“CEPAT BUKA ATAU PINTU INI AKAN KAMI DOBRAK!!”
“Kak, apa kita akan baik-baik saja?”
Ketiga orang itu bergidik takut meski berada di dalam kamar sekalipun. Ini sudah hampir satu jam, namun beberapa orang diluar sana tidak juga mau pergi dari hadapan rumah itu dan terpaksa ketiganya tetap pada posisinya sampai menunggu para lelaki bertubuh besar itu pergi.
“Yoora, kau bawa adikmu keluar dari rumah ini. Gunakan pintu belakang, aku akan menyusulmu.”
Gadis bernama Yoora itu menggeleng. “Kalau aku pergi, bagaimana denganmu?”
“Aku harus menghadapi mereka.”
“Seorang diri? Tidak! Aku akan ikut melawan mereka bersamamu, kak.”
“Kau itu perempuan, ini masalah laki-laki. Lagi pula aku tidak akan menghadapi mereka dengan kekerasan, tenang saja.”
“Kubilang tidak ya tidak! Aku akan tetap bersamamu.”
“Ini akan berbahaya Yoora..”
“Memangnya aku akan membiarkanmu sendiri disini? Aku tidak bisa.”
“Kau bisa Yoora, percayakan semuanya padaku!”
Prang!!
Jaehyun menutup telinga adiknya ketika suara pecahan kaca terdengar. Pria itu lantas menarik paksa lengan Yoora hingga membuat sang adik beranjak. “Kita tidak punya waktu lagi, mereka berusaha masuk ke dalam rumah ini dan sebentar lagi kita akan ketahuan.”
Jaehyun mencuri-curi pandang lewat pintu kamar yang sudah sedikit reyot akibat termakan waktu. “Cepat pergi dari sini! Cari tempat yang aman untuk berlindung dan jangan sampai menimbulkan suara, oke?”
Yoora masih tetap diam sementara sudah mulai terdengar suara langkah kaki yang kian mendekat. “Kakak,”
“Apa lagi yang kau pikirkan Yoora?! Cepat pergi!”
Yoora memejamkan mata ketika Jaehyun membentaknya. Sungguh, keadaan sangat genting namun gadis itu tetap tidak ingin pergi juga dari tempatnya berada. Hal itu membuat Jaehyun kesal karena bagaimanapun kedua adiknya harus selamat dari rentenir yang mungkin akan menyakiti mereka.
“Aku akan menyusulmu, percayakan padaku.” Jaehyun menepuk-nepuk pucuk kepala Yoora, berusaha menenangkan gadis itu.
Yoora mengangguk, kemudian melangkah menuju pintu belakang rumahnya seperti apa yang dikatakan kakaknya tadi. Dibukanya pintu itu dengan hati-hati tanpa membuat para rentenir curiga, kemudian mengeratkan dekapan tubuh bayi itu dan berlari secepat mungkin meninggalkan rumahnya.
Sejujurnya ia takut sesuatu hal terjadi pada kakak laki-lakinya itu, mengingat bagaimana kekar dan besar tubuh pria-pria dengan jumlah yang banyak. Jaehyun tidak bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan orang lain, bukan?“Kaa.. Raa.. kak..” panggil Hyunji.
Yoora terus saja berlari sejauh mungkin, takut pria-pria berbadan besar itu mengikutinya meski sebenarnya tidak ada seorang pun yang ikut dengannya saat ini selain adiknya.
“Kak Jae.. eung.. kak Jae?” celoteh bayi itu yang membuatnya menghentikan langkahnya.
Yoora mematung. Benar, bagaimana keadaan lelaki itu sekarang? Apakah baik-baik saja?
“Aku akan menyusulmu, percayakan padaku.”
Seketika perkataan Jaehyun terlintas di pikirannya. Tenang, Yoora sangat mempercayakan ucapan lelaki itu yang memang selalu berkata benar dan sesuai. Ia lantas kembali melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04