28. Broken Heart

2.8K 96 3
                                    

Akhirnya aku menemukan titik terang di hatiku. Dan aku harap kau adalah orang yang tepat untuk menghapuskan semua goresan di hatiku.

Aku tak mengerti perasaanku sekarang. Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan perasaanku. Aku mulai sedikit mencintai Aiden. Mungkin karena aku baper terhadap kepeduliannya kepadaku. Tapi aku selalu mencoba membantah. Dia sahabatku! Tak boleh lebih! Aku akan berusaha menguburkan perasaan itu dalam-dalam sampai hilang. Aku tak mau tersakiti kesekian kalinya hanya karena jatuh cinta pada orang yang salah.

"Dari mana kamu sama dia?" tanya mama curiga.

"Habis liat bintang ma. Gak ada masalah."

Biasanya ruangan utama di lantai 2 sepi. Tapi kali ini ada percakapan Keila di kamarnya dengan pintunya yang sedikit terbuka. Suaranya terdengar sayup-sayup di telingaku. Aku beranjak mendekatinya dan berdiri di dekat pintu untuk mendengar lebih jelas.

"Gimana ya Hailey? Gue tuh suka sama dia."

Rupanya dia sedang menelepon sahabatnya itu.

"Ntah apa yang disukai oleh Aiden dengan Keira yang tak punya bakat seperti itu? Memang sih gue harus positif thinking kalau dia juga suka sama gue."

"Gue yakin dia suka sama gue juga. Apalagi akhir-akhir ini dia deket sama gue. Bahkan besok dia mau ngajak gue makan malem. Sebenarnya sih dia mau ngebahas soal powerpoint tugas yang diberikan oleh Bu Selly minggu lalu yang berpasang pasangan itu. Dan gue kan milih Aiden! Tapi siapa tau dia modus deketin gue. Gimana menurut lo?"

Hening sejenak. Aku hanya bisa membuka mulutku dengan kenyataan seperti ini.

"Ya gue usahain. Mana mungkin Aiden lebih milih Keira dari pada gue? Gue jauh lebih pantas dan sempurna untuknya."

"Ya! Gue usahain kedudukan gue di kehidupannya harus lebih tinggi dari pada Keira. Jika Keira sahabatnya gue pacarnya."

"Ya! Pokoknya gue harus jadi pacarnya Aiden!" serunya lalu tak ada ucapan lagi.

Dengan cepat aku kembali ke kamar dengan perasaan gelisah. Aiden memang sahabatku. Tapi aku tetap tak rela bila Keila pacaran dengan Aiden dan saling mencintai. Gue gak setuju dengan itu. Ya... Tapi memang aku tak pantas untuknya dan Keila jauh lebih baik dibandingkanku. Tapi aku tak rela bila Keila yang menjadi pacarnya dan bahkan jodohnya.

Kali ini aku tak bisa memberi tau soal ini ke Aiden. Aku takut Aiden memilih Keila dan meninggalkanku. Itu mimpi terburukku.

•••

Beberapa hari yang lalu aku melihat bintang bersama Aiden. Dan kebahagiaan itu masih membekas di hatiku. Tapi mengingat apa yang dikatakan Keila membuatku sangat khawatir. Apalagi Aiden seakan akan menjauh dariku beberapa hari ini. Dia menjauh dariku seperti dulu lagi. Dia semakin dekat dengan Keila.

Dengan langkah cepat, aku berjalan menuju kelasku. Sebenarnya tujuannya bukan lah kelasku tapi Aiden. Aku khawatir dengannya.

"Tya! Aiden udah dateng? Bisa dipanggil gak?" tanyaku sambil mengintip ke dalam kelas.

"Aiden sama Keila sedang ke kantin bareng."

"Masa? Menurut lo Aiden tuh gimana dengan Keila?" tanyaku khawatir.

"Apa urusan lo? Lo suka sama Aiden?"

"Enggak! Dia sahabat gue!" teriakku memohon.

"Kayaknya ada rasa suka di matanya. Kayak beda gitu. Dia baik di depannya." Trya menjawab lalu aku segera berlari ke kantin.

Aku segera mengintip aktivitas kantin. Dan Tya benar. Aiden dan Keila sedang makan bersama. Mereka saling bercerita hal seru. Apa aku sudah terlambat? Apa aku sudah terlambat untuk membuatnya tak memilih Keila? Dengan perasaan sedih aku kembali ke kelas. Hanya rasa khawatir, sedih, dan takut yang menyelimuti hatiku.

"Keira!" panggil seseoarng.

Aku mendongak dan seketika itu aku sangat malas menanggapinya.

"Ada apa Tuan Raja?" sindirku.

"Serius kemaren pas ulangan itu lo diajarin Aiden?" tanyanya dengan wajah bingung tak percaya.

"Ya. Dia ngajarin gue dengan sabar. Gue cepet banget ngertinya kalau diajarin sama dia."

"Dia yang nawarin apa lo yang minta?" tanyanya lagi.

"Dia yang nawarin. Kayak lo dulu itu. Tapi bedanya dia lebih tulus dan baik dari pada lo."

"Keira! Lo masih marah juga ya? Maaf dong. Gak baik tau marahnya lama."

"Gue gak marah. Gue lebih dari marah. Gue gak mau ada orang yang nyakitin perasaan gue lagi. Selama ini semua orang yang gue sayang lebih memilih Keila. Belom ada satu orang pun yang tulus untuk deketin gue! Gue memang gak bisa mengatur hati mereka. Gak masalah. Tapi lo yang paling menyebalkan! Lo menfaatin gue untuk PDKT dengan Keila! Lo ngerti gak sih perasaan gue? Hati gue bukan barang yang semudahnya dibuang bila sudah ada yang lebih baik."

Mason hanya diam.

"Ikut gue ke lapangan belakang!" perintahku dan berjalan ke lepangan belakang disusul Mason.

"Tapi maaf atas kesalahan gue. Gue hanya ngikutin kemauan hati gue. Gak ada yang bisa menahannya," lirihnya.

"Ya gue tau perasaan lo ketika suka sama orang. Tapi cara lo salah. Lo gak bisa manfaatin orang kayak gitu."

"Iya gue tau salah. Gue bisa mengorbankan apapun untuk orang yang gue sukai."

"Tapi bisakah tak merugikan orang lain?" tanyaku ketus.

"Dulu gue suka sama Ethan. Gue seneng banget pas dikasih coklat. Ternyata dia hanya ngetes gebetannya itu. Kalau gue seneng, gebetannya itu akan seneng juga. Lo tau kan perasaan gue nyesek kayak gitu? Terus Leo. Dia selalu datang ke rumah gue dengan alasan nyari gue. Dia memang sempat sayang sama gue, tapi semenjak melihat Keila di rumah gue, dia berpaling hatinya. 1 bulan kemudian dia ditolak juga sama Keila. Lalu Dariel. Gue seneng banget pas dia bilang kalau gue pacarnya di depan fansnya itu. Ternyata dia menyukai Keila. Setelah itu lo," ceritaku.

Ethan dan Dariel hilang ditelan bumi. Mungkin mereka sudah pindah sekolah. Hanya ada Leo sekarang tapi aku gak peduli.

"Maaf Keira... Gue pengen lo jadi sahabat gue."

"Sahabat? Itu juga tak cukup untuk orang yang memanfaatkan orang. Pokoknya kalian berempat kurang dari teman. Tak pernah lebih," gerutuku.

"Lalu gimana? Apa yang gue lakukan untuk menjadi yang lo sayang lagi?" tanya Mason.

"Lo kemana aja saat gue berharap sama lo? Apa gue hanya jadi cadangan para pria yang memuja saudara kembar gue sendiri? Dulu gue sayang sebagai temen bahkan berharap lebih. Sekarang hati gue udah tertutup rapat dan gak ada yang bisa masuk ke hati gue ini, teermasuk lo yang udah PHPin gue!"

"Lalu lo gak mau dapet jodoh gitu?" tanyanya.

"Semoga tidak. Semoga jodoh gue gak begitu. Gue hanya takut sakit hati lagi. Sudah kesekian kalinya hati gue dibuang dan diremehkan oleh orang yang gue harapkan bisa membuat hariku berwarna. Tapi ternyata? Mereka hanya bisa pergi meninggalkan hatiku yang sudah hancur. Tanpa memperbaikinya lagi," lirihku lalu pergi ke kelas meninggalkannya yang diam mendengar ucapanku.

Mungkin dia terkejut mendengar kisah cintaku yang selalu berakhir pahit.

THANK YOU FOR READING

JANGAN LUPA COMMENT AND VOTE
SELAMAT MEMBACA!
echakeisha_❤️

The Real HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang