Chapter 16-Stop Bothering me.

2.8K 378 10
                                    

Wajah Yoora berseri-seri mengingat hari ini cafe nya telah dibuka. Meski ia tidak tau betul berapa banyak pengunjung yang datang karena tempatnya di dapur, tapi setidaknya ia sudah berpikir optimis bahwa akan banyak pelanggan hari ini.

Benar saja, ketika tanda open terpampang didepan pintu, sudah lebih dari sepuluh orang yang datang untuk menikmati makanan dan minuman di cafe ini. Beberapa pelayan meluncur untuk mencatat dan memberikan pesanan pada pelanggan.

Meski koki di cafe ini tidak hanya Yoora melainkan dua orang yang diyakini sebagai utusan dari ayahnya Saera, namun tetap saja Yoora sebagai koki utama di cafe tersebut.

"Chef Yoora, kau bisa beristirahat terlebih dahulu." usul salah satu koki karena melihat wajahnya yang tampak kelelahan.

"Baiklah, aku akan kembali nanti."

Yoora melepas kain apron dengan topi kokinya pula, lalu melangkah keluar dari dapur. Matanya takjub ketika melihat muda-mudi yang tengah asyik memakan masakannya, apa benar makanan buatannya itu rasanya enak?

"Chef Yoora, kau dipanggil Nyonya Saera."

"Ne." Yoora mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya.

Ia sedikit terbelalak melihat Saera yang dengan santainya duduk diatas sofa ruang khusus gadis itu bekerja. Persetan dengan bekerja, dilihat dari kelakuannya saja dia memang terlihat seperti bos yang senang berleha-leha.

"Kau enak-enakan disini sedangkan aku memasak di dapur. Yang benar saja,"

"Lalu kau ingin apa? Menggantikan ku sebagai bos?"

"Tidak juga, aku tidak suka mengatur orang."

"Kalau begitu kau sudah cocok menjadi chef di cafemu sendiri, bukankah bagus seperti itu?"

"Sebenarnya aku begitu amat sangat senang melihat cafe ini yang ternyata ramai seperti dugaanku."

"Cafe ini letaknya strategis Yoora, jadi banyak orang yang berlalu lalang disekitar sini. Maka dari itu mereka menjadi tertarik untuk datang, belum lagi pegawai kantor BJ Corp yang datang untuk makan siang."

"Ah begitu ya? Bukankah disana ada kantin khusus karyawan?"

"Entah? Ngomong-ngomong kenapa kau ada disini?"

"Jae hee menyuruhku istirahat, aku menurut saja. Lagi pula sudah berapa makanan yang aku masak? Tanganku seperti ingin patah rasanya."

"Kau ini, berlebihan sekali."

"Berlebihan bagaimana? Aku koki utama disini kau tau."

"Kau berbakat menjadi koki, jika aku yang memasak makanan untuk mereka. Dapat ku pastikan tidak ada yang datang kesini."

"Alasan saja."

"Setidaknya aku sudah membuat appa bangga karena membuka cafe sendiri, meski dibantu olehmu. Dia bahkan rela mencarikan chef terbaik untukku, padahal aku sudah menemukan yang paling terbaik dari yang terbaik."

"Kau ini berbicara terbelit-belit, aku jadi tidak mengerti."

"Tidak perlu dimengerti, sudah lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan kembali menghitung uang."

"Baru menjadi bos saja sudah belagak. Seperti mendapat uang banyak saja harus dihitung segala." Yoora memandangnya dengan tatapan mengejek, lalu ia keluar dengan kaki yang sengaja di hendak-hentakan ke lantai. Saera hanya tertawa melihat kelakuan dari adik ipar nya itu.

Yoora kembali memakai kain apronnya. Ia menggerutu kesal pada sikap Saera barusan. Rasanya, ia seperti diusir dari ruangan itu padahal sebenarnya tidak ada unsur menyindir disana.

Hurt [Baekhyun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang