Setelah satu jam menenangkan diri bersama dengan Rinto, Mona memutuskan untuk bertahan di mobil dan tak lagi bergabung dalam venue. Penampilan Mona sudah sangat kacau karena menangis bertemu dengan Samosir, mantan atasan Mona yang menawarkan Mona untuk naik jabatan, tapi dengan menyerahkan diri kepadanya. Menyerahkan dalam artian pasrah saat pria itu menggerayangi tubuh Mona, menjamah tubuh Mona sebebas dia mau.
Tatapan Mona beralih pada sisi kiri mobil yang menghadap langsung ke sebuah air mancur dengan pencahayaan yang cukup indah. Air mancur itu terlihat seakan menari dan Mona senang melihatnya hingga dia tak menyadari Rinto sudah beranjak ke luar dari mobil, meninggalkannya sendiri saat Mona bertanya, "Pak, saya numpang sebentar lagi, ya. Saya mau balik naik Go-Jek aja."
Beberapa waktu menunggu, Mona menoleh dan mengernyitkan dahi. "Lah, si Pak Rinto ke mana? Kenapa gue ditinggalin sendirian?"
Pertanyaan Mona seakan terjawab saat pintu mobil sisi kanan tempatnya duduk terbuka dan Mona menahan napas melihat siapa yang memasuki mobil, duduk di sampingnya seraya menghela napas sebelum menatap ke arah Mona dan tersenyum tipis.
"Kamu gak apa-apa?"
Demi apapun, Mona tak mengerti bagaimana pemuda setampan dan sesempurna Axel Keanu Delmar bisa duduk di sampingnya dan yang patut diingat, pemuda itu menyatakan dengan jelas jika dia membalas perasaan Mona padanya.
"Gak apa-apa." Mona menjawab cepat dan mengalihkan pandangannya.
Kenapa rasanya pipi Mona memanas melihat Axel yang memang sangat tampan malam ini. Dia mengenakan jas hitam, senada dengan jas yang dikenakan Melvin meskipun, Mona belum sempat menyapa Melvin dan Cas karena acara keburu dimulai.
Axel menarik napas dan menghelanya perlahan, lalu melepas jas hitam yang dia kenakan. "You don't, Lisa and I'll make sure he'll get a lesson."
Mona menundukkan kepala dan tersenyum simpul. Hatinya bergetar mendengar ucapan Axel yang terdengar sangat protektif dan manis kepadanya. "Kenapa ke luar? Emang udah selesai pestanya?"
"Aku gak suka pesta. Aku gak suka bertemu dengan banyak orang." Axel menjawab tenang dan meletakkan asal jasnya di bagian belakang mobil sebelum menatap Mona masih dengan senyuman manis itu.
"Tapi ini pesta Eros. Masa kamu ke luar?"
Axel menggeleng dan mendekat ke arah Mona. Sesaat kemudian, dia menyandarkan kepalanya di pundak Mona dan sukses membuat Mona membeku. Ini bukan kali pertama, tapi selalu memberi efek yang sama seperti pertama kali.
"Ini acara pertunangan Eros dan Wanda, tapi di dalam semua tamu membicarakan bisnis seakan lupa acara utama pesta ini." Axel memejamkan mata, "Papa selalu narik aku dan kenalin ke rekan-rekannya di saat harusnya Eros dan Wanda yang jauh lebih dikenal. That's why, I hate to be in this party."
Tangan Mona bergerak, mengelus kepala Axel. "Kan, istilahnya, sekali dua dayung, dua tiga pulau terlampaui." Mona terkekeh.
Axel menggeleng. "Aku mau menjauh aja. Aku mau balik ke apartemen. Besok kerja."
Satu alis Mona terangkat. "Udah mulai masuk lagi besok?"
Axel mengangkat kepala dan mengerucutkan bibir. "Kenapa? Kamu kecewa aku mulai masuk kerja lagi? Soalnya, selama aku gak masuk kerja, kamu lebih santai dan gak ribet kayak pas aku masuk?"
"Emang, sih, tapi enggak juga, deng. Kalau kamu gak masuk, aku bingung mau ngapain. Aku, kan, gak bisa diam orangnya." Mona nyengir dan Axel lagi-lagi tersenyum.
Axel kembali menyandarkan kepalanya di pundak Mona, matanya setengah terpejam.
"Stay the night at my apartment again...please?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama
RomanceKarena suatu hal, Tatiana Monalisa mengundurkan diri dari perusahaannya bekerja dan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang tak pernah dia ketahui akan benar-benar berpengaruh dalam hidupnya.