TAKDIR CINTA PART 10

139 5 0
                                    

Arjun menatap drashti sendu.
Ia tak menyangka akan menikah dengan sahabatnya sendiri.
Namun kemudian ia ingat janjinya kepada mama dan papanya.

"Baik ma.. Arjun.. Arjun setuju.. ", ucap arjun sambil memejamkan mata.

"Bagaimana nak drashti??.. Apa kau bersedia menerima arjun sebagai suamimu??.. "

Drashti gemetar menahan gejolak di dadanya.
Ia tak menyangka arjun yang akan jadi suaminya.
Drashti menitikkan air matanya.
Ia ingat kalau sudah berjanji pada ayahnya.
Lalu kemudian menarik nafas panjang.

"Baik tante.. Drashti setuju.. ", ucap drashti berat.

Semua orang tersenyum bahagia.
Kecuali drashti, arjun, dan adaa.
Mereka sama sekali tidak senang dengan pertunangan ini.

"Baiklah, karena kalian sudah sama-sama setuju, maka.. Arjun.. Silakan kau pasangkan cincin ini ke jari drashti.. ", pinta preetika.

Arjun hanya menuruti permintaan mamanya.
Dengan langkah berat ia mengambil cincin itu dan memasangkannya ke jari manis drashti.
Setelah arjun memasangkannya, terdengar tepuk tangan yang riuh.

Giliran drashti yang memasangkan cicin ke jari arjun.
Dengan tangan gemetar ia berusaha menerima kenyataan.
Ia harus menerima arjun, bukan hanya sebagai sahabat, tapi juga sebagai rekan hidupnya.
Drashti pun telah memasangkan cincin itu ke jari arjun.
Tepuk tangan yang riuh kembali terdengar.

Setelah itu para orang tua merayakan pertunangan arjun dan drashti.
Mereka makan malam bersama dengan perasaan bahagia.
Sementara itu mereka memberi kesempatan untuk arjun dan drashti saling berbicara.

Arjun, drashti, adaa, dan laksh ke ruang tamu.
Adaa merasa drashti dan arjun mengkhianatinya dengan bertunangan tanpa sepengetahuan dirinya.

"Drashti, arjun.. Sudah cukup!!.. Aku mau pulang!!.. Aku tidak mengira kalian bisa seperti ini.. ", ucap adaa kecewa.
Ia tidak tahu baik drashti maupun arjun sama-sama tidak tahu bahwa mereka akan di jodohkan.

"Laksh, sebaiknya kau antarkan adaa.. Tidak baik malam malam begini dia pulang sendirian.. ", pinta sanaya saat tak sengaja ke ruang tamu dan mendengar pembicaraan mereka.
Sebenarnya, sanaya berniat agar laksh menjelaskan kondisi drashti dan arjun yang sebenarnya kepada adaa agar tidak ada salah paham di antara ketiga sahabat itu.

"Tapi kak??.. Kenapa harus aku yang mengantar gadis cerewet ini??.. ", protes laksh.

"Laksh?!!.. ", ucap sanaya melotot.
Ia memberi isyarat pada laksh untuk menjelaskan semuanya pada adaa, sambil mengantarnya pulang.

Laksh menarik nafas panjang.
Lalu demi adiknya drashti, ia akhirnya menuruti perintah sanaya.
Kebahagiaan drashti adalah segalanya untuk laksh.
Laksh kemudian keluar menyusul adaa dan mengantarnya pulang.

"Drashti.. Arjun.. Sebaiknya kalian saling bicara ya.. Aku akan mengurus yang lainnya.. ", ucap sanaya.

Drashti dan arjun hanya mengangguk.
Beberapa menit keheningan tercipta di antara mereka.
Akhirnya, arjun memberanikan diri untuk membuka percakapan.

"Maafkan aku drashti.. Seandainya aku tahu bahwa kau yang akan dijodohkan denganku aku pasti akan menolaknya.. Aku tidak ingin merusak persahabatan kita.. "

"Tidak apa arjun.. Semuanya sudah terjadi.. Aku melakukan ini demi ayahku.. Hanya saja, aku tidak mengerti bagaimana aku bisa terjebak dalam hubungan aneh ini.. "

Drashti menangis.
Arjun memeluknya dan berusaha menghiburnya.
Tidak ada yang tahu kalau mereka sama-sama terluka karena perjodohan ini.

***

Setelah perjodohan itu, kehidupan drashti dan arjun berubah.
Dari hubungan persahabatan menjadi rekan hidup.

Drashti pergi ke kafe untuk memperbaiki mood nya.
Semuanya begitu cepat dan drashti belum siap menerimanya.

Secara tidak sengaja, drashti melihat adaa di kafe yang sama.
Drashti berjalan menghampiri adaa.
Ia berniat menjelaskan semuanya kepada adaa.

"Adaa... ", tegur drashti.

Namun adaa hanya diam saja.

"Boleh aku duduk disini??.. ", tanya drashti.

Adaa tetap membisu.
Namun drashti memutuskan untuk duduk dan menjelaskan semuanya agar tidak ada salah paham antara dirinya dengan adaa.
Adaa satu-satunya sahabat yang sekarang ia miliki.
Mereka juga tidak bisa saling terpisah satu sama lain.

"Adaa.. Aku mohon.. Dengarkan penjelasanku.. Setelah ini kau bisa putuskan apa kau akan tetap marah padaku atau memaafkanku.. ", pinta drashti.
Air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.
Terlihat jelas tekanan yang dihadapi drashti.

BERSAMBUNG

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang