Chapter 29-It's Very Scary.

2.5K 301 5
                                    

Yoora mengeluh saat mendengar hujan deras diluar sana. Seharusnya, ia memaafkan pria itu atas kejadian dua hari yang lalu. Namun ego nya terlalu tinggi dan menuntut pada rasa gengsi.

Beruntung tidak ada suara petir. Kalau sampai terdengar mungkin Yoora bisa..

"AAAAA!!" teriaknya ketika kilat menyambar jalanan tanpa ujung.

Baru saja ia akan menghela nafas lega karena hanya suara rintikan yang terdengar, kini mungkin Yoora harus banyak-banyak berdoa semoga saja Baekhyun cepat datang.

Jujur, ia sangat menyesal tidak ikut pergi bersama pria itu. Padahal, Baekhyun sudah bersusah payah membujuknya agar ikut dengan alasan supaya Yoora tidak bosan di dalam Apartemen seorang diri. Namun, bukan Yoora namanya Kalau mengiyakan tawaran Baekhyun begitu saja.

Sambil menunggu Baekhyun datang, ia memilih untuk mengalahkan televisi dengan volume besar guna menyamarkan suara diluar sana. Meski tidak efektif, namun ia cukup pintar dengan headphone di kedua telinganya.

"Baekhyun, cepatlah pulang. Aku takut," keluhnya.

Ia melihat kearah jam dinding. Disana jam menunjukkan pukul 8.30, itu berarti kurang lebih satu jam lagi pria itu datang.

Yoora sedikit tersentak ketika seluruh lampu apartemennya mati. Tangan dan tubuhnya bergetar ketakutan karena ia mempunyai trauma terhadap kegelapan.

Dengan cepat ia mencari kontak Baekhyun. Menghiraukan rasa takut dengan minim cahaya lewat ponsel.

"Halo?"

"B..Baekhyun. Tolong.. aku."

"Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Cepat p..pulang, Cepat!"

"Aku masih ada pertemuan dengan klien, jadi tunggu 1 jam lagi."

"Baekhyun!" teriak Yoora sembari terisak. "Tolong aku!!"

Tangisannya semakin pecah. Kepalanya mulai terasa pusing diselingi kilasan-kilasan masa lalu yang tampak sangat menyeramkan. Oh, jangan buat kesadarannya menghilang sebelum pria itu datang.

"Kau baik-baik saja?"

"AAAA!!" teriaknya lagi ketika suara gemuruh petir terdengar semakin kencang. Ponsel yang ada di lengannya pun terjatuh begitu saja.

Ingin Yoora mengambil benda persegi panjang itu lagi. Namun, tangannya begitu bergetar sampai bangkit saja rasanya tidak bisa. Tubuhnya seperti mati rasa.

Sambil terduduk di pojok ruangan. Ia melipat kakinya dan memeluknya, menenggelamkan kepalanya di antara kaki itu. "Ibuuu.. Ayah.. Kakak.." lirih Yoora.

"Apa.. Apa aku akan mati?" Ia menutup telinganya rapat-rapat. Tetap saja suara itu terdengar, malah semakin besar. "Siapa pun.. Tolong aku."

¢¢¢

Terlihat gurat kecemasan yang tercetak pada wajah Baekhyun. Meetingnya belum selesai dan masih harus menemui satu klien lagi, tapi Yoora sedang membutuhkannya saat ini dan pasti gadis itu sedang dalam bahaya.

"You okay?"

"I'm not okay. Sorry, I'm in an emergency. I must go home now." ucap Baekhyun sembari bangkit.

Tanpa memedulikan panggilan dari beberapa kerabat kerjanya. Baekhyun malah mempercepat langkahnya dan menyetop taksi.

Beberapa kali ia mencoba menghubungi Yoora. Namun tak ada jawaban selain suara operator yang memberi tahu bahwa sang pemilik ponsel tidak bisa dihubungi.

Hurt [Baekhyun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang