Selain saat harus di hadapkan dengan cowok idaman hatinya, melakukan interview untuk pekerjaan baru juga merupakan salah satu hal yang bisa membuat seorang Tatiana Monalisa yang terkadang dipanggil cewek cacingan karena tidak bisa diam, tiba-tiba berubah menjadi cewek paling diam yang jika dilihat teman-teman dekatnya pasti akan mengundang tawa. Well, tapi begitulah seorang Mona saat gugup. Masalahnya, ini menyangkut sebuah pekerjaan yang menjadi penentu masa depannya. Mana bisa Mona bercanda tentang ini? Mona gugup dan terus berdoa dalam hati semoga Tuhan mengabulkan keinginannya untuk bekerja di perusahaan properti tempatnya berada sekarang ini.
"Tatiana Monalisa?"
Mona memejamkan mata sekilas sebelum buru-buru bangkit berdiri dari sofa ruang tunggu, mengangkat tangan kanan sambil mengucap, "Saya."
Seorang wanita yang sepertinya berusia pertengahan tiga puluh dengan kemeja merah muda dan rok sedikit di atas lutut tersenyum tipis kepada Mona yang terlihat jelas sangat gugup. Dia menggerakkan tangan, mengisyaratkan agar Mona mengikutinya sambil berkata, "Ayo. Saya antar ke ruangan Bu Mira. Dia Manajer Personalia di perusahaan ini dan dia yang akan interview kamu langsung."
Mona mengangguk kecil dan bergegas mengikuti wanita tersebut melangkah menuju ke elevator. Sesekali Mona menatap sekelilingnya dengan mata berkaca-kaca. Interior di gedung ini sangat bagus, melebihi ekspektasi Mona. Sebelumnya, Mona juga bekerja di perusahaan properti, tapi perusahaan itu tidak mengindahkan gedung tempat mereka sendiri. Tapi perusahaan ini benar-benar terlihat profesionalitasnya dengan gedung yang memberi kesan mewah dan berkelas, serta kebersihan yang sangat dijaga.
Pintu elevator terbuka dan Mona mengikuti langkah wanita yang kini dia ketahui bernama Handayani dari nametag dengan tali berwarna merah tersangkut di leher jenjangnya. Sesampainya di dalam elevator dengan hanya mereka berdua sebagai penumpang, Handayani menekan tombol angka dua yang berarti menandakan lantai yang mereka tuju adalah lantai dua.
"Oh, iya. Saya belum memperkenalkan diri, ya? Saya Handayani, kebetulan saya supervisor personalia."
Akhirnya, wanita itu memperkenalkan diri seraya tersenyum manis dengan tangan terulur kepada Mona. Mona baru ingin balas menjabat tangan Handayani, tapi pintu elevator sudah terlanjur terbuka dan membuat keduanya buru-buru ke luar dari dalam elevator dengan kaca di sekelilingnya tersebut. Entah kenapa, Mona sangat senang melihat setiap sudut gedung ini yang sangat tertata rapi.
"Kebetulan karena kamu melamar untuk posisi staf marketing, kamu hanya akan diinterview oleh Manajer Personalia dan Manajer Marketing sendiri. Biasanya, Direktur Pengembangan juga turun tangan buat interview, tapi berhubung dia masih ada dinas di luar, jadi kamu beruntung gak diinterview sama Bapak Direktur yang satu itu. Beberapa pelamar gagal jadi pegawai perusahaan ini gara-gara gagal lolos saat diinterview Bapak Direktur." Handayani sedikit berbisik saat mengucapkan hal tersebut dan membuat Mona merinding sendiri membayangkan bagaimana tampang sang Direktur Pengembangan.
Handayani membukakan pintu sebuah ruangan yang bertuliskan Personalia. Mona mengekori langkah Handayani yang menyapa satu per satu pegawai yang dia lewati tempat bekerjanya hingga langkah Handayani berhenti tepat di depan sebuah ruangan lagi dengan papan putih bertuliskan Manajer Personalia yang tertera pada permukaan pintu tersebut. Handayani tersenyum tipis.
"Jangan gugup kalau sama Bu Mira. Beliau enak, kok. Gak galak. Asal kamu jangan kelihatan gugupnya."
Mona mengangguk. "Siap. Makasih banyak, Bu Handayani."
Handayani tersenyum lagi, menepuk pundak Mona sambil berkata, "Semangat, ya! Kamu pasti bisa! Saya permisi."
Setelah itu, Handayani meninggalkan Mona di depan pintu ruang Manajer Personalia tersebut. Mona memejamkan mata, menahan napas sekilas sebelum memberanikan diri mengetuk pintu, lalu mendorong knop bersamaan dengan pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama
RomantikKarena suatu hal, Tatiana Monalisa mengundurkan diri dari perusahaannya bekerja dan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang tak pernah dia ketahui akan benar-benar berpengaruh dalam hidupnya.