“Tolong ya? Baekhyun tidak ingin mengantar ku chek-up, dan aku ingin segera melihat jenis kelamin anakku.” rengek Yoora pada pria di seberang sana. Ia berharap, Jihoon mau mengantarnya ke dokter kandungan, untuk memeriksa keadaan bayinya.
Terdengar helaan nafas dari seberang sana. “Aku sedang banyak pekerjaan, bagaimana kalau besok saja?”
“Ah, baiklah. Janji besok akan mengantarkanku, ya?”
“Hm, aku janji.”
“Yes!” Yoora berseru senang. Ia lantas memutuskan sambungan teleponnya dan segera bergegas menuju kamar—Lebih tepatnya kamar ia dan Baekhyun, karena pria itu yang memintanya untuk mengosongkan kamar tamu. Alhasil, Yoora kembali menempati kamar asalnya.
Ini sudah memasuki usia tujuh bulan kandungannya yang berarti, sekitar empat bulan pernikahannya dengan Baekhyun. Tidak ada yang berubah selama itu, suaminya tetap sama seperti biasanya. Tidak peduli dan terkesan cuek. Terakhir kali Baekhyun bersikap hangat, dua bulan yang lalu saat Yoora benar-benar kesakitan.
Apa ia harus dalam posisi tidak baik-baik saja agar Baekhyun bersikap hangat lagi padanya? Namun, Yoora tidak menuntut pada suaminya tentang apa pun itu, selama mereka masih berumah tangga, ia merasa berada di zona aman.
Selama ini, Jihoon yang sudah berbaik hati ingin mengabulkan semua keinginan anaknya. Pria itu rela meluangkan waktunya hanya untuk sekedar memberikan apa yang ia mau, meski dalam keadaan mode lelah.
Baekhyun? Hah, dia masih tetap tidak peduli kalau bayi dalam kandungannya ini ternyata anaknya. Kalau memang itu yang diharapkan Baekhyun, tak apa. Yoora siap melahirkan tanpa di temani oleh sang suami.
“Ingin pergi?” instruksi Baekhyun yang membuatnya menoleh.
“Apa pedulimu padaku?” ia kembali merias wajahnya di hadapan cermin.
“Kau masih istriku, jadi aku harus tahu kau pergi kemana dan dengan siapa.”
“Istri? Selama empat bulan kita menikah, dan kau tidak memedulikanku, kau masih menganggapku sebagai istrimu? Huh, ku kira kau telah melupakan status kita.”
“Kau sudah berani membangkang padaku?! Seharusnya kau bersyukur tidak ku ceraikan!”
“Kenapa kau tidak berpikiran untuk menceraikanku saja? Bukankah, sejak dulu pun kau tidak pernah mencintaiku?”
Yoora membalikkan tubuhnya menghadap ke Baekhyun. “Memangnya, aku pernah mendengarmu mengatakan bahwa kau mencintaiku? Tidak bukan? Seharusnya aku tidak percaya begitu saja, saat kau mengajakku untuk menikah!”
“Aku memang mencintaimu! Tapi semenjak kehadiran anak sialan itu, aku jadi ragu kau adalah wanita baik-baik.”
“Anak sialan?" Ia mendecih. "Kenapa kau sekarang ragu? Kenapa tidak sejak dari dulu saja kau menyadarinya?”
“Itu karena ku pikir kau seorang gadis yang polos. Ternyata, dugaanku salah. Aku malah menikahi wanita yang tengah mengandung anak orang lain!”
“Kalau kau benar mencintaiku, kau pasti akan menerima ku apa adanya. Bukan malah berpikiran negatif! Aku ini istrimu, Baekhyun.”
“Istri macam apa yang tidak menjaga kehormatannya untuk suaminya?!”
“Kau tidak mengetahui sesuatu, Baekhyun!”
“Apa yang tidak ku ketahui?” Baekhyun tersenyum sarkastis. “Dasar Jalang!”
“Iya! Kau telah menikahi seorang jalang!”
“Bagus kalau kau sadar diri.”
Baekhyun hendak pergi begitu saja, namun dengan cepat Yoora berucap. “Mungkin kau memang harus mengetahuinya, Baekhyun.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanficTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04