Inilah saatnya kalian memperbaiki hatiku yang sudah kau lukai.
Aku duduk di restoran seafood sendirian. Sesekali aku mengecek jam. Dan aku langsung menghela nafas. Sudah jam 6 lebih 20 menit dan buruknya Vania belum datang. Sudah berkali kali aku menelepon dan mengirim pesan untuknya tapi tak pernah dibalas. Suasana malam yang hujan seperti ini membuatku berpikir aneh aneh. Aku takut Vania tidak membalas telpon dan pesanku karena ada hal buruk terjadi. Takutnya dia kecelakaan saat berangkat ke sini. Jalanan licin bisa saja membuat orang mengalami kecelakaan.
Tidak! Aku tak boleh berpikir seperti itu!
"Hi cantik!" sapa seseorang.
Suaranya! Suara yang tak asing. Suara yang sudah lama tidak aku dengar. Dengan cepat aku langsung mendongak dan menatap orang yang membuatku tak percaya bahwa dia di sini.
"E-Ethan?" Aku menatapnya yang duduk di hadapanku.
"Terkejut?" tanyanya jail.
"Lo selama ini dari mana aja?"
"Gue pindah sekolah. Ini bunga buat lo." Ethan memberikanku bunga mawar yang indah lalu seenaknya duduk di hadapanku tanpa seizinku.
Aku menggeleng tegas. "Gak usah basa-basi lagi! Ngapain lo kembali ke sini?! Gue udah berhasil melupakan lo!"
"Ya... Gue ke sini mau-"
"Hello bidadari!" sapa seseorang dan langsung duduk di sebalah Ethan.
Aku mengernyitkan keningku. "Leo? Ngapain juga lo ke sini?!" tanyaku ketus.
"Mau bertemu kamu. Ini surat buat lo. Terima lah." Senyumannya terukir di wajahnya.
"Ambil aja buat Keila. Gue udah muak sama lo."
"Kalau sama gue mau?" tanya orang lain.
"Kalau gue sih entar sama Aiden," kata orang yang satunya.
Itu bukan suara Ethan dan Leo. Aku mendongak dan melihat siapa yang bediri di sebelahku sekarang. Dariel? Mason? Dan hari ini aku menjadi bingung. Orang-orang yang mematahkan hatiku berada di sini. Semuanya. Rencana siapa ini? Siapa yang melakukan ini?
"Apa maksud kalian semua ke sini?" tanyaku lirih.
"Jadi kita semua ke sini buat nyari lo. Kami mau minta maaf telah memilih Keila dan mengabaikan lo yang udah gue beri harapan sebelumnya. Gue udah merendahkan lo dan gak menghargai lo. Kami dulu kebangetan telah membuat lo nangis. Gue menyesal dan ingin meminta maaf," jawab Ethan.
"Ternyata orang gue sakitin dulu adalah cewek paling tegar. Memunculkan senyumnya di balik penderitaannya. Ternyata lo lebih menakjubkan dari pada yang kita kira. Maaf dulu gue meremehkan lo dan menganggap lo bodoh dan berbeda jauh dengan Keila yang nyaris sempurna. Tapi walau dia sempurna, ternyata lo lebih kuat dan tegar." Leo menatapku lembut.
"Gue memang kurang ajar dulu. Gue membiarkan lo menangis demi meraih wanita yang gue sukai. Gue egosi sekali sampai tak sadar kalau gue menyakiti perempuan yang spesial. Perempuan istimewa. Gue benci sama diri gue dan terjebak dalam rasa bersalah saat teringat pas siang sesudah penolakan dari Keila, lo menangis sendirian," sesal Dariel.
"Dan gue juga nyesel udah pernah ngebentak lo dan baikin lo pas butuhnya doang. Tolong maafin kami semua. Kami manusia yang memiliki kesalahan fatal dan membuat lo menangis. Kami ngerti perasaan lo sekarang. Patah hati. Tapi sekarang kami akan memperbaiki hati itu. Hati yang telah kami hancurkan. Izinkan lah," lirih Mason.
Apa ini mimpi? Ketika semua orang yang menyakitiku kumpul di sini dan meminta maaf kepadaku. Aku berharap ini bukan mimpi.
"Iya. Gue maafin."
"Ini terimalah semuanya. Tanda penyesalan." Mason berkata sambil memberikanku paper bag dan disusul mereka semua yang ternyata membawa sesuatu untukku.
Aku tersenyum senang. "Mason. Lo gak perlu berusaha untuk bersahabat dengan Aiden lagi. Gue sudah memaafkan lo." Aku berubah pikiran.
"Kenapa?" tanyanya.
Aku terdiam. Mencoba mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan sederhana tapi memiliki jawaban yang sulit untukktu.
"Dia masih marah sama gue dan gue mencoba gak peduli. Gue mau melupakannya. Sama seperti kalian sebelum saat ini," jawabku jujur.
"Soal pertengkaran dia dengan gue sebenarnya... Dia gak salah. Dia mencoba membela lo," jelas Leo.
"Apa? Dia jelas jelas menghina gue di depan semua orang! Gue gak mau patah hati kesekian kalinya!" gerutuku.
"Maaf ya buat lo udah jadi waspada gara-gara kita. Tapi sepertinya Aiden bukan orang seperti kita yang fake. Gue yakin dia tulus untuk lo. Selama gak ada lo juga dia seperti ada yang salah dengannya. Lebih banyak melamun dan kemungkinan dia memikirkan lo," kata Mason.
"Pas gak ada gue? Dia dekat dengan Keila. Dan paling dia mikirin Keila lagi."
"Tidak. Dia terpaksa sama Keila yang manja dengannya. Terlihat dari matanya. Cewek mungkin gak sadar. Tapi kami sebagai kaum lelaki mengetahuinya," bantahnya lagi.
"Jadi gue harus melakukan apa? Gue gak mau ambil resiko lagi. Gue gak mau jatuh cinta lagi," lirihku.
"Jaga omongan lo," tegur Ethan.
"Lo gak boleh ngomong kayak gitu. Alam bisa mendengar," ujar Dariel.
"Tapi gue emang serius. Jatuh cinta hanya buang-buang waktu dan tak ada gunanya bila berakhir tragis. Jatuh cinta hanya membuatku sakit hati dan membuang air mata saja."
"Tak ada namanya cinta tanpa disakiti," kata Leo lagi.
"Tapi kalau gue disakiti dan dia berakhir di tangan gue gak apa-apa. Bagaimana kalau seperti kalian? Gue gak yakin sejak gue liat Aiden gak peduli lagi sama gue. Bahkan dia sekarang berubah dan mempermalukan gue. Dia lupa dengan janjinya. Dia malah lebih dekat dengan Keila dan melupakan gue."
"Kenapa lo gak bicara dengan dia baik-baik? Dia kayaknya suka sama lo." Dariel angkat bicara sambil menatapku penuh dengan keyakinan dari sorot matanya.
"Banyak orang bilang seperti itu. Gue juga suka sama dia sedikit tapi gue berusaha untuk menghentikannya. Belum tentu dia menyuakai gue. Dia selalu dekat denga Keila. Kenapa gue selalu mencintai orang yang salah? Ketika gue berharap genggamannya dan dia malah berharap tangan yang lain."
"Sekarang lo santai aja. Biarkan Tuhan yang mengatur kisah cinta lo. Ingat saja kalau dia sudah menyiapkan jodoh yang terbaik buat lo. Seseorang yang mencintai lo tanpa batas, tanpa memandang fisik dan keadaan lo." Mason mencoba menghiburku.
Aku mengangguk. Mengingat hal itu, aku bisa lebih tenang. Siapa pun itu aku akan menerimanya dengan senang hati. Aku akan mencintainya dan juga dia yang mencintaiku dengan tulus. Selalu menyayangi dan menolong. Penuh dengan kebahagiaan dan canda tawa. Rintangan apa pun yang Tuhan berikan pasti kita bisa melaluinya bersama. Dengan jodohku nanti. Rintangan yang membuat menjadi lebih dewasa. Sekarang hanya tinggal menunggu waktu.
Siapa lelaki yang disiapkan Tuhan untukku?
THANK YOU FOR READING
JANGAN LUPA COMMENT AND VOTE
SELAMAT MEMBACA!
echakeisha_❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Happiness
Teen FictionKeira adalah perempuan tegar yang luar biasa. Dengan senyumnya ia menutupi semua penderitaannya. Terasa asing di tengah keluarganya bukan lah hal yang membuatnya menangis. Rumah yang tak lagi terasa nyaman tidak membuatnya berhenti untuk tersenyum...