Yoora terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul dua dini hari, dan tidak berniat untuk tidur kembali.
Ini karena bayi di dalam kandungannya meminta untuk dibelikan kimbab dan jus. Namun, Yoora tidak bisa membangunkan Baekhyun yang mungkin saat ini sangat kelelahan karena pulang kerja larut malam tadi.
“Jangan sekarang, ya? Ayah lagi tidur, dia kelelahan dan harus istirahat.”
Bukannya jawaban yang diberikan, Yoora malah merasakan bayinya menendang. Sepertinya, anak itu marah karena permohonannya tidak dituruti.
“Ibu akan membuat susu saja untukmu. Kau pasti haus kan?”
Seakan mengerti, Yoora menggelengkan kepalanya. “Jus tidak baik untukmu. Minuman itu mengandung gula berlebih, kau mau diabetes di dalam sana?” ia mengatakannya sambil terkikik. Membayangkan bagaimana anaknya lahir dengan kegemukan di atas rata-rata. Lucu sekali pasti.
“Kau ini berisik sekali! Ini waktunya tidur, tapi kau malah tertawa seperti orang gila!”
Yoora menoleh. Pria itu terbangun karena dirinya yang tertawa. Apa tawanya itu terlalu keras, sampai bisa membangunkan tidur pulas seorang Byun Baekhyun?
“Maaf, kalau mengganggu tidurmu.”
“Kalau kau terus tertawa, lebih baik keluar dan tidur di sofa!”
“Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi.”
Baekhyun kembali terlelap, dan itu membuat Yoora menghela nafas lega. “Kau lihat? Ayahmu pemarah sekali, ya? Padahal ibu hanya tertawa tadi, itu pun tidak terlalu keras.”
“Saat lahir nanti, kalau kau perempuan cantiknya harus seperti ibu. Tapi kalau tampan, itu pasti warisan dari ayahmu.”
“Aku ingin kau baik hati, tidak keras kepala dan pemarah seperti ayahmu.”
“Baiklah, ayo-ayo kita buat susu. Kau ini selalu saja mengamuk, padahal ibu sedang berbicara padamu tadi.”
Yoora membenarkan terlebih dahulu selimut yang dikenakan Baekhyun, kemudian beranjak. Ia melangkah menuju dapur yang terletak dilantai satu dengan perlahan, takut-takut itu kembali membuat Baekhyun terbangun dari tidurnya.
Dinyalakannya mesin penghangat air, kemudian menuangkan susu khusus ibu hamil di dalam gelas kaca bening.
“Kalau di pikir-pikir, sepertinya kau berjenis kelamin laki-laki. Dan sifatmu menurun dari ayahmu,”
“Tapi aku lebih sering merias wajahku di hadapan cermin. Tante Saera bilang, kalau ibu memperhatikan kecantikan berarti kemungkinan besar kau perempuan.”
“Aku tidak bisa memprediksi apa pun, karena jenis kelaminmu belum terlihat. Dua bulan lagi, kita periksa ya? Aku berharap kau laki-laki, karena aku berniat memiliki anak perempuan setelahnya.”
“Kira-kira, nama apa ya yang Bagus untukmu? Byun A-Hyun? Byun Yoo-hyun? Atau Byun—AWWH!”
Yoora meniup jarinya yang sedikit melepuh akibat terkena percikan air panas. “Ah, sakit sekali.”
“APA YANG KAU LAKUKAN?!”
Yoora menengadah. Ia melihat wajah Baekhyun yang merah padam di lantai atas sana sedang memperhatikannya dengan tajam.
“Kau! Memang benar-benar minta ku hajar ya?!” ujar pria itu saat kini sudah berada di hadapan Yoora.
“Aku tahu kau lelah, jadi aku minta maaf kalau kebisinganku mengganggumu.”
“Terus saja minta maaf. Kau sudah membuatku terbangun dari tidurku! Memangnya apa yang kau lakukan malam-malam begini, hah?!”
“Anakmu lapar, dia ingin kimbab dan jus mangga. Tapi aku menolak karena aku tidak ingin membangunkanmu, jadi aku hanya membuat susu agar dia tidak kelaparan lagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04