Chapter 37-Release the News.

2.7K 294 3
                                    

Baekhyun mengalihkan pandangannya keluar jendela besar dimana terlihat jalanan sedikit basah dan tidak terlalu banyak orang berlalu lalang. Sesekali melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 16.30, membuatnya terus menunggu berharap orang yang ditunggunya segera datang.

Senyumnya mengembang, kala melihat seseorang yang baru saja turun dari mobil. Setelahnya, tangan kanannya melambai memberi tahu akan keberadaannya di ujung ruangan.

"Ada apa memanggilku, Kak?"

"Apa kau sedang sibuk?"

"Sekarang, tidak. Karena agensi melarangku untuk ikut comeback kali ini."

"Kenapa?"

"Tentu saja karena hubunganku dengan Yoora. Mereka takut, hal itu akan mengancam perlawanan dari fans."

"Ah iya, ada yang ingin aku tanyakan padamu."

"Apa itu?"

"Bisa kau mengeluarkan konfirmasi berakhirnya hubunganmu dengan Yoora?" tanya Baekhyun to the point.

Renjun membuka masker yang entah kenapa menjadi terasa sesak. "Tentu saja tidak bisa. Berita ini baru saja dikonfirmasi dua minggu yang lalu, tidak mungkin aku langsung memberi kabar hubunganku telah berakhir." ujar Renjun sesantai mungkin.
"Aku akan menikahi Yoora."

Renjun terdiam. Hal itu membuat Baekhyun curiga bahwa pria itu telah menaruh hati pada Yoora. "Kenapa kau terdiam?"

"Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu disaat kami sedang berkencan? Dan lagi, kau secara terang-terangan mengatakan hal itu padaku yang notabenenya adalah kekasih Kak Yoora. Apa kau tidak bisa menghargaiku?"

"Aku hanya berterus terang padamu. Yoora tidak mencintaimu, dan ku rasa dia hanya terjebak dalam masalah yang memang sudah kau rencanakan sejak awal."

"Itu terjadi secara tidak sengaja. Aku dan Kak Yoora tidak tahu bahwa paparazi mengikuti kita disaat musim dingin seperti ini."

"Kalau kau mengerti, mungkin kau akan tahu dampak seperti apa yang akan terjadi selanjutnya. Kau itu seorang top hallyu, tidak seharusnya membawa kabur seorang gadis disaat popularitasmu sedang naik daun."

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama Kak Yoora."

"Paparazi tidak bodoh, Renjun. Mereka sudah mengikutimu sejak pertama kali pertemuan kalian, tapi mereka sedang mencari bukti yang kuat untuk bisa membuktikan semuanya."

"Iya, kau benar. Kau bahkan mengetahui semuanya lebih dariku. Seharusnya saat itu aku memang tidak mengajak Kak Yoora untuk keluar dari gedung kantormu, Kak."

"Apa kau menyukai Yoora?"

Renjun menatap lurus kearah Baekhyun. "Kalau aku tidak menyukainya, untuk apa aku mendekatinya?"

"Ah, aku sudah tahu jawabannya." Baekhyun mengangguk-anggukkan kepalanya.

Ia tidak begitu terlalu mengambil pusing tentang perasaan Renjun pada gadisnya. Toh, Yoora sudah menjadi miliknya sekarang. Meski belum seutuhnya, tapi gadis itu sudah secara terang-terangan menyatakan perasaannya.

"Aku hanya perlu menunggu klarifikasi hubungan kalian dua minggu lagi. Pastikan berita berakhir itu keluar, agar aku bisa dengan cepat menikahi Yoora." Baekhyun membasahi tenggorokannya dengan kopi americano.

"Ku rasa itu tidak akan terjadi."

"Apa? Apa maksudmu?"

"Aku tidak akan mengeluarkan berita itu."

"Hei! Kenapa kau membuatnya semakin sulit?! Tak merasa kasihan kah kau pada Yoora yang semakin dibenci oleh banyak orang? Dia tersakiti, dan kau yang telah membuatnya sakit hati karena perlakuan tidak wajar fans-mu."

"Selama ini aku sudah memintanya untuk tidak bekerja lagi denganmu, agar para sesaeng- ku tidak menyelakainya."

"Dan nyatanya dia masih tetap bekerja denganku. Yoora mencintaiku, itulah yang membuatnya bertahan sampai sejauh ini." Baekhyun melanjutkan kalimatnya. "Renjun, apa kau sengaja melakukan semua ini agar popularitasmu naik?"

"Sungguh, aku tidak pernah berniat sama sekali untuk berpikiran seperti itu. Aku memang ingin fotoku dengan Kak Yoora tersebar di internet agar aku bisa terus bersamanya dan berkencan dengannya. Tapi, pemikiranmu itu, astaga!"

Baekhyun tersenyum puas ketika pancingannya barusan memiliki kemanjuran yang cukup kuat. Renjun akhirnya mengatakan yang sebenarnya secara tidak sadar, pria itu memang benar-benar menyukai Yoora hingga membuat gadis itu akhirnya menjadi milik Renjun.

"Kalau begitu, kau harus mengkonfirmasi yang sebenarnya. Secara tidak langsung kau membohongi fans dan membuat mereka menyakiti Yoora."

¢¢¢

Sudah hampir tiga jam Yoora menunggu Baekhyun di dalam ruangan kerjanya. Beberapa kali ia menelepon atasannya itu namun tetap saja Nihil, pria itu tidak menjawab teleponnya sama sekali dan malah me-rijectnya.

Ia bukannya tidak tahu kemana pria itu pergi. Jihoon berkata, tunangannya itu sedang pergi menemui Renjun yang notabenenya adalah ke kekasih palsunya. Bukan Yoora berpikiran sok cantik atau bagaimana, tapi ia hanya khawatir pertengkaran terjadi antara Baekhyun dengan Renjun.

Atensinya beralih pada pintu yang baru saja terbuka. Buru-buru ia bangkit dan memeluk pria yang kini sedang berdiri di depan dengan tubuh tegang yang bisa Yoora rasakan. Namun, tak urung pria itu tetap membalas pelukannya dengan kaku.

"Kau tidak apa-apa?" Yoora melepaskan pelukannya dan melihat setiap inci wajah Baekhyun. Ia menghela nafas, ketika tidak menemukan luka lebam di wajah pria itu.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Ku dengar kau pergi bertemu dengan Renjun."

"Lalu kau pikir aku akan berkelahi hanya untukmu?" Baekhyun tersenyum sarkastis. "Untuk apa? Kau merasa di perebutkan?"

Yoora menghela nafas. Meski sudah menjadi tunangannya, sikap menyebalkan Baekhyun tetap saja melekat di dalam diri pria itu. "Bukan begitu, aku hanya takut kau memukul wajah Renjun yang mulus itu. Kau akan menjatuhkan reputasi perusahaanmu dan juga reputasi Renjun."

"Jadi disaat seperti ini, kau malah memikirkan kekasih palsumu itu?!"

Ia mendelik. "Kau itu menyebalkan, Byun! Ketika aku mencemaskanmu, kau malah berpikiran yang lain. Sebenarnya kau itu mencintaiku tidak?"

"Kalau tidak mencintaimu, mana mungkin cincin itu ada padamu." Baekhyun menunjuk benda yang melingkar di jari manis Yoora dengan dagunya.

Ia mendudukkan diri di sofa. "Sebenarnya, apa tujuanmu bertemu dengan Renjun?"

Baekhyun ikut duduk di sampingnya. "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya pada pria itu. Dan aku menyuruhnya untuk segera mempublikasikan kencan palsunya denganmu, karena cepat atau lambat aku akan menikahimu."

"Ini bahkan belum satu bulan, Renjun bilang dia tidak bisa mengumumkannya."

"Karena dia mencintaimu, Yoora. Itu hanya akal-akalannya saja agar bisa terus berhubungan denganmu."

"Kau tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain." tegur Baekhyun.

"Nyatanya memang seperti itu, dia yang mengatakannya langsung padaku. Renjun menyukaimu, Yoora. Dia menjebakmu,"

"Menjebakku? Aku tidak mengerti, sungguh."

"Dia sengaja ingin pertemuan kalian terlihat oleh paparazi. Renjun bilang, dengan begitu kalian akan bisa bersama."

"Benarkah dia berkata seperti itu?"

"Lalu kau meragukan perkataanku? Hei, aku ini calon suamimu, sudah sepatutnya kau mempercayaiku."

"Kau bisa saja mengada-ngada agar Renjun terlihat tidak baik di mataku."

"Ya tuhan, Yoora. Mana mungkin aku membohongi calon istriku?"

Yoora terkekeh karena berhasil menjahili Baekhyun. "Baiklah, aku mempercayaimu. Tapi Kalau kau berbohong padaku, jangan harap bisa menikah denganku."

Baekhyun mendengus kesal. "Seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Kau yang mencintaiku lebih dulu,"
"Tapi kau yang melamarku!"

"Iya, oke. Stop, jangan bertengkar." Baekhyun memegang kedua lengan Yoora. "Aku tidak bisa melihatmu terluka. Sesaeng Renjun masih marah dan tidak terima kau berkencan dengannya, aku takut mereka menyelakaimu lagi. Sudah hampir seminggu lebih kau diteror, aku tidak ingin kau kenapa-napa."

"Aku baik-baik saja, Baekhyun. Mereka tidak berbahaya seperti yang ada di pemikiranmu, fans Renjun hanya belum bisa menerimanya.”

"Tapi mereka sudah menyelakaimu! Kecelakaan taksi, hampir terlibat penculikan dan penembakan saat di supermarket, memangnya kau pikir itu tidak berbahaya?"

Yoora tersenyum, saat Baekhyun benar-benar memedulikannya. Memang, sudah hampir dua minggu ini banyak kejadian atau insiden terjadi. Mulai dari kecelakaan taksi, penculikan sampai peluru yang hampir menembus otak Yoora kalau saja gadis itu tidak menghindar dengan cepat. Semua terjadi secara tiba-tiba semenjak ia berhubungan dengan Renjun.

Tapi Yoora tidak ingin menyalahkan siapa pun. Ia juga tidak berhak bertindak meski sebenarnya mudah saja karena calon suaminya memiliki jangkauan yang luas. Namun Yoora masih punya hati untuk tidak menjebloskan para fans yang mengganggunya.

"Untuk mengembalikan suasana hatiku, bagaimana kalau kita makan diluar?"

"Date?"

Baekhyun mengangguk. "Aku punya tempat yang ingin sekali untuk aku kunjungi."

"Bukankah kau tidak bisa mencicipi makanan orang lain?"

"Tenang saja, kali ini kau cukup ikut denganku. Tidak perlu memasak karena aku tahu, makanan yang cocok dilidahku selain masakan dirimu."

••To be Continued••

Hurt [Baekhyun Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang