Chapter 56-Waiting and Sad Letter.

3.5K 306 42
                                    

“Ayolah, jangan tidur terus. Kau tidak ingin menemuiku?”

“Aku merindukanmu, jadi tolong buka matamu dan lihat aku. Sudah delapan bulan kau mendiamiku seperti ini, Yoora.”

“Kau mau menghukumku? Atau, kau ingin memasukkan ku ke dalam penjara? Tak apa, asal kau bangun dulu. Bukankah kau harus sehat agar bisa tertawa di atas penderitaanku?”

“Yoora, Saera sudah melahirkan anak pertamanya dua bulan yang lalu.”

“Kalau anak kita masih hidup, pasti usianya sudah memasuki usia enam bulan. Sayang nya aku terlalu bodoh karena menyakiti kalian berdua, dan membuatmu akhirnya terbaring kritis seperti ini.”

Baekhyun tertawa sumbang. 

"Aku brengsek ya, Ra? Membiarkanmu melawan masalahmu seorang diri." ucap Baekhyun lirih. “Ra, kalau kau tidak ingin bangun juga atau malah meninggalkanku. Beri tahu aku, agar kita bisa pergi bersama.”

Lagi-lagi Baekhyun menangis atas dasar rasa kesal pada dirinya sendiri. Ini sudah 8 bulan ia menunggu Yoora yang masih dalam posisi nyenyak tertidur. Sungguh, Baekhyun merindukan segala hal yang ada pada Yoora, termasuk sikap keduanya yang selalu bertengkar saat bertemu.

“Menurutmu, kenapa dulu aku selalu membuatmu kesal?”

Tak ada jawaban, Baekhyun melanjutkan kalimatnya. “Aku begitu sangat mencintaimu, sampai rasanya melihat wajahmu yang cantik saja aku menjadi candu. Jadi, aku ingin melihat wajah jelekmu saat kesal, sayangnya wajahmu selalu cantik.”

“Temani aku dan kita mulai hidup baru bersama. Aku berjanji akan mempercayaimu,”

Baekhyun terlalu fokus bermonolog sampai tidak sadar bahwa kedua orang telah masuk ke ruangan intensif itu.

“Masih belum ada perubahan?”

Ia menoleh pada empunya suara sambil mengusap air matanya. “Kapan ayah sampai?”

“Baru saja, kau terlalu asyik berbincang dengan istrimu sampai tidak sadar akan kehadiranku.”

“Maafkan aku, ayah Jung.”

“Terima kasih sudah setia menemani Yoora, selama dia berada disini.”

Baekhyun tersenyum. Entah perasaan apa yang bisa ia tunjukkan, Jung Shin-yo tidak pernah marah atas kejadian 8 bulan yang lalu.

“Uncle, apa kau tidak mengganti pakaianmu? Sejak kemarin memakai kemeja yang sama.”

Ia beranjak dari duduknya dan menggendong tubuh Hyunji. “Iya, aku menunggu kakakmu sampai lupa mandi.”

“Kakak akan baik-baik saja, uncle. Jangan khawatir, dia tidak akan pergi kemana-mana.”

“Aku tahu.”

Gadis kecil berusia 3 tahunan itu mengecup pipi Baekhyun. “Maka dari itu pulanglah. Kau harus mandi agar tubuhmu wangi.”

“Hyunji benar, Baekhyun. Sudah beberapa bulan ini kau tidak memperhatikan kesehatanmu, maupun tubuhmu. Selesai bekerja, kau selalu langsung datang kesini tanpa pulang terlebih dahulu.”

“Aku baik-baik saja.”

“Pulanglah, aku yang akan menjaganya disini.”

Tak ingin memperdebatkan hal sepele. Baekhyun lebih menurut untuk mengikuti saran mertuanya. Ia lantas menurunkan Hyunji dari gendongannya dan pamit undur diri dari sana.

Saat tengah fokus mengendarai mobil. Ponsel nya berdering dan tercetak nama ibunya disana, ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

“Halo??”

Hurt [Baekhyun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang