudian berdiri.

"Kami tidak memakai sekutu untuk menyerang suatu geng. Kami juga tidak menerima perintah geng untuk menyerang geng lain. Kami memang akan menghabisi Black-Devil karna kami menginginkan. Pergilah urus urusan lo sendiri dan kami akan mengurus urusan kami sendiri" balas Carra yang bediri di depan jendela, menatap pemandangan kota, "Keluar dan jangan pernah datang lagi, karna jika lo datang lagi , lo akan pulang tanpa kepala" lanjut Carra dengan tatapan tajam dibalik hodiienya.

Chandra menelan salivanya, inilah sifat ketua Black-Dragon yang terkenal itu, sifat kejam namun membantu. Sifat yang dikagumi gangstar lain. Ucapannya memang pedas namun mengandung unsur menyetujuin.

Chandra keluar, membuat Jolex berdiri dan berjalan kearah Carra yang berdiri di depan jendela. "Kapan kita akan menuntaskan ini?" tanya Jolex, Carra membuka tudung hoddienya.

"Tidak sekarang, " jawab Carra ia kemudian kembali pada pemikiranya sendiri, Darrel sahabat Agam, Darrel terlihat seperti cowok gantle namun ternyata ia sama saja seperti banci. Menghianatin perjanjian yang ia buat.

**

Masa libur sekolah setelah kenaikan dan perpisahan kelas emang hanya 2 minggu. Membuat mereka yang biasanya bangun siang kembali bangun pagi. Murid baru yang baru saja menginjakan kakinya setelah MOS sebagai murid SMA Atlanta ini berhamburan masuk.

Mereka masih terkagum-kagum dengan sekolah besar yang akan membuat mereka mengenyam pendidikan disini.

Hanya anak pilihanlah yang bia masuk SMA Atlanta , sekolah terbesar, termewah, terlengkap dan terpavorit di Indonesia. Banyak anak tidak beruntung yang tidak bisa masuk.

Selain karna fasilitasnya, mereka, anak baru juga bangga dengan kaka kaka kelas yang gantengnya minta ampun, kelas 12 sekarang emang yang paling banyak coganya dibanding kelas 12 kamarin. Yang terganteng emang Agam dan itu membuat mereka yang pertama kali melihanya semakin terkagum-kagum.

Carra menatap jam yang melingkar ditanganya, ia pun membuka pintu mobilnya, cukup aneh sudah pukul 08:00 tapi masih ramai saja diluar kelas..

Carra memang kesiangan, ia kemarin menginap dirumah Ariana dan pulang pukul 04:00 dan tak sengaja ia malah kembali tertidur.

Ariana yang baru keluar perpustakaan cukup kaget melihat Carra yang baru melewati koridor, Perpustakaan memang sejalan dengan koridor belakang.

"Lo telat yah..?" tanya Ariana yang sama sekali tidak digubris Carra, "Untung ajah hari ini free aman deh lo" lanjutnya.

Mereka pun beriringan menuju kelas 11 yang berada disebrang kelasnya dulu.

"Mulai sekarang Carr, jangan lewat sini lagi, muter seolanya, kelas kita kan ada di sebrang lapangan" ucap Ariana yang menenteng 2 buku yang ia pinjam.

Untuk kekelas 10 memang koridor belakang cukup dekat, tapi untuk ke kelas barunya mereka harus melewati kantin, lapanga dan baru sampain.

"Gue lupa Ar" jawab Carra mmebuat Ariana mengangguk. Mereka pun melewati lapangan melalui samping.

**

Salom.

The Ice Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang