20. Sad Love Story

2.9K 104 2
                                    

Aku memang pandai untuk menyembunyikan rasa sakit itu. Tapi aku tetaplah wanita yang lemah dan rapuh.

"Lo kayaknya seneng banget deh hari ini? Dari pagi senyam-senyum sendiri." Vania angkat bicara setelah bel pergantian jam pembelajaran berbunyi. Tentunya saat guru yang tadi mengajar, sudah menutup pintu kelas.

"Kayaknya Mason mau nembak gue hari ini."

"Wah! Gimana ceritanya?" tanya Vania. Aku menjelaskan kejadian itu, dimana sepertinya Mason memberikan kode bahwa dia menyukai diriku. Jujur saja, hatiku dibuat berbunga-bunga karenanya.

Tiba-tiba ada yang menghampiriku.

"Hei Keira! Itu serius lo yang berani menengahi mereka berdua? Gue mah ngeri! Kalah gue sama cewek! Apalagi gue gak bisa ngelawan Aiden." Tanya Lucas.

"Iya. Habisnya mereka semua temen deket gue."

"Lo menjadi topik hangat sekarang. Apa lo gak sadar saat lo dateng, semuanya menatap lo dengan kagum? Lo habisnya ajaib, bisa menenangkan mereka berdua," komentarnya lagi.

"Oh ya? Gue gak ngeh deh diperhatiin."

"Wow wow wow! Aiden temen deket lo juga?" tanya Daniel juga ikut nimbrung.

"Dia baik kok. Dia janji akan ngelindungi gue dari apa pun. Mungkin dia terlalu overprotektif tapi gue baik-baik saja," jelasku.

"Berarti lo pernah dibonceng Aiden? Hanya orang yang dia percaya aja yang boleh," tanyanya.

"Cukup sering."

Seketika itu, mereka terbelalak kaget. Apakah sepsesial itu kah motor Aiden?

•••

Bel pulang telah berbunyi. Aku segera memasukan bukuku ke tas dan guru segera keluar.

"Keira. 5 menit lagi lo ke pinggir lapangan ya... Vania juga boleh ikut. Gue akan melakukan sesuatu," perintah Mason dengan senyum manisnya.

Dengan semangat aku menatap Vania yang juga senyum-senyum sendiri. "Siap-siap PJ," ledeknya.

"Ayo ke pinggir lapangan!" ajakku. Seharusnya 5 menit lagi tapi aku tidak sabar. Di sana aku segera mencari bangku kosong.

Aiden : Keira. Liat ke kiri lo.

Aku menengok ke kiri dan melihat ada Aiden yang sedang bersender ke tembok kelas yang berada lumayan dekat denganku. Aku melambaikan tangan ke arahnya. Aiden mengetik sesuatu di hpnya dan suara notifikasi masuk ke hpku.

Aiden : Semoga sesuai dengan harapan lo.

Keira : sip

"Ada apa?" tanya Vania. "Ada Aiden di sana." Aku menunjuk Aiden. "Wah! Dia juga udah nunggu PJ."

"Eh ada Keira! Di sini juga lo! Di suruh siapa?" tanya seseorang.

Aku mendongak.

"Keila? Lo ke sini juga? Gue disuruh Mason," jawabku bangga.

"Gue juga sama."

Mungkin Mason akan menembakku di depan Vania dan Keila. Aku gak sabar.

"Oy! Pada ready gak?" tanya Alex sambil menghampiri kami dari belakang dan duduk di sebelah Keila.

"Ready!" jawabku dan Keila kompak.

Tak lama kemudian Mason datang sambil membawakan bunga yang besar. Saat melihatnya aku langsung bahagia.

"Ini ditujukan kepada orang yang gue suka selama ini. Kurang lebih 4 bulan. Jadi dia itu spesial untuk gue. Dan gue mau bilang kalau gue suka sama dia," katanya dengan senyumnya yang manis.

The Real HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang