Yoora berjalan masuk ke rumah dengan wajah lesu. Hari ini ia telah kehilangan pekerjaannya hanya karena hal sepele yang bahkan, itu bukan sepenuhnya ia yang melakukan.
Langkahnya terhenti ketika sudah berada di samping box bayi milik Hyunji. Seberusaha mungkin ia tersenyum di depan adiknya yang masih tertidur pulas di jam setengah tiga ini.
“Hei, apa kau tidak akan bangun?"
Yoora menggoyang-goyangkan pelan tubuh penuh daging itu, hingga sang pemiliknya terbangun dan mengerjap lucu. "Selamat sore, apa tidur siangmu nyenyak?" sapanya sambil menggoyangkan tangannya ke kiri ke kanan.
Ia lantas menggendong bayi itu dan membawanya ke taman belakang rumah Saera. Tidak ada yang istimewa disana, selain rasa sejuk dan indah saat bunga-bunga yang tertanam rapi seakan menari saat angin bertiup sepoi-sepoi.
Disana memang terdapat sebuah ayunan panjang yang sengaja dihias di tengah taman. Saera bilang, taman ini berguna menyembuhkan rasa sakit atau kekecewaan di dalam diri seseorang.
“Hyunji, aku ingin menceritakan sesuatu padamu. Boleh?"
Hyunji menjawab hanya dengan celoteh aneh. Bibir Yoora terus saja mengembang melihat tingkah lucu yang tercipta oleh anak itu. Namun, sepersekian detik, senyumnya luntur begitu mengetahui bagaimana ia akan memberi susu formula untuk Hyunji.
“Aku baru saja dipecat dari pekerjaanku.” adunya. Seakan mengerti, Hyunji mendongkak. “Bba?”
"Mungkin beberapa bulan selanjutnya kau tidak akan bisa minum susu. Tapi, aku akan berusaha untuk mendapatkan uang. Kau tidak boleh kurus,"
Satu tetes air terjatuh di atas pipi Hyunji. Tentu saja itu bukan air mata bayi berusia delapan bulan, melainkan Yoora yang mulai terisak. “Padahal, rumah saja kita tidak punya. Kenapa pula aku kehilangan sumber keuanganku. Tuhan tidak adil!”
Diam-diam lengan Yoora mengepal, ketika mengingat seorang pria yang telah semena-mena memecatnya. Sorot mata Indah itu berubah tajam, menusuk bagai mata elang. “Kau ingin tahu, siapa pelaku yang telah melakukan semua itu padaku?"
“Byun Baekhyun! Tuan bengis yang tak sengaja menabrak kita waktu itu, Hyunji.”
“Byun?” celoteh Hyunji.
“Iya, aku membencinya. Sangat-sangat membencinya!”
Ketika tangisan Yoora berubah menjadi kekesalan, kini berganti Hyunji lah yang menangis. “Aku sedang bercerita, kau malah mengeluh lapar.”
Yoora menghela nafas. Ia kembali membawa adiknya masuk ke dalam rumah, membuatkan susu untuk bayi yang tengah rewel saat ini. Oh, Yoora tidak tahu jika bubuk susu itu habis, bagaimana keadaan Hyunji nanti?
Ditaruhnya tubuh sang adik pada baby troller, agar tidak terjatuh selama ia membuatkan susu untuknya. Meski baru berusia delapan bulan, namun anak itu sudah sangat lincah hingga Yoora tidak segan menelantarkan adiknya di lantai begitu saja.
“Yooraaaa!!”
Yang dipanggil menoleh pada empunya suara. “Ah Saera. Kau sudah pulang? Tunggu, kau itu berbeda shift denganku dan seharusnya kau pulang sore. Kenapa jam segini kau sudah kembali?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04