Baekhyun melangkahkan kakinya tergesa-gesa. Ia harus sampai di rumah sakit dengan tepat waktu, karena ini mempertaruhkan hidup dan mati.
Bukan. Itu bukanlah ia yang bertaruh nyawa, melainkan Jung Yoora yang tengah berusaha mengeluarkan dua bayi sekaligus dalam satu waktu di ruang Operasi.
Dokter memang sudah memprediksikan bahwa, bayi kembarnya itu akan lahir hari ini. Tapi, istrinya bersikeras meminta Baekhyun untuk bekerja dengan alasan mengidamnya.
Padahal baru setengah hari berkutat di meja kerjanya. Telpon mendadak dari Jaehyun- kakak Yoora yang mengatakan bahwa wanita itu terjatuh di kamar mandi dan cairan ketubannya pecah. Hal itu yang membuat Baekhyun panik bukan main.
Ini juga salahnya, karena meninggalkan sang istri begitu saja dan kurang menjaganya. Alhasil, Yoora harus melahirkan dengan metode sesar, bukan normal. Meski begitu, Baekhyun berpikir bahwa Istrinya juga bertaruh nyawa karena yang dikeluarkan oleh tim medis dari dalam perutnya bukanlah satu melainkan dua bayi.
Saat sampai di depan Operation room. Ia melihat lampu tersebut dalam keadaan mati yang artinya di dalam tidak ada aktivitas yang di lakukan karena kalau telah terjadi kegiatan operasi, pasti lampunya menyala berwarna kuning.
Jantungnya berpacu sangat kencang. Apa, istrinya sudah berhasil melewati operasi sesarnya? Bagaimana hasilnya? Yoora dengan bayi kembarnya baik-baik saja bukan?
"Baekhyun?"
Ia menoleh. Di sampingnya telah berdiri seorang dokter bernama Junmyeon dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Dimana istriku?"
"Istrimu? Yoora?"
Baekhyun mendecak. "Kau pikir siapa lagi kalau bukan Yoora?"
Dokter Junmyeon terdiam sebentar. "Istrimu.."
"Operasinya lancar bukan? Istri dan anakku baik-baik saja, iya kan?”
"Tenang dulu. Kau harus bersabar,"
Baekhyun memegang kedua bahu dokter itu dengan cemas. "Katakan dimana istriku?!"
"Karena air ketubannya, dia mengalami operasi sesar-"
"AKU TAU!"
"Kedua anakmu selamat, mereka laki-laki dan perempuan. Kami memasukkan nya ke dalam tabung bayi karena detak jantungnya lemah."
Baekhyun sedikit lega, mendengar penuturan dari dokter tersebut. Namun, ia benar-benar tidak bisa bernafas lega kalau belum mengetahui keadaan istrinya.
"Dimana Yoora?" tanya Baekhyun lagi. Tatapannya kalut.
"Dia.." Dokter Junmyeon menghentikan ucapannya. "Lebih baik kau ikut aku."
Baekhyun hanya bisa pasrah dan mengekor di belakang pria berjas putih itu, dengan mulut yang tak henti-hentinya melafalkan doa-doa yang biasa ia ucapkan ketika mengunjungi gereja.
Dokter Junmyeon melangkah ke ujung lorong, yang dimana terdapat tanda 'Kamar Mayat' di pintunya.
Yoora baik-baik saja bukan?
"Kak.." panggil Baekhyun mulai merinding.
Dokter bermarga Kim itu berhenti tepat di depan kamar khusus para jasad yang meninggal tersebut. "Ada apa?"
"Jangan bilang Yoora.."
"Apa?"
"Ini tidak mungkin. Kenapa dia bisa ada di tempat mengerikan ini?"
Dahi dokter Junmyeon mengerut. "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
"Kenapa langkahmu terhenti tepat di depan kamar ini? Apa Yoora.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04