“Makananku sudah siap?” tanya Baekhyun yang baru saja muncul di hadapannya.
Yoora mengangguk. Kemudian memasukkan kotak makan plastik kedalam Paper bag yang akan dibawa oleh pria itu. “Kau harus menghabiskannya, Kalau tidak—”
“Apa?!”
Yoora gelagapan melihat tatapan tajam dari Baekhyun. “Kalau tidak.. Bawa kembali makanan itu atau kau bisa membuangnya.” ucapnya tersenyum paksa.
Sejak pertengkarannya dengan Baekhyun tiga hari yang lalu, pria itu lebih sering marah-marah. Kalau Yoora pikir, sepertinya pria itu sedang dalam mode datang bulan.
Dan bodohnya, kini ia seakan takut dengan apa yang pria itu katakan, karena Baekhyun berkata akan pulang seorang diri dan meninggalkannya di negara Amerika ini. Alhasil, Yoora tidak bisa melawan pria itu lagi.
Ia melangkah menuju dimana Baekhyun berpijak sekarang. Tangannya terulur membenarkan dasi yang sebelumnya terlihat tidak rapi karena pria itu tidak bisa memakainya.
“Ini sudah beberapa kali aku membenarkan dasimu, setiap kau akan bertemu dengan teman bisnismu. Apa kau tidak berniat sama sekali belajar memakai dasi?”
“Untuk apa? Bahkan kau akan dengan sukarela membenarkan dasi ku yang tidak sempurna ini.”
“Apa sewaktu di Korea, kau selalu meminta bantuan orang lain?”“Ibuku yang memakaikan dasi, atau mungkin Jihoon yang melakukannya.”
Yoora menepuk-nepuk sedikit debu yang ada di bahu terbalut jas itu. “Sudah tiga hari aku berada disini. Menunggumu pulang, atau sekedar menonton tv. Apa kau tidak berniat mengajakku ikut denganmu setiap kali kau pergi?”
“Kau ingin ikut?”
Yoora mengangguk antusias. “Aku bosan berada di apartemen ini. Ku pikir, berada di negeri asing sangat menyenangkan. Tapi, dengan pelafalan bahasa Inggrisku yang kurang aku jadi tidak bisa pergi kemana-mana.”
“Kalau begitu, bersiaplah. Kau bisa ikut aku bertemu dengan klien ku.”
“Benarkah? Aaahh terima kasih.”
“Asal jangan mempermalukanku saat disana. Oke?”
“Iya, kalau begitu aku ganti baju dulu.”
Baekhyun mengangguk lalu mendudukkan dirinya di atas sofa. Kalau di pikir-pikir, mereka sudah cocok menjadi keluarga bukan? Oh tolong hapus pemikiran Baekhyun barusan.
Sambil menunggu Yoora, ia membuka ponselnya. Tidak ada yang istimewa di dalamnya. Hanya ada pesan singkat yang dikirim ibunya dan beberapa chat Whatsapp berisi kekhawatiran dari Nara.
Oh, ia melupakan gadis itu. Meski tidak ada perasaan apapun pada Nara, namun ia sudah menganggap gadis itu sebagai adiknya karena bagaimana pun, ayahnya sangat menyayangi Nara.
Baekhyun menelepon gadis itu guna mengurangi rasa kekhawatiran bagi Nara.
“Halㅡ”
“Kak, kemana saja kau hah? Aku mencarimu ke kantor dan beberapa kali meneleponmu, tapi ponselmu tidak aktif.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [Baekhyun Fanfiction]
FanfictionTAHAP REVISI [COMPLETED]✓ Hatiku selalu sakit. Bukan hanya fisik, tapi kau secara perlahan menyiksa batinku. Kau-Baekhyun! Kau yang telah membuatku terluka hingga aku menyesal telah mengenal Cinta. Cover by: @faricha04