162; Dabin

5.8K 928 194
                                    




















"Woi Jir!"

Masuk ke kelas bukannya salam dulu atau minimal kaleman dikit, taunya malah teriak-teriak.
"Dikata nama gua anjir ya"

"Halah, lo biasa di panggil anjing juga b aja"

"Apa sih? Kangen ya lo sama gua?"

"Najis! Darimana aja lo? Jam pertama nggak masuk, udah mau jam istirahat baru balik"

Bian belajar cabut itu dari Jira, dulu Taehyung belajar cabut juga dari Dirga.

"Tempat biasa ada. Eh berarti lo emang kangen gua ya? Ecieeee"

"Bodo. Liat Bibin nggak?"

"Atuh lah, Syah. Gua di TKJ, Bibin di Akuntansi. Gimana gua bisa liat, Bambang?"

"Syah syah, berasa manggil Papa gua aja lo"

"Bodo ah! Udah sana, takdirmu ini mau tidur biar makin ganteng. Hush! Hush!"

Ish, turunan Dirga nih. Menelnya nggak ilang.

Daripada stres liat Jira yang menelnya 11 12 kek Ayahnya, mending keluar cari Bibin.

Waktu lewat koridor jurusan Pemasaran, Bian liat ada rame-rame, lagi ngumpul kek mau mabar aja. Pas banget ada cewek yang mau ke kerumunan itu, jadinya di cegat sama Bian.

"Eh, itu ada apaan sih?"

Si cewek yang di cegat tadi langsung salting dong, soalnya dia di pegang jejeran cogan.

"O-oh, itu anak Akuntansi dua. Katanya dia anak haram gitu. Umm, duluan ya, Yan?"

Bian cuma ngangguk, penasaran sih, tapi laper cuy. Ah samper ajalah.

"HEH! NGAKU DEH! LO ITU ANAK HARAM KAN?!"

"NENEK LO SENDIRI UDAH BILANG. GAUSAH NGELAK LAGI"

"PUNYA MULUT NGGAK SIH?!"

Lah? Ada Sarah, Mina, sama Yeri yang lagi mojokin orang. Yang teriak-teriak tadi mereka.

Untuk Bian tinggi, jadi nggak perlu jinjit kek orang di sebelahnya.

"Bibin?"

Sontak semua mata liat ke Bian, ya habisnya kaget lah ya tiba-tiba ada Bian di sini.

"Yan, sini deh! Ternyata, selama ini dia bohongin kamu! Dia manfaatin kamu, Yan"

Bian di tarik Yeri ke hadapan Bibin, "Manfaatin gimana?"

"Neneknya---alias ketua yayasan tadi pagi nyebarin kalo dia ini sebenarnya anak haram. Dan dia manfaatin kamu karena kamu itu disegani satu sekolahan, Yan"

Bian sih hela napas doang. Sakit headnya gegara pelajaran Kimia tadi pagi, terus di tambah ini lagi.

"Bin,"

"Ih! Ngapain sih bicarain dia lagi, Yan? Jelas-jelas dia itu---"

"Itu mulut kalo nggak bisa diem biar gua lem, jait, terus gua staples aja"

Ya jelas seketika hening melanda koridor jurusan Pemasaran.

"Bin, gapapa?" Tangan kanan bergerak untuk tangkup sebelah pipi Bibin, tapi Bibin keburu buang muka.

Bian hela napas lagi, mikir sebentar dia harus lakuin apa. Ada sih yang melintas di otaknya, cumanya----"

'Bodo amatlah!'















Cup









Nggak. Nggak di bibir atau di pipi, cuma di pelipis kok

"Loh? Yan! Kamu ya,"

"Bubar kalian semua. Besok gua liat gini lagi gua masukin nama kalian ke buku osis"

Yha, karena ancamannya langsung ke osis, jadinya pada langsung bubar. Sisakan Bian dan Bibin.

"Uks?"

"I-iya,"





















|


Berakhir dengan Bian dan Bibin yang tidur diatas kasur Uks, untung Dek Jisung sebagai ketua PMR sekaligus pengurus UKS tinggalin mereka berdua.

"Yan,"

"Hm?"

"Takut,"

"Apa sih yang kamu takutin?"

Posisinya Bian sama Bibin tidur berhadapan, sesekali Bian usap pipi Bibin yang mulai tirus.

"Tau sendiri kan kalau nenek nggak pernah suka samaku karena dia nggak pernah setuju sama pernikahan papa" usapan Bian halus sekali, jadi buat ngantuk.

"Dan lagi, dulu kan Mama hamil aku sebelum dia nikah"

"Dengar ya, Bibin sayaaang. Kamu punya Om Daniel, Tante Seongwu, Jira, dan aku sebagai pelindung. Apalagi yang kamu takutin, hm?"

Bibin mendengus geli dengar panggilan Bian, "Yan, namaku Davin loh, bukan Bibin"

Sekarang giliran Bian ketawa, "Iya tau, tapi kan dulu aku nggak bisa bilang Davin, jadinya aku bilang Dabin, terus ku panghil Bibin"

"Ya kan sekarang udah bisa"

"Jihyu Davin Harefa. Pokoknya sampe mati bakal ku panggil Bibin,"

Habis itu hening, yang kedengaran cuma suara mesin AC.

"Yan, ngantuk"

"Tidur, Iyan disini kan"

"Tapi....."

"Apa? Mau peluk?"

"Boleh?"

Nggak pake jawaban, tapi Bian langsung bawa Bibin ke dalam pelukan hangat. Huhu.

"Bin, jadi pacarku mau nggak?"

"Nggak!"

"Eii, jahatnya. Aku udah di tolak yang ke berapa kali ya?"

"Nggak tau dan nggak mau tau"

"Terserah deh, pokoknya sayang Bibin"

"Bunda nggak sayang?"

"Oh kalo Bunda sih pasti. Bunda tidak bisa di lupakan kalo itu"





















Emang dasar Bucinnya Bunda.


























-------

Huhuuu, chap selanjutnya bakal Bian dan papa kerdusnyaaa

Tambah bunda cantik deng hehehe

Mau dong Bian jadi pacar :(

Eh udah ada Mark. Ga boleh selingkuh :)

Udah ya, dadah!

TKJ dan AKUNTANSI | taekook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang