Baekhyun datang ke kantor dengan tergesa-gesa. Gawat! ia telat 30 menit karena alarm di ponselnya tidak berbunyi akarena dalam daya mati. Alhasil ia harus sampai ke tempat kerjanya tepat jam 7.40 dengan jarak ke kantor membutuhkan waktu dua puluh menit.
"Kau telat empat puluh menit, tuan." ucap Jihoon yang membuat Baekhyun merenggut.
"Aku kesiangan."
"Kau tidak memakai dasimu? Hei apa kau tidak bisa mengancing kemejamu?"
Jihoon menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Bagaimana mungkin seorang Byun Baekhyun memakai kemeja dengan dua kancing atas yang terbuka? Pantas saja karyawan perempuan di kantor ini memandang dengan tatapan seperti melihat makanan lezat.
"Aku terlalu terburu-buru tadi. Bantu aku memasang dasi."
"Memangnya kau tidak bisa memakainya sendiri?"
Baekhyun menggeleng lalu tersenyum kikuk. "Aku selalu meminta bantuan ibuku."
Helaan nafas keluar dari bibir sang Sekretaris. Tangan lelaki Park itu bergerak membelit dasi bergaris hitam putih di kerah kemeja bergaris Tuan-nya. Setelah selesai, Jihoon menepuk-nepuk dada pria itu yang sudah dilapisi oleh jas.
"Karena kau telat, aku akan memotong gajimu."
"Astaga, kau berbicara seperti itu pada atasanmu? Yang benar saja."
"Kau selalu memerintahku dan mengancam akan memotong gaji kalau aku telat lima menit. Maka aku juga akan melakukan sebaliknya."
"Itu karena aku tidak mau mempunyai karyawan yang malas dan selalu datang siang."
"Lalu kau sendiri boleh melakukan semua itu? Bukankah tidak adil?"
"Aku pemilik perusahaan ini jadi aku bebas melakukan apapun."
"Kau itu panutan, kak? Apa kata karyawan nanti melihat atasannya datang telat dengan pakaian urakan seperti tadi?"
"Iya, oke. Kau menang. Aku sedang malas berdebat."
"Persiapkan dirimu. Satu jam lagi akan ada meeting dadakan."
"Meeting dadakan?" Dahi Baekhyun berkerut. "Kau bilang jadwalku hanya bertemu dengan Oh Sehun saat jam makan siang? Kenapa tiba-tiba meeting?"
"Petinggi saham meminta hasil laporan yang baru untuk target pasar. Jadi ini saatnya kita mengetahui kinerja para divisi dengan hasil presentasi."
"Ck. Menyebalkan!"
"Sudah tidak usah menolak, mereka adalah seseorang yang akan memberikan aset cuma-cuma pada kita, jadi terima saja."
"Aku jadi curiga, mereka bisa saja menusuk kita dari belakang. Benarkan?"
"Kau selalu saja curiga pada seseorang. Tidak baik seperti itu!"
"Hei aku sudah berpengalaman atas segala hal asal kau tahu. Jadi aku patut curiga terhadap siapa pun, termasuk kau pun bisa ku curigai."
"Ya terserah. Kau sudah sarapan?"
"Belum. Jihoon tolong belikan aku bubur abalon. Pastikan rasanya sama dengan buatan ibuku."
"Kau pikir mudah mencari bubur yang sama dengan masakan ibumu?"
"Aku tidak mau tahu, pokoknya bawakan bubur itu sekarang juga."
"Baiklah, jangan kemana-mana."
Baekhyun menatap punggung sekretarisnya yang kian menjauh. Tatapannya berubah sendu ketika melihat beberapa dokumen yang tertata rapi di atas meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04