"Kak, sekretarismu itu maunya apa sih?!"
Siang itu, di ruang makan, suasana kembali memanas.
"Dek, kamu ini kenapa sih? Suudzon terus sama exy?"
Setelah 3 hari berperang dingin, akhirnya ada yang memulai pembicaraan--lebih tepatnya pertengkaran.
"Aku nggak suudzon, tapi emang gitu kejadiannya"
"Mana buktinya, hm?"
Alfansyah nggak akan ngalah, Rasyid apalagi. Yang satu anak bungsu, satunya lagi anak tunggal. Susah.
"Kamu kalau memang benci sama exy bukan gini caranya. Lagi, kenapa benci sama exy, hm? Yang bilang capek siapa? Kamu kan?"
Telak Rasyid kalah. Air mata sudah menggenang di kedua sudut mata bulatnya. Memang dia yang bilang capek, tapi kalau memang kejadian---Rasyid nggak mau suaminya dapat pengganti yang modelan begitu.
Oh, exy itu sekretaris sementaranya Fansyah---seenggaknya sampai Dirga pulang dari luar kota karena ngurus hal lain selama 2 bulan.
"Seenggaknya kamu dapat pengganti yang lebih baik dariku, bukan yang lebih buruk"
"Jadi maksudmu exy buruk begitu?! Kamu lebih baik dari exy, iya?!"
Kedua kelopak mata Rasyid tertutup--menunggu ayunan tangan Fansyah menyentuh kulitnya, sampai suara Fabian menginterupsi.
"Pukul Bunda, aku pastiin tanganku sendiri yang bakal ngebalas Papa"
Di ambang pintu dapur, Fabian berdiri dengan nafas yang terengah, keliatannya sih habis lari-larian.
Papanya berdecak kasar, kemudian melengos pergi begitu saja menuju ruang kerjanya.
"Bunda, nggak apa-apa?" Tanya Fabian begitu menghampir sang Bunda yang tengah menahan tangis.
"Yan, makasih. Kalo kamu nggak datang---"
Omongannya nggak selesai, soalnya sama Bian langsung di peluk. Kasian Bundanya, nggak salah apa-apa tapi hampir di pukul. Dalam hati Bian katakan terimakasih untuk Jira yang tadi sudah mau gantikan posisinya di rapat osis. Kalo nggak? Pasti dia bakal nyesel seumur hidup karena biarkan tangan Papanya kena ke wajah Bundanya.
"Bunda,"
"Hm?"
"Ayo main?"
Pelukannya dilepas, Rasyid tatap anak sulungnya ini. "Main kemana?"
"Ketempat yang seru lah, daripada suntuk disini?"
"Tapi..."
"Ayolah, Bunda. Ng---sekalian kencan?"
"Sama kamu?"
"Iya, ayo kencan sama Bian? Pilihannya cuma Yes or Yes?"
Rasyid terkekeh, Fabian ini bakal ngelakuin apa aja supaya orang tersayangnya nggak sedih, manis. Agaknya Rasyid bersyukur sifat Taehyung yang satu ini nurun ke anak sulungnya.
"Iya, ayo"
"Yes! Bunda ganti baju dulu sana, Bian mau ngomong sama Papa"
Setelahnya, tinggal lah Fabian sendiri, kakinya ia langkahkan keluar dari dapur dan menuju ruangan Papanya. Begitu sampai dia masuk seenaknya saja.
"Ngapain kesini? Keluar"
"Kamu yang ngapain disini? Memangnya siapa?"
Oke. Fabian mau melawan dulu sekali ini sama Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TKJ dan AKUNTANSI | taekook
Fanfiction[DO NOT USE MY CHARACTERS NAME!] Kisah cinta dan persahabatan bobrok Taehyung Alfansyah, si Letnan Sianeda dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. (9.12.2017) #21 in fanfiction (25.5.2019) #2 in taekook (12.8.2019) #2in vkook Hars words! 8.10.20...