Aku harap aku memilih orang yang tepat untuk menempati hatiku yang kosong.
Aku memandang dari kejauhan dengan pandangan jengkel. Hatiku gelisah karena takut kalau Aiden direbut oleh Keila dan aku bisa menjadi sabahat yang terlupakan. Aiden sedang ngobrol dengan Keila di lorong kelas. Sesekali mereka tertawa lepas seakan akan mereka adalah orang paling bahagia di sini.
"Ada apa Keira? Ada apa dengan Aiden dengan Keila?" tanya Mason sambil berdiri di sebelahku.
"Gue enggak merhatiin mereka kok."
"Kalau Aiden berhasil direbut oleh Keila lo masih ada gue yang setia melindungi lo. Lebih dari janji mulut Aiden."
"Tidak. Dia tidak hanya berjanji," bantahku.
"Buktinya dia lah yang membuatmu cemburu dan gelisah seperti ini. Lo suka sama Aiden kan?" tanyanya.
"Enggak! Dia sahabat gue!"
"Kalau gitu siapa yang lo suka? Gue bukan?" tanyanya sambil memainkan rambutnya.
Aku harus jawab apa? Aku segera membuang muka dan memutuskan diam dengan muka yang memerah.
"Keira... Gue janji sama lo gak akan buat lo sakit hati karena gue."
"Doain gue besok biar dia mau nerima gue jadi pacar," ujarnya sambil menatapku jail.
"Dia siapa?"
"Liat besok aja. Gue besok mau dilapangan menyatakan rasa yang gue pendam selama ini." Mason mengusap kepalaku lalu pergi.
Apakah dia akan bilang suka padaku besok? Apakah besok aku melepaskan status jomblo? Aku tak sabar!
"Ekhem! Kalian membicarakan apa?" tanya seseorang dan ternyata itu Aiden.
"Aiden!!! Besok kayaknya Mason mau nembak gue! Katanya dia akan menyatakan rasa cinta untuk seseorang! Dari cara dia menatap gue, kayaknya Mason mau nembak gue!"
"Wah! Selamat deh buat lo." Aiden tersenyum.
"Akhirnya ada orang yang tulus mencintai gue," seruku.
Aiden hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya dia gelisah.
"Ada apa? Lo gak suka dengan kabar itu?" tanyaku cemberut.
"Tentunya gue seneng. Kalau lo seneng gue juga seneng. Tapi gue mau minta maaf pernah bilang kalau Mason tidak sebaik yang dipikir lo. Dan ternyata dia juga menyukai lo."
"Gak apa apa! Nanti habis gue jadian sama dia, lo gue traktir deh!!"
"Ya, saat Mason sudah menjadi pacar lo dan dia menjadi nomor 1 di hati lo dan gue hanya jadi sahabat yang berada di nomor 2," kata Aiden sambil menekankan kata sahabat.
Aku tediam. Perkataan Audrey tentang Aiden menyukaiku terngiang ngiang di kepala. Apa dia benar menyukaiku?
"Enggak kok. Lo tetep jadi yang paling baik. Andaikan lo cewek, gue udah peluk lo dari tadi. Habisnya lo baik banget. Peduli sama gue."
"Sini peluk lah," ledek Aiden ambil merentangkan tangannya.
"Ew!!" Aku segera berlari menghindar dan Aiden tertawa.
•••
"Keira!!! Aiden sama Mason berantem lagi di lorong kelas! Lo harus liat!" seru Vania sambil berlari menghampiriku.
Saat ini tidak ada pelajaran yang berlangsung karena guru mengadakan rapat mendadak. Sekolah menjadi ramai seakan-akan waktu istirahat
"Masa?" Aku berlari secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Happiness
Teen FictionKeira adalah perempuan tegar yang luar biasa. Dengan senyumnya ia menutupi semua penderitaannya. Terasa asing di tengah keluarganya bukan lah hal yang membuatnya menangis. Rumah yang tak lagi terasa nyaman tidak membuatnya berhenti untuk tersenyum...