“Byun Jeno, bunda bilang diam di sofa!”
Baekhyun tertawa melihat kekesalan yang diciptakan oleh anak lelakinya di dapur. Jeno yang lincah terus mengikuti ibunya, bahkan seperti lem—menarik pakaian istrinya dengan erat. Membuat Yoora kesulitan memasak.
“Baekhyun! Tolong jagain Jeno sebentar!”
“Dia menjadi urusanmu. Kau yang bilang sendiri Jeno adalah tanggung jawabmu.”
Yoora mendecak. “Jangan bercanda, Baekhyun. Bantu aku melepaskan anak ini, dia selalu membuntuti ku.”
“Jena sayang ingin minum?” tanya Baekhyun mengalihkan perhatian nya pada putri kecilnya yang asyik berjalan menggunakan kursi beroda khusus bayi itu.
“Terserah! Biar saja hari ini kau tidak mendapat makan!”
Yoora menggendong tubuh gempal Jeno, dan membawanya menaiki tangga dengan kaki yang dientak-entakkan.
“Taruh saja Jeno di baby Walker,” usul Baekhyun menahan tawa karena berhasil membuat istrinya kesal.
“Jika bisa sudah ku lakukan!”
Baekhyun mengejar istrinya yang hendak memasuki kamar mereka. Menggenggam lengan istrinya yang bebas untuk kembali turun kebawah dan menduduki sofa ruang tengah.
“Kemarikan, biar aku yang menggendong Jeno.”Saat lengan Baekhyun hendak mengambil alih tubuh anak berusia satu tahun itu, Jeno malah mempererat pelukannya di leher Yoora.
“Tidak mau.” ucap Baekhyun mewakili disertai gelengan.
“Jeno! Jeno dengar buna! Memangnya kau tidak ingin makan?”
Anak itu malah memajukan bibirnya hendak menangis. “Diam.. jangan menangis, anak buna tidak boleh cengeng.”
“Sebenarnya disini siapa yang lelaki dan siapa yang perempuan?” tanya Baekhyun bingung.
Tentu saja. Byun Jena sangat pendiam, bahkan jarang sekali berceloteh atau bisa dibilang anak itu sangat penurut tanpa menyusahkan orang tuanya karena ditaruh di atas baby Walker pun anteng.
“Jeno, sayang sama ayah dulu ya?”
Anak lelaki itu menyandarkan kepalanya tepat di depan dada Yoora. Membuat istrinya itu menghela nafas panjang sebab terlalu lelah menghadapi sikap manja Jeno.
Padahal, keduanya tidak pernah memanjakan anak-anak bermarga Byun itu.
“Sudah lah, Jeno memang ingin bersama ku. Itu karena kau bau, jadi dia merasa tidak nyaman.”
Heol.
“Hari ini kita makan diluar saja. Jeno memang benar-benar tidak bisa diganggu. Tidak mungkin kau memasak dengan menggendong Jeno seperti itu.”
“Ide bagus. Aku jadi tidak perlu repot-repot memasak, ayo kita pergi.”
Baekhyun yang sudah ingin bersiap mengambil jaket jeans nya terhenti saat teriakan Yoora menggema di ruang tengah. “Ada apa?”
“KAU MAU KELUAR TANPA MANDI? YANG BENAR SAJA!”
“Bahkan aku tidak mandi pun masih tetap tampan.”
Istrinya mencibir. “Bukan masalah itu, tubuhmu bau!”
“Apanya yang bau? Wangi seperti ini.”
“Kau itu bangun pagi-pagi kenapa tidak langsung mandi?”
“Melihat si kembar, entah aku malah lupa segala-galanya.”
“Alasan! Bilang saja memang karena kau malas mandi.”
Ia menyengir, memperlihatkan giginya. “Aku hanya perlu pakai parfum dan memakan permen.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04