“Jihoon, aku tidak bisa menitipkan Hyunji padamu lagi.”
Jihoon termangu sesaat. “Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?”
Yoora menggeleng. “Kau tidak melakukan apa pun pada Hyunji, malah aku sangat berterima kasih padamu.”
“Lalu apa alasannya?”
“Aku takut Hyunji mengganggu pekerjaanmu. Kau sudah mempunyai tugas yang banyak sebagai seorang sekretaris CEO, aku tidak mau membebani Hyunji padamu. Ku harap kau mengerti,”
“Aku senang Hyunji berada di sampingku. Tapi kalau itu maumu, aku akan mencoba mengerti. Lagi pula, aku juga takut kak Baekhyun tahu kalau Hyunji berada di kantornya.”
“Tolong jangan salah paham. Bukan aku tidak ingin kau bersama Hyunji, masih ada Saera yang ingin membantu menjaga Hyunji selagi aku memasak.”
“Tak apa.”
“Kau kecewa?”
“Tidak, Yoora. Aku akan mengunjungi cafe ini kalau ingin bertemu dengan Hyunji.”
“Terima kasih. Ingin ku buatkan sarapan? Ada bubur abalone di dapur, aku membuatnya tadi pagi.”
“Kau menjual bubur abalon juga?”
“Tidak, aku cuma iseng membuatnya. Makanan kesukaanmu bukan?”
Jihoon mengangguk dibarengi senyum indahnya. Oh, pria itu selalu tampan dalam segi apa pun.
“Dimana Hyunji?”
“Sedang bermain dengan Saera, kau ingin bertemu dengannya?”
“Nanti saja,”
“Baiklah kau tunggu disini, akan ku ambilkan semangkuk bubur untukmu.”
Yoora beranjak, sementara Jihoon menunggu di tempatnya. Pagi ini memang tidak terlalu cerah, namun tidak juga mendung. Mungkin karena sebentar lagi musim salju akan datang, menurut berita yang ditayangkan di televisi.
Gumpalan-gumpalan putih seperti busa mulai berjatuhan. Perkiraan cuaca memang tidak pernah salah, Salju bertekstur lembut itu membasahi jalanan Kota Seoul. Ia harus mempersiapkan pakaian yang tebal agar bisa menghangatkan tubuh.
“Sekarang sudah masuk musim salju.”
Jihoon menoleh pada Yoora yang kini sudah berada di hadapannya. Mungkin karena terlalu fokus melihat kearah luar, dia jadi tidak menyadari keberadaan Yoora.
“Makanlah, suhu cuaca akan kurang dari nol derajat. Bubur ini bisa sedikit menghangatkan tubuhmu. Ah iya, jangan lupa pakai jaket tebal atau coat saat pergi kemana pun.”
“Kau peduli padaku?”
“Tentu saja, kau sahabat kecilku.”
“Aku makan ya?”
Jihoon mulai menyuap sesendok bubur ke dalam mulutnya. Tidak perlu repot-repot mengkritik karena dia sudah mengetahui bagaimana rasa nasi berstruktur lembut ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04