50. My Real Happiness

6K 155 16
                                    

Aku bersyukur karena Tuhan telah memberikanku pria hebat ke dalam hidupku, dan dia sekarang adalah milikku.

1 minggu kemudian

Hari ini hari Minggu. Dan aku sedang bersiap-siap untuk diajak kencan! Tentunya sama Aiden! Sebenarnya aku sudah cukup sering berjalan bersama Aiden dulu. Sebelum pertengkaran terjadi. Saking lamanya, aku lupa rasanya berjalan bersisian dengannya. Memang situasi kali ini berbeda. Sekarang dia adalah my boyfriend.

Audrey : Oy! Mentang mentang udh punya pacar gue dilupain!

Audrey. Sejak aku memiliki Aiden, jadi jarang bermain ke apartemennya lagi.

Keira : Wkwkw. Maap. Bsk deh ya...❤

Audrey : Mau ngedate ya skrng?

Keira : 😋

Audrey : Ok selamat bersenang-senang. Gue tunggu bsk.😂

"Lo mau kemana?" tanya Keila.

"Mau pergi," jawabku sambil menatap Keila yang sedang bersender di tembok kamarku.

"Keira. Gue mau minta maaf sama lo. Gue memang belom bisa move on dari Aiden. Gue masih sayang sama dia. Tapi gue butuh waktu." Keila menghampiriku.

Memang sejak kejadian itu, Keila belum mengucapkan sepatah kata pun untukku. Wajahnya akhir-akhir ini murung. Aku merasa iba dengannya. Tapi aku belum berani mendekatinya. Dan sekarang ini pertama kalinya dia berkomunikasi denganku. Mengucapkan maaf yang terasa mustahil untuk seorang Keila.

Aku memalingkan wajah kepadanya.

"Ya... Gak apa-apa. Itu kejadian minggu lalu. Gue udah maafin lo. Lagipula gue ngerti perasaan lo. Dibutakan oleh emosi sehingga akal sehat lo hilang. Maaf gue merebut Aiden, tapi gue juga sayang padanya. Dia sudah membantu gue banyak."

"Maaf ya... Gue masih sayang sama Aiden. Kalau gue sayang, gue harus merelakan dia bahagia. Walaupun bukan sama gue. Dia gak sayang sama gue," isaknya.

Jujur. Aku tak pernah melihat dia selemah ini.

"Jangan nangis. Lo akan baik-baik saja. Lagian gue, mama, papa, Kak Devan, dan juga Aiden sudah memaafkan lo. Lo gak akan dilaporkan ke polisi walaupun omnya Aiden adalah polisi. Mereka semua peduli sama lo. Semua akan berlangsung normal." Aku memeluknya.

Dia membalas pelukanku dengan seribu penyesalan. "Jangan laporkan ke yang lain. Jangan menghancurkan nama baik gue. Gue janji deh buat lo menjadi lebih baik dan lebih banyak teman yang seneng sama lo. Gue janji lo gak akan diremehin orang."

"Semua akan seperti normal Keila. Tapi makasih sudah menawarkan bantuan."

Keila mengangguk dan keluar kamarku dengan mata sembab. Memang itu adalah kenyataan yang pahit untuknya. Tapi setidaknya dia tidak dilaporkan polisi. Itu sudah cukup untuknya.

Aiden : Keira tayankkk... Gue udh di ruang tamu. Gue tunggu ya😘😘😘

Keira : Anjir alay bat sih lo. Gue udh siap. Gue turun sekarang.

Aku berlari turun dan menghampiri Aiden yang sudah duduk di ruang tamu di hadapan mama yang terlihat sibuk berbincang dengan Aiden. "Hi!" sapaku lalu duduk di sebelah mama.

"Keira, dialah yang membuat mama dan papa sadar. Kamu harus berterima kasih padanya. Dia yang menyadarkan mama sama papa untuk memperhatikan kamu dengan kata kata bijaksananya. Kamu memang berlian yang sebenarnya. Maafkan mama. Tapi mama gak akan berubah kalau Aiden tidak datang ke rumah," cerita mama antusias.

The Real HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang