“Yoora, dari mana saja kau?! Kami semua khawatir dan mencarimu kemana-mana!” omel Saera ketika Yoora baru saja datang dan menduduki sofa ruang tamu bersama Jihoon.
“Kau berbohong kan? Dokter klinik disini mengatakan kau tidak datang untuk mengobati lenganmu, jadi kau kemana kemarin?! Semalam tidak pulang, apa kau menjual dirimu, hah?!”
“Perkataanmu keterlaluan Saera, semua pradugamu salah. Aku sama sekali tidak berniat menjual diriku pada lelaki hidung belang hanya untuk mendapatkan uang, harga diriku tidak dapat dibeli oleh siapa pun!”
“Kalau tidak, lalu siapa lelaki ini? Kenapa dia datang bersamamu? Apa kau menidurinya?”
“Sudah ku bilang, aku tidak pernah berniat menjual diriku Saera! Kemarin aku mendatangi club, aku mabuk dan lelaki ini dengan baik hati membawaku ke rumahnya.”
“Apa? Membawamu ke rumahnya? Kau bilang dia baik hati?” wajah Saera berubah merah padam. “Yak! Kalau dia memperkosamu, bagaimana?!”
“Nona, maaf kalau menyela pembicaraanmu. Tapi, bisa kau tidak perlu berteriak?” Jihoon mengusap telinganya yang terasa mendengung. “Aku membawanya ke rumahku tanpa niat apa pun. Sungguh, aku hanya kasihan padanya. Dia sangat mabuk dan aku tidak bisa membiarkannya di dalam club sampai esok pagi, bagaimana kalau dia tidak sadar diperkosa dengan lelaki hidung belang?”
“Saera, dia teman kecilku. Kau tidak akan mengenalnya, tapi sebelum mengenalmu aku sudah lebih dulu dekat dengannya.”
“Benarkah?”
Yoora mengangguk. “Hm, dia sangat baik padaku.”
“Hyunji menangis, sepertinya dia merindukanmu karena seharian tidak pulang.”
“Ah iya aku sampai lupa,” Yoora beranjak menuju kamar Hyunji.
“Benar, kau tidak menyentuh Yoora kan?” tanya Saera memastikan.
“Tidak, nona. Dia sahabatku, aku tidak mungkin berani menyentuh sahabat yang sangat ku rindukan.” tutur Jihoon.
Selang sepuluh menit Yoora datang dengan membawa bayi mungil yang berada di gendongannya. “Jihoon, ini adikku.” ucap Yoora memperkenalkan adiknya. “Baby, ini uncle Jihoon.” ia menggerak-gerakkan lengan Hyunji ketika Jihoon menggenggam lengan adiknya.
“Lucu sekali, siapa namanya?”
“Hyunji, Park Hyunji. Bagus bukan?”
“Bagus sekali, marga kita sama. Bayi yang cantik, berapa umurmu?”
“Usiaku delapan bulan, kak.” ujar Yoora menirukan suara bayi.
“Kenapa kau tidak memakai marga ayah tirimu?”
“Aku menyukai marga dari ayah kandungku. Jadi aku tidak mengubah namaku, Jaehyun kak juga.”
“Tumbuhlah dengan baik baby Hyun, aku akan ikut serta merawatmu. Katakan semua keperluanmu, aku akan membelikannya khusus untukmu.”
“Terima kasih, kak Jihoon.”
Brak!Pintu tiba-tiba terbuka lebar dan menampakkan Jaehyun yang baru saja datang dengan nafas terengah-engah. Kenapa dengan pria itu? Apa rentenir itu datang lagi? Ah, Yoora merasa cemas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04