“Ayo pulang.”
“Apa maksud paman pulang? Memangnya kakak mau kemana?”
“Rumah kakakmu itu bukan disini, dia hanya menginap karena kau terus merengek ingin tidur bersamanya. Dia harus pulang agar bisa memberikan keponakan untukmu.”
“Paman, jangan bawa kakak pulang. Nanti Hyunji sendiri disini!”
“Kau bisa tidur bersama kakek, Hyunji.”
“Tidak mau! Kakek selalu menyuruh Hyunji tidur cepat tanpa membacakan dongeng, tidak seperti kak Yoora yang dengan senang hati menemani dan membaca buku penghantar tidur.”
“Kau bisa bermain dengan Jung Ahra.”
Merasa nama anaknya di panggil, Jaehyun menoleh pada Baekhyun dan menatapnya tajam. “Apa kau bilang? Bermain dengan Ahra? Hei, aku juga harus pulang.”
“Tapi kak, setidaknya tunda kepulanganmu satu hari lagi. Dia pasti merasa kesepian karena tidak memiliki teman.”
“Kenapa harus Ahra?” Jaehyun mendecih. “Kalau saja kau tidak membuat adikku frustasi dan memilih untuk bunuh diri, mungkin anakmu juga bisa menghibur Hyunji.”
“Kakak.. Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak membahas hal ini lagi?”
“Kenapa kau terus membela Baekhyun yang jelas-jelas sudah menyakitimu?”
“Bagaimana pun, dia tetap suami ku.”
“Kau ini terlalu mencintai pria itu sampai-sampai menjadi seperti—”
“Jaehyun, kau ini kenapa sih? Baekhyun itu tidak sepenuhnya salah. Semua terjadi karena kesalahpahaman! Mulutmu terus saja mengatakan hal yang menyakitkan pada Baekhyun.” ujar Saera emosi. Pasalnya, Jaehyun terus saja menyalahkan Baekhyun seakan tidak ingin memaafkan pria itu barang sedikit saja.
“Bagus, jadi kau juga ikut membelanya?”
“Tolong mengertilah kakak. Jangan terus menekan Yoora untuk menceraikan Baekhyun, dia berhak menentukan pilihannya sendiri.” Saera kini mengatakannya dengan nada pelan. “Kita pulang sekarang, Ahra bisa terbangun kalau aku terus memarahimu.”
Yoora yang melihat wajah tak bersahabat Jaehyun pada suaminya pun akhirnya ikut membuka suara. “Biar aku yang bantu berbicara dengan Hyunji.”
“Jangan, kau pulang saja. Biar ayah yang membujuk adikmu, dia pasti akan mengerti.” Shin-yo beranjak dari duduknya. “Kalian pulang dan beristirahatlah.”
“Baik ayah.”
“Sebelumnya, terima kasih ayah Jung, Saera karena telah membela dan mendukung hubungan kami.” ujar Baekhyun.
“Ku beri pesan padamu, jangan pernah sakiti anakku lagi. Ingat!” peringat mertuanya.
“Siap, ayah.”
¢¢¢
“Baekhyun, apa kau baik-baik saja?”
Pria yang diajak berbicara itu menoleh ke arahnya. “Tentu, memangnya kenapa?”
“Tentang perkataan Kak Jaehyun tadi, jangan dimasukkan ke dalam hati ya? Dia memang sedikit sensitif, maklum aku adalah adik kandungnya.”
“Ah tak apa, aku tahu kalau kak Jaehyun takut aku menyakitimu lagi.”
“Seharusnya aku memberi tahumu tentang kehamilan ku waktu itu. Jadi tidak akan terjadi kesalahpahaman yang berujung perdebatan begini.”
“Aku tidak suka kau menyalahkan dirimu sendiri. Raga ku terlalu takut saat traumamu kembali muncul.”
“Bantu aku, Baekhyun. Bantu aku untuk menghadapi semua masalah yang aku hadapi, dan menghilangkan trauma yang terus menghantui ku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04