Dunia Mona seakan runtuh saat mengetahui fakta jika kecelakaan yang melibatkan Sam juga melibatkan seseorang yang sangat dirindukannya, Axel Keanu Delmar. Mona baru tiba di kantor, lebih tepatnya di departemen marketing tempatnya bekerja sekarang saat Aldi menghampiri Mona sambil menanyakan apakah Mona sudah menengok kondisi Axel yang beberapa hari belakangan dikabarkan masuk rumah sakit.
Di sinilah Mona berada sekarang. Benar-benar di ruangan tempat Axel berbaring, dengan tubuh yang bergetar dan mata yang sepenuhnya berair. Saat Mona tiba di rumah sakit, hanya ada Melvin yang berjaga di sana dan Melvin menyambut Mona dengan pelukan hangat sebelum mengizinkan Mona untuk menemui Axel di dalam. Melvin bilang, Axel sempat sadar dan berbicara dengan Sam sampai akhirnya, dia tidak sadarkan diri sampai sekarang.
Mona tak tahu harus berkata apa saat melihat Axel terbujur di ranjang dengan wajah sangat pucat. Mona ingin menyentuh Axel, tapi dia tak bisa membayangkan sendiri bagaimana rasanya. Mona menangis terisak di hadapan Axel dengan alat bantu bernapas di hidung dan infus yang tertancap di tangan kanannya. Mona serius tak bisa berkata apapun selain menangis, menyalahkan diri sendiri karena membiarkan Axel mengendarai mobil di hari itu hanya untuk mengantarkannya ke bandar udara.
Entah sejak kapan Mona berada di ruangan Axel sampai terdengar decit pintu. Seorang dokter dan beberapa perawat datang sambil berkata, "Selamat siang, Mbak. Maaf, bisa ditinggal sebentar Pak Axel-nya supaya kami bisa periksa karena ini sudah jam pemeriksaan?"
Mona tak menoleh, dia menyeka cepat air matanya dan bangkit berdiri. Tanpa menatap ke para petugas medis, Mona melangkah meninggalkan ruangan, berusaha berhenti menangis, tapi begitu berpapasan dengan Melvin, tangis Mona malah tambah pecah. Melvin memeluk Mona, mencoba menenangkan seseorang yang dia tahu sangat penting untuk adiknya tersebut.
"Harusnya aku gak mengiyakan sewaktu Axel antar aku ke bandara dengan nyetir sendiri." Mona benar-benar terisak dan Melvin mengelus punggungnya.
"Enggak, Mona. Bukan salah kamu. Semuanya emang ditakdirkan terjadi. Percaya, deh. Ini kecelakaan ringan. Axel pernah mengalami yang lebih parah dan dia bertahan. Kalau kecelakaan kayak begini, dia pasti bisa lalui. Tinggal tunggu waktu aja." Bohong jika Melvin tidak berkaca-kaca saat mengatakan hal tersebut.
Melvin masih tak mengerti apa yang terjadi sehingga di antara dia, Eros dan Axel, Axel yang jarang membuat masalah apalagi musuhlah yang paling sering mendapat perlakun buruk dari orang yang sebagian besar adalah pesaing.
Dulu, rencana awal mereka yang membunuh Bunda adalah bukan menculik Bunda dan Axel, tapi hanya Axel karena memang sejak kecil, Axel digadang-gadang sebagai putera emas Yaqub. Tapi pembunuh yang adalah pesaing Yaqub itu malah menculik Bunda dan Axel sebelum akhirnya, membunuh Bunda yang memberontak saat si penculik menendang Axel keras, membuat Axel menangis dan merintih kesakitan.
Melvin tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Axel. Axel masih berusia kurang dari sepuluh tahun saat melihat para penculik itu menyiksa Bunda hingga berlumuran darah, lalu menggeletakkan tubuh tak bernyawa Bunda di hadapan Axel yang benar-benar menyaksikan jelas pembunuhan tersebut. Selang sehari, polisi berhasil menangkap si pelaku dan menemukan Axel kecil yang menangis keras memeluk Bunda, dengan tubuh bergetar dan banyak darah Bunda.
Sejak saat itu, cahaya seakan meredup di mata Axel yang dulu Bunda bilang jauh lebih cerah dari mentari. Bukan cuma Axel, Yaqub juga merasakan kehilangan yang teramat. Dia mengurung diri di kamar dan hanya pergi minum-minum atau merokok untuk menghilangkan beban pikirannya. Biar bagaimanapun, dia merasa bersalah dan pernah Yaqub nyaris bunuh diri jika saja Yadi tak menahannya.
Salah satu kondisi terburuk adalah saat Yaqub mabuk dan dia memukuli Axel, menyalahkan Axel sebagai penyebab kematian Bunda. Eros, Melvin dan pelayan di rumah menahan Yaqub dengan cepat, jika tidak, sudah dipastikan Axel pasti berada di surga saat itu, bersama Bunda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama
RomanceKarena suatu hal, Tatiana Monalisa mengundurkan diri dari perusahaannya bekerja dan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang tak pernah dia ketahui akan benar-benar berpengaruh dalam hidupnya.