"Jadi, apa aku harus menjemputmu besok?"
"Tidak perlu, aku akan datang secepat mungkin. Katakan, kapan saja kau membutuhkanku?"
"Jadwal makan ku tiga kali sehari. Kau bisa datang saat sarapan, makan siang dan terakhir malam. Setelah itu kau boleh pulang."
Yoora menghela nafasnya. "Baiklah, tapi aku punya satu syarat."
"Apa itu?"
"Bisa kau transfer kan uang gajian ku minggu ini? Kak Jaehyun membutuhkan uang itu."
"Tenang-tenang, seperti yang ku tawarkan padamu. Aku akan memberi enam puluh juta won per bulan, bagaimana? Setuju?"
"Oke."
"Aku akan memberikanmu sebuah berkas perjanjian besok. Tanda tangani, dan selanjutnya kau boleh langsung bekerja."
"Itu artinya, besok aku harus langsung ke dapur kantor kan?"
"Yang menyuruhmu bekerja di bagian itu siapa?"
"Loh, bukankah kau yang memintaku menjadi ahli gizi?"
"Aku menyuruhmu menjadi ahli gizi pribadi. Kau sudah ku beri ruangan khusus, jadi tidak perlu ikut campur di dapur."
"Terima kasih, tuan."
"Oh iya satu lagi, saat sedang bersamaku tolong jangan menyebutku dengan embel-embel Tuan atau direktur. Aku sangat risih."
"Tapi kau atasanku, Tuan. Aku harus bersikap sopan pada seseorang di atasku."
"Tapi aku yang memerintahmu, jadi turuti saja ucapanku."
"Jadi aku harus memanggilmu apa?"
"Baekhyun, Byun Baekhyun."
"Rasanya sangat tidak sopan memanggil nama."
"Sudah ikuti saja, ribet sekali kau ini."
Yoora hanya mengangguk pasrah. Ia tidak ingin berdebat lagi dengan pria itu, karena sekarang yang harusnya dilakukan adalah memperbanyak bersikap sopan pada Baekhyun.
"Sampai," ucap Baekhyun.
Ia menatap keluar jendela mobil. "Terima kasih atas tumpangannya."
Baekhyun menurunkan kaca mobilnya, ketika Yoora sudah turun. "Besok, kau juga boleh membawa adikmu itu."
Yoora menggeleng cepat. "Tidak Tuan, ehm, maaf Baekhyun. Sudah ada Saera yang menjaganya, jadi kau tidak perlu khawatir." ia merunduk sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kuda besi milik Baekhyun.
Langkah kaki membawanya masuk ke dalam rumah yang masih terang benderang. Ia tersenyum saat mendapati Saera yang tengah tertidur pulas di atas dada bidang Jaehyun.
"Dia tertidur?""Kami sampai sepuluh menit yang lalu, dia mengeluh mengantuk tapi ingin menunggumu. Aku sudah memaksanya untuk memasuki kamar lebih dulu tapi dia menolak."
Ia mendekat pada tubuh Saera. Posisinya menjadi setengah duduk menyejajarkan dirinya dengan Saera. Kemudian menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu dengan lengan milik Hyunji. "Kak Saera, bangun. Aku sudah sampai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04