Bagian 3 : 87. Humanity

519 47 17
                                    

🍃    🐼    🍃

...

"Iya ntar aku langsung pulang"

...

"Titipan ? Oh itu... iya nanti aku beliin. Udah dulu ya sayang. Aku mau ngadep dosen dulu"

..

"Oke. Love you too"

Capek gue rasanya.
Lebih tepatya gue lagi ngerasa kesel ama dosen Kang. Kemarin tugas gue dia tolak, giliran udah gue bikin baru, masih aja tetep di tolak. Gila bener ni dosen minta gue apain lo hah?

"Permisi pak, jadi gimana ? Bapak masih nolak makalah saya ?" Ini udah makalah ke tiga yg gue bikin. Gue depak juga lo dari kampus. 😬

"Udah telfonannya ? Dari istri kamu kan ?"

"Udah telfonannya ? Dari istri kamu kan ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya pak istri saya"

"Makalah kamu bisa saya terima tapi dg syarat yg sudah saya ajukan sebelumnya. Jadi partner anak saya"

"Ha ?"

"Saya tidak akan mengulang lagi. Kalau kamu masih mau kuliah di mata pelajaran saya, setujui syarat itu. Jika tidak saya akan berlaku seperti ini pada kamu. Bagaimana ?"

"Bapak nggak bisa kayak gini dong. Ini namanya nggak profesional. Bapak seenaknya make kekuasaan dan jabatan buat memaksa saya. Terlebih ini masalah pribadi pak. Kenapa bapak mencampur adukkan masalah kuliah dg urusan pribadi anak bapak?.. maaf pak tapi saya tetep nggak..."

"Saya cuma mau anak saya bahagia di saat-saat terakhir impiannya. Saya minta tolong sama kamu Yillo 😔" ni dosen ngomong apaan. Kenapa jadi sedih gini.

"Maksud bapak?"

"Anak saya kena pengapuran tulang. Dia mau operasi kalau dia memenangkan kompetisi ini. Saya sudah memaksa dia dg berbagai cara, tapi.."

"Ya?"

"Dia masih keras kepala nggak mau operasi. Sampe dia ketemu kamu. Dia mau melakukan operasi asal kamu sama dia bisa memenangkan kompetisi itu. Jadi saya mohon kamu jangan menolak permintaan saya Yillo. Saya minta tolong sama kamu.. tolong bantu saya.. pengapuran tulang dia harus segera di tangani. Kalo tidak dia bisa kehilangan kakinya"

"Tapi pak, apa tidak lebih berbahaya kalo dipaksa untuk menari. Bukannya hit the stage itu ajang bakat dance?"

"Iya saya tau. Dokternya bilang asal tidak terlalu memforsir kakinya dia masih bisa bertahan"

Gue nggak akan pernah mau ikut kompetisi itu kalo untuk urusan pribadi. Tapi ini demi kesembuhan seseorang. Rasa kemanusiaan gue muncul. Gue jadi nggak tega ngebiarin orang lain kesakitan, apalagi dg keegoisan yg dia punya orang lain kena imbasnya. Dosen Kang sekaligus papanya Sohna pastilah orang yg akan kena imbasnya. Dia pasti sedih dan khawatir banget sama kondisi Sohna. Gue tau gimana khawatir dan sedihnya kehilangan sesuatu yg berharga.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang