Happiest of New Years

11.8K 994 201
                                        

Axel Keanu Delmar menatap tajam dua pemuda yang berdiri di hadapannya dengan kepala tertunduk. Selama empat tahun karir Axel sebagai Direktur Utama PT. Delmar Propertindo, belum pernah dia merasa semarah ini sebelumnya. Apalagi akibat kemarahan Axel adalah sesuatu yang jelas-jelas bukan kesalahannya, tapi menyeret-nyeret namanya dan berakibat cukup fatal.

"Gue gak mau tahu, segera koordinasi dengan PT. Multindo dan selesaikan masalah ini. Gue gak terlibat sama sekali atas kesepakatan yang kalian berdua buat tanpa pikir panjang dan sekarang, kalian menyerahkan semua tanggungjawab ke gue? Kalian sendiri yang setuju akan kesepakatan mereka tanpa melibatkan gue!"

Di luar kantor, memang Axel adalah adik bungsu seorang Eros Bennedict Delmar dan Melvin Lionel Delmar, tapi di kantor, Axel tetap atasan kedua kakaknya itu. Axel tetap seorang Direktur Utama yang seharusnya bertanggungjawab penuh atas semua kegiatan perusahaan.

Seminggu belakangan Axel harus menjalani tugas dinas ke luar negeri, meninggalkan kantor dan juga istrinya di rumah, mempercayakan semua urusan kantor kepada kedua kakaknya, namun yang dia dapat sekembalinya dari tugas dinas ke luar negeri yang melelahkan itu adalah sebuah kabar buruk.

Kabar buruk tentang kesalahan nominal penagihan bagi hasil atas biaya pembangunan yang awalnya ditetapkan sebesar dua ratus milyar rupiah, ketetapan yang sudah Axel perjuangkan sejak lama untuk dapat terealisasi, nyatanya berhasil dinegoisasi oleh pihak klien bersama kedua kakaknya dengan nominal yang sangat jatuh. Bayangkan, dari dua ratus milyar ke dua puluh tujuh milyar jelas nominal yang teramat mencolok jatuhnya. Ditambah, kedua kakaknya sudah menandatangani semua kesepakatan di atas materai yang tentu saja tidak dapat diganggu gugat yang menyebabkan pencapaian laba perusahaan bisa menurun drastis dari tahun sebelumnya.

"Kalian tahu sendiri, ini udah bulan Desember dan sebentar lagi kita tutup buku. Kalian tahu Papa gak akan suka kalau kita buat laporan dengan laba yang menurun drastis dari tahun lalu. Gue gak mau tahu, dalam waktu kurang dari seminggu. Kita harus selesain masalah ini. Batalkan semua kesepakatan dan negosiasikan dengan baik. Paling minimal seratus tujuh puluh lima milyar, jangan sampai anjlok banget ke angka dua puluh tujuh. Sumpah, otak kalian dipakai gak, sih, buat mikirin semua ini?!"

Eros dan Melvin tak dapat berbuat banyak. Memang salah mereka yang tidak meneliti lebih dalam kesepakatan sebelumnya yang Axel buat dan memilih untuk percaya saja pada klien yang menawarkan jumlah yang menurut mereka cukup besar meskipun, kesepakatan awal jauh lebih besar.

"Atur schedule rapat bahas masalah ini. Undang PT. Multindo. Gue mau bicara langsung dengan Direktur Utamanya." Axel kembali duduk di kursinya sambil mencoba untuk menjaga amarahnya supaya tak lagi meledak. Axel memijat keningnya, "Gue mau ketemu maksimal besok siang. Lebih cepat lebih baik. Gila, ya? Lo pikir, gue gak butuh liburan apa? Gue pengen semua kerjaan kelar sebelum pergantian tahun."

"Lo pikir gue juga gak mau liburan?"

Eros menyeletuk dan sukses membuat Melvin meliriknya dengan sinis sementara, Axel sudah kembali menatapnya tajam dan baru ingin mengeluarkan emosinya lagi, namun Melvin sudah menarik lengan Eros sambil berkata. "Xel, gue sama Eros ke luar duluan. Gue pastiin kalau bisa sore ini lo ketemu sama Direktur Utama PT. Multindo buat bahas semuanya."

Tanpa menunggu persetujuan Axel, Melvin menarik lengan Eros, menyeret tubuh Eros yang lebih besar darinya meninggalkan ruangan kerja Axel dengan cepat, menutup pintu rapat-rapat sebelum melepaskan tangannya yang menarik lengan Eros tadi.

"Lo, sih! Gue bilang juga apa! Pelajari dulu, baru buat keputusan!"

Eros melotot. "Lah, kata anak buah gue udah dia pelajari dan bagus potensi pendapatannya. Gue tinggal taken, lah!"

DioramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang