Yoora baru saja mengantarkan makan siang ke ruangan Baekhyun. Seharusnya ia sudah berada di ruangannya sejak dua puluh menit yang lalu, namun pria itu bersikukuh untuk minta ditemani. Akhirnya ia menurut saja.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku, oh?" kesal Yoora pada seseorang di seberang sana.
Orang itu tertawa mengejek. "Aku sengaja menonaktifkan alarm jam weker dan di ponselmu, agar kau kesiangan dan pria itu tidak menjadikanmu sebagai ahli gizi pribadinya."
"Heol, jadi itu alasannya? Tapi sepertinya caramu itu kurang efektif, Saera."
"Jangan bilang, pria itu tetap keras kepala memintamu bekerja?"
"Dan nyatanya itu memang benar. Aku kesal sekali padanya, dia semena-mena terhadapku dan mengatakan akan memecatku. Padahal dia yang telah memaksaku untuk bekerja disini,"
Terdengar kekehan dari seberang sana. Yoora mendengus, "Kau baru saja menertawakanku?"
"Tidak. Eum, Yoora teruslah membuat kesalahan. Maka kau akan dengan mudah keluar dari pekerjaan itu."
"Kau memang sangat ingin aku keluar dari sini ya?"
"Aku cuma tidak ingin kau terluka, atau apa pun."
"Baekhyun tidak menyakitiku,"
"Aku heran padamu. Sebenarnya, kau benar-benar membenci pria itu atau tidak? Atau jangan-jangan kau mulai jatuh Cinta padanya karena mimpi beberapa hari yang lalu, maka dari itu kau seperti ini."
"Tidak ada rasa Cinta barang sedikit pun untuknya. Kau tamu dari awal aku tidak menyukainya, kenapa kau malah membuatku terpojok?"
"Hei, baperan sekali kau ini. Aku cuma mengetesmu tadi, jangan dimasukkan ke dalam hati."
"Ah sudahlah. Dimana Hyunji?"
"Ada di ruanganku, sedang bermain dengan beberapa mainan yang ku beli tadi pagi."
"Katakan padanya bahwa, aku selalu merindukannya."
"Akan ku sampaikan, tenang saja."
Yoora sedikit terlonjak kaget ketika terdengar suara telpon kantor yang berada di atas meja kerjanya. Ia mendesah pelan, sudah dapat dipastikan yang meneleponnya saat ini adalah atasannya yang menyebalkan itu.
"Tunggu sebentar." ucapnya pada Saera. Kemudian beralih ucap pada telpon berkabel, "Halo?"
"Yoora, bisa kau bekerja dengan benar?"
Nada bicaranya lembut, namun sedikit menohok. Kenapa lagi dia? "Apa aku melakukan kesalahan, tuan?"
"Kau pikir, aku bisa makan tanpa minum?"
"Eoh, kau tidak mengatakan padaku untuk dibawakan minum."
"Seharusnya kau mengerti, jangan aku terus yang harus mengingatkanmu."
"Memangnya kau terus mengingatkan ini itu padaku? Ini baru pertama kali, astaga. Kau berkata seperti itu seakan-akan aku melakukan banyak kesalahan, Baekhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04