TAKDIR CINTA PART 4

176 9 0
                                    

"Pak karan!!.. Anda tenanglah.. Tadi saya yang minta drashti untuk mengajari saya matematika.. Benar kan drashti??.. ", tanya Vivian sambil mengedipkan matanya.

Drashti yang mengetahui isyarat itu langsung mengiyakan.

"Benar begitu drashti?!!.."

"Be.. Benar pak... ", sahut drashti masih ketakutan.

Tiba-tiba pak karan tersenyum, membuat drashti tercengang begitupun dengan mahasiswa-mahasiswa di kelas itu.
Adaa pun ikut melongo melihat senyum pak karan.
Sesuatu yang baru pertama kali mereka lihat.

"Terimakasih drashti!!.. Keponakan saya ini memang suka sekali dengan pelajaran matematika.. Dan terimakasih!!.. Terimakasih kau mau mengajari keponakan saya ini.. Kau tenanglah, saya tidak akan menghukum kamu.. ", ucap pak karan manis.

Drashti menatap Vivian, dan vivian hanya tersenyum dan kembali mengedipkan sebelah matanya.

"Drashti, silakan duduk.. "

"Ba.. Baik pak.. "

Tanpa disuruh dua kali drashti langsung ngibrit ke tempat duduknya.
Ia mengatur nafasnya karena jantungnya masih berdebar kencang.
Akhirnya drashti bisa selamat kali ini.

"Paman, aku kembali ke kelasku dulu.. ", pamit Vivian.

"Baiklah, hati-hati kau... ", sahut pak karan ramah.

Mata kuliah pak karan kembali dilanjutkan, dan mereka mengikuti materi pak karan dengan seksama karena pak karan kembali memasang tampang seramnya.
Tak lama kemudian, mata kuliah pak karan berakhir.
Semua mahasiswa bisa bernafas lega.

"Drashti??.. Bagaimana bisa kau mengenal keponakan pak karan??.. ", tanya adaa.

"Aku tadi tidak sengaja bertabrakan dengannya saat kembali dari perpus.. Aku begitu panik mendengar pengumuman pergantian mata kuliah sehingga aku berlari tanpa memperhatikan yang lainnya.. Dan aku.. Aku bertabrakan dengan Vivian.. ", jelas drashti.

"Makanya lain kali kalau mau ke perpus pilih hari dimana kau tidak ada mata kuliah.. Agar tidak terjadi lagi hal seperti ini.. Untunglah ada Vivian yang menolongmu, kalau tidak?!.. "

"Iyaa.. Iyaa.. Aku minta maaf.. Maafkan aku ya??.. ", pinta drashti.

Adaa hanya mengangguk tanda memaafkan.
Kedua sahabat itu kembali berpelukan.

"Setelah ini tidak ada mata kuliah bukan??.. "

"Iyaa.. Saatnya kita pulang!!.. Tentunya juga menagih janji arjun.. Hahahaha.. "

"Kalau tentang makanan, kau pasti ingat.. Dasar kau inii.. ", sahut drashti gemas kemudian mencubit pipi adaa.

***

Di parkiran...

"Kalian selalu datang terlambat!!.. ", ucap arjun merajuk.
Hampir setengah jam ia menunggu drashti dan adaa.

"Maaf.. Tadi drashti kena marah pak karan karena terlambat datang ke kelas.. Untuk ditolongin sama keponakannya pak karan.. "

"Kau pasti lupa waktu di perpus bukan??.. ", tanya arjun menebak.
Ia sudah hafal dan selalu terkena masalah karena drashti yang suka lupa waktu saat berada di perpus.

Drashti mengangguk.

"Drashti!!.. Kau selalu saja seperti itu.. Kapan kau bisa berubah ha??.. ", tanya arjun kesal.

"Kenapa kau selalu marah marah padaku?!.. Sudahlah.. Aku tidak mau bicara padamu.. "

Arjun menghela nafasnya.
Drashti selalu seperti itu kalau dimarahi.

"Adaa, siapa keponakannya pak karan itu??.. Apa dia kuliah disini juga??.. "

"Ya arjun!!.. Keponakannya itu sangat tampan.. Oh dewa.. Senyumnya sangat manis sekali.. Nah.. Itu dia!!.. Dia mendekat.. ", tunjuk adaa begitu melihat Vivian.

"Vivian?!!..", gumam arjun.

Vivian terkenal playboy di fakultas arjun.
Hampir semua mahasiswi terjerat oleh pesona vivian.
Namun begitu, arjun tetap menghargainya sebagai kakak tingkatnya.

"Kau mengenalnya arjun??.. "

"Ya!!.. Dia itu playboy di fakultas ekonomi.. Hampir semua mahasiswi dipacarinya.. ", bisik arjun.

"Hai drashti!!.. Kita berjumpa lagi ya.. ", sapa vivian begitu mendekati ketiga sahabat itu.

"Hai vivian!!.. Emm.. Terimakasih ya atas bantuanmu tadi.. "

"Sama-sama drashti.. Apa sih yang tidak untuk seorang wanita cantik sepertimu??.. "

"Vivian cukup!!!.. ", teriak arjun.

"Hei bro!!.. Santai saja.. Kenapa kau seperti itu??.. Kau tidak suka padaku bukan??.. "

"Sudah!!.. Kalian jangan bertengkar disini!!.. "

"Drashti, boleh aku minta nomor ponselmu??.. ", tanya vivian sambil menyodorkan ponselnya.

Drashti mengangguk.
Ia lalu mengetik dan menyimpan nomornya di ponsel vivian.

"Terimakasih drashti.. Mungkin kapan-kapan aku bisa mengajakmu berkencan.. Hahaha.. "

"Vivian!!!!!!!... ", teriak arjun.

BERSAMBUNG

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang